Human Interest Story

Piring Lidi dari Rimbo Bujang ke Jakarta, Karsini Sulap Lidi Pelepah Sawit Menjadi Bernilai Jual

Piring Lidi dari Rimbo Bujang ke Jakarta, Karsini Sulap Lidi Pelepah Sawit Menjadi Bernilai Jual

Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Deni Satria Budi
Tribunjambi.com/Mareza
Piring Lidi dari Rimbo Bujang ke Jakarta, Karsini Sulap Lidi Pelepah Sawit Menjadi Bernilai Jual 

Piring Lidi dari Rimbo Bujang ke Jakarta, Karsini Sulap Lidi Pelepah Sawit Menjadi Bernilai Jual

TRIBUNJAMBI.COM, MUARA TEBO - Banyaknya limbah sawit berupa pelepah yang berserakan di sekitar lingkungannya, membuat hati Karsini tergerak.

Warga Unit 5, Desa Tegal Arum, Kecamatan Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo ini mulai memungut limbah pelepah kelapa sawit yang ada di sekitar rumahnya. 

Dari limbah pelepah itu, dia membuat beraneka kerajinan.

Karsini mengaku hal itu mulai dipelajarinya dari Mbah Giran, tetangganya. Dari sanalah dia mulai tertarik untuk mengolah lebih lanjut limbah pelepah sawit itu.

ANGKA Kejahatan Rendah, Bangunan Penjara di Belanda Disulap Menjadi Hotel dan Apartemen Mewah

Batik Bungo Dipamerkