Menteri Kesehatan Sebut Covid-19 Tak Lebih Berbahaya dari Flu, Pasien Sembuh Ungkap Hal Sebaliknya

Sejumlah saksi pun juga menerangkan, penyakit Covid-19 atau Coronavirus Disease 19, hampir mirip dengan flu berat.

Editor: Leonardus Yoga Wijanarko
kompas.com/bbc
Pasien yang Sembuh dari Virus Corona Ini Ungkap Kisahnya Alami Infeksi hingga Akhirnya Sembuh Total, Bernapas Menjadi Hal yang Sulit Dilakukan 

Menteri Kesehatan Sebut Covid-19 Tak Lebih Berbahaya dari Flu Biasa, Kesaksian Pasien Sembuh Ungkap Hal Sebaliknya

TRIBUNJAMBI.COM - Menteri Kesehatan RI, Terawan Agus Putranto, sempat mengaku heran melihat hebohnya respons publik setelah Virus Corona akhirnya masuk Indonesia.

Mengutip dari Kompas.com, Terawan mengatakan, publik seharusnya tidak perlu khawatir, karena penyakit flu yang biasa menjangkiti warga Indonesia justru mempunyai angka kematian lebih tinggi daripada virus Corona.

"Padahal kita punya flu yang biasa terjadi pada kita, batuk pilek itu angka kematiannya lebih tinggi dari yang ini corona tapi kenapa ini bisa hebohnya luar biasa," ujar Terawan di Kantor Kemenkes, Senin (2/3/2020).

Sejumlah saksi pun juga menerangkan, penyakit Covid-19 atau Coronavirus Disease 19, hampir mirip dengan flu berat.

Detik-detik Momen Anang Hermansyah Dianggap Terlalu Dingin Saat BCL Nangis di Indonesian Idol 2020

Pernikahan Pengasuh Rafathar Bakal Dibiayai Raffi Ahmad? Suami Nagita Slavina Beri Syarat Ini

Bedanya, disertai dengan serangan sesak nafas sebagai klimaksnya.

Nah, bila memang Virus Corona tak lebih berbahaya dari flu biasa, bolehkah seseorang yang positif terkena Virus Corona, merawat dirinya sendiri di rumah ? 

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) dr Reviono, mengatakan, pada dasarnya, seseorang yang dinyatakan positif corona harus diisolasi di Rumah Sakit.

Ini agar virus itu tidak menular ke orang lain.

(Halaman 2 : Boleh di rumah asal....)

"Harus diisolasi sampai virusnya negatif," kata Dekan Fakultas kedokteran UNS Dr Reviono, Jumat (6/3/2020).

Tapi, Reviono memberi catatan, apabila gejala klinisnya ringan, maka pasien bisa melakukan isolasi sendiri di rumah.

"Pakai masker bedah saja, di kamar sendirian, batasi pertemuan dengan orang lain," ujar Reviono.

Menurut dr Reviono, bila memang pasien sudah sehat dalam 14 hari, maka bisa dinyatakan sembuh.

Reviono mengatakan, bila tidak ada batuk, demam dan sesak napas, dan merasa nyaman, itu menjadi indikasi virus sudah hilang.

"Kalau masih ada virus, gejalanya akan memberat," kata Reviono.

Kisah Mantan ART Nike Ardilla Jadi Pemulung, Sambung Hidup Setelah Sang Penyanyi Meninggal Dunia

POLITIK Kelabu Malaysia & Kisah Operasi Senyap Jusuf Kalla, Kampanye Hitam Kedua Pihak Tak Terelakan

Tujuan ke Rumah Sakit

Sementara, Kepala Sub Bagian Hukum dan Humas RSUD Dr Moewardi Eko Haryati, mengatakan, pasien yang positif Corona, harus dirawat di ruang isolasi rumah sakit resmi rujukan pemerintah.

Menurut Eko, pasien positif Corona tidak bisa dirawat di rumah, karena kondisi ruangan sangat berbeda dengan ruang isolasi khusus di rumah sakit.

Selain itu, alasan utama mengapa pasien Corona harus dibawa ke rumah sakit, adalah agar sebisa mungkin tidak menulari orang lain.

Kamar isolasi di rumah sakit, dibuat bertekanan negatif, sehingga udara di dalam tidak bisa ke luar ruangan.

"Ruang isolasi di rumah sakit ini bertekanan negatif. Selain itu di rumah sakit tersedia APD (alat pelindung diri) lengkap. Jadi bisa mencegah virus menular ke orang lain," kata Eko.

Eko menganjurkan masyarakat yang memiliki keluhan batuk, demam dan memiliki riwayat berpergian dari daerah endemik Corona, bisa memeriksakan diri ke Dokter terdekat misal puskesmas atau langsung ke RSUD rujukan pemerintah di daerah masing-masing.

