Virus Corona
Heboh Wabah Virus Corona, Demi Dapatkan Pelanggan PSK di Selandia Baru Tak Mau Mengaku Dari China
Wabah virus corona juga berimbas pada berbagai bidang, diantaranya dunia prostitusi yang terkena dampaknya.
Editor:
Heri Prihartono
Kompas.com
Ilustrasi - Aksi nekat seorang suami mengunci istrinya di kamar mandi di apartemen, gara-gara takut tertular virus corona.
"Saya memberi tahu klien bahwa mereka tidak dapat melakukan pemesanan jika mereka batuk, sakit tenggorokan, atau gejala pilek dan flu."
"Semua klien saya minta membersihkan diri setelah memegang uang," tutur Lisa.
"Saya minta mereka mandi di depan saya di mana saya meletakkan sabun yang telah saya beli untuk memastikan kebersihannya terjaga, dan saya tidak mencium klien."
Lebih lanjut, Lisa juga merasa kasihan pada para PSK China, karena banyak dari mereka lahir di Selandia Baru dan bahkan mungkin tidak pernah ke China.
"Saya merasa mereka telah didiskriminasi."
"Saya merasa sangat kasihan pada mereka, tapi mungkin juga ini sebabnya mereka berlindung di negara lain."
(Kompas.com/Aditya Jaya Iswara)
Tawarkan Rp 65 Juta
Dunia Sibuk Berantas Virus Corona, Perusahaan Ini Malah Tawarkan Rp 65 Juta untuk Orang yang Mau Terinfeksi
Seluruh dunia saat ini tengah beramai-ramai memerangi wabah virus corona.
Namun, tidak dengan perusahaan yang satu ini.
Sebab mereka justru membayar seseorang agar mau diinfeksi virus corona.
Saat dunia sedang memberantas wabah, perusahaan ini justru membayar orang senilai Rp 65 juta untuk diinfeksi virus corona.
Sebab mereka justru membayar seseorang agar mau diinfeksi virus corona.
Saat dunia sedang memberantas wabah, perusahaan ini justru membayar orang senilai Rp 65 juta untuk diinfeksi virus corona.
Perusahaan bernama Hvivo tersebut akan menerapkannya di laboratorium miliknya di Queen Mary BioEnterprises Innovation Center, Whitechapel, London.
Dilansir Daily Star, para ahli di Queen Mary BioEnterprises Innovation Center akan menginfeksi 24 orang sehat dengan dua strain virus, yakni OC43 dan 229E.
Kedua virus ini adalah jenis virus corona yang umum.
Meskipun percobaan akan menyebabkan gejala pernapasan ringan pada peserta, tetapi efek yang terjadi dilaporkan tidak akan separah COVID-19.
Percobaan yang melibatkan 24 peserta ini bukan cuma-cuma dan tanpa alasan.
Orang-orang yang rela untuk diinfeksi akan dibayar senilai 3.500 Poundsterling atau sekitar Rp 65 juta.
Para ilmuwan meyakini, percobaan ini dapat membantu menurunkan penyebaran virus corona dan menemukan vaksin yang efektif.
Selama studi, peserta akan diisolasi selama dua minggu.
Mereka akan diberi makanan terbatas.
Selain itu, mereka juga tidak akan dapat berolahraga atau melakukan kontak fisik dengan orang lain.
Para peserta akan menjalani serangkaian pemeriksaan selama waktu itu.
Pemeriksaan meliputi uji usap nasofaring dan tes darah.
Semua jaringan kotor yang terinfeksi virus juga akan dikumpulkan.
Nantinya, obat-obatan dan vaksin yang paling efektif akan digunakan pada pasien virus Corona sesungguhnya.
Para perawat dan dokter yang terlibat harus menggunakan pakaian pelindung dan ventilator saat bekerja di laboratorium.
Namun, sebelum percobaan dimulai, Hvivo perlu mendapatkan lampu hijau dari Badan Pengawas Obat dan Produk Kesehatan Inggris.
Sebab, 35 kandidat vaksin telah terdaftar oleh WHO, tanpa nama Hvivo tercantum.
Ditambah, percobaan ini adalah bagian dari perlombaan sedunia senilai 2 miliar US dolar (sekitar Rp 28,67 triliun) untuk menemukan vaksin virus yang mematikan, terutama untuk orang tua dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan yang buruk.
Sebelumnya, perlombaan serupa pernah dimenangkan oleh Sanofi, perusahaan farmasi asal Perancis yang membuat vakin flu tahun 2019.
Sanofi mendapat imbalan senilai 1,6 miliar Poundsterling (sekitar Rp 29 triliun).
Oleh karena itu, Cathal Friel, Direktur Eksekutif perusahaan induk Hvivo, Open Orphan, mengatakan bahwa perusahaannya akan berada di garis depan untuk berjuang melawan wabah.
Selain Hvivo, para ilmuwan di Seattlre juga meminta sukarelawan sehat untuk berpartisipasi dalam percobaan selama 14 bulan.
Studi yang diluncurkan oleh Moderna Therapeutics tersebut akan dimulai pada akhir April 2020.
The Wall Street Journal melaporkan, para peserta tidak perlu dikarantina.
Peserta akan menerima bayaran sekitar 1.100 US dolar atau sekitar Rp 15 juta atas partisipasinya.
(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Gara-gara Virus Corona, PSK dari China Tak Mau Mengaku dari China, https://jabar.tribunnews.com/2020/03/10/gara-gara-virus-corona-psk-dari-china-tak-mau-mengaku-dari-china?page=all.
Berita Terkait