Misal untuk warga Solo, bila dalam pemeriksaan nanti dicurigai Corona, Dokter Fasilitas Kesehatan (Faskes) akan merujuk ke RSUD dr Moewardi.

Pembiayaan akan sepenuhnya ditanggung Pemerintah.

Bila positif, pasien akan langsung diisolasi di kamar khusus sampai dirasa pasien benar baik kondisinya.

Masyarakat diminta tidak panik dan bisa periksakan diri bila merasakan gejala seperti terkena Corona.

POLITIK Kelabu Malaysia & Kisah Operasi Senyap Jusuf Kalla, Kampanye Hitam Kedua Pihak Tak Terelakan

Sesak Nafas Jadi Ujian Terberat

Lalu, bagaimana sebenarnya yang akan terjadi, bila manusia terpapar Virus Corona?

Julie, adalah salah satu pasien positif Corona di Singapura. 

Kepada BBC, ia menceritakan secara detail apa yang terjadi padanya, dari awal hingga benar-benar sembuh.

Kisah Julie bermula pada 3 Februari 2020.

"Saat itu saya pertama kali kena demam. Suhu tubuh saya ada di kisaran 38,2 sampai 38,5," ujar Julie, yang kesaksiannya ditayangkan BBC pada 3 Maret 2020.

Julie pun merasa tak aneh dengan demam itu..

Ia kemudian menenggak obat flu, Panadol.

"Kondisi tubuhku berangsur baik. Aku hanya merasa agak letih, lalu aku istirahat, tidur seharian," kata Julie.

Bangun tidur, Julie merasa demam itu sudah sepenuhnya hilang.

"Aku benar-benar normal. Bahkan aku tak mengalami pilek atau batuk," ujarnya.

Tapi, pada 7 Februari 2020, sekitar pukul 3 dinihari, Virus Corona kembali datang 'mengetuk' Julie.

Julie terjaga dari tidurnya karena ia merasakan sangat sakit di kepala.

PSK Online Tewas Mengerikan Setelah Layani Tamu, Rekan Dengar Teriakan Korban dari dalam Kamar Hotel

"Saat itu, kamar tidur saya rasanya berputar," kata Julie, menceritakan bagaimana sakit kepalanya.

Julie menuju rumah sakit keesokan harinya.

Ia pun dinyatakan positif terkena Covid-19, alias penyakit flu yang disebabkan Virus Corona.

Julie pun ditempatkan dalam ruang isolasi.

Julie mengatakan, mengalami Covid-19 awalnya seperti flu biasa.

Tapi, kemudian puncak serangan datang.

Menurut dia, saat itu sangat sulit untuk bernafas.

"Saat dalam masa kritis, satu hal yang saya rasa sulit lakukan adalah bernafas,"

"Rasanya paru-paruku ini sedang diajak berpacu," kata Julie.

Julie menggambarkan, ketika itu begitu susah untuk bernafas.

"Sangat beda rasanya ketika dalam kondisi normal. Anda mungkin tak akan sadar kalau sedang bernafas," ujar Julie.

Karena sulit bernafas ini, Julie merasa kepayahan untuk melakukan sesuatu.

Ia menggambarkan, ketika di ruang isolasi, berjalan dari ranjang ke kamar mandi yang hanya 5 meter misalnya, akan benar-benar melelahkan.

"Aku ingat hal yang tak bisa kulakukan adalah berjalan, karena rasanya sangat susah bernafas,"

Kepala Sekolah SMAN 10 Betara Dianiaya Wali Murid di Sekolah, Diduga Ini yang Menjadi Masalahnya

"Karena nafas tersengal-sengal, aku tak kuat lama berdiri. Itu hal yang tak pernah terjadi padaku sebelumnya, ketika aku sakit terkena flu biasa," cerita Julie.

Julie total menjalani karantina selama 9 hari, setelah dinyatakan positif terpapar Virus Corona.

Dokter kemudian menyatakan ia total sembuh dari Covid-19.

Menurut Julie, orang-orang terlalu memandang penyakit ini sebagai hal yang sangat mengerikan.

"Aku merasa, Corona itu sebenarnya hanya flu biasa yang sedang dalam sorotan dunia, sehingga membuat orang-orang khawatir," kata Julie.

"Banyak orang khawatir, karena mereka tak tahu bagaimana virus ini sebenarnya,"

"Maka, ketika anda takut, normal bagi anda untuk mulai berprasangka, padahal hal itu belum tentu benar," kata Julie. (*)

Rampungkan Kepengurusan, Struktur Pengurus DPD I Jambi Sudah Sampai DPP Golkar

Sumber: Tribun Solo
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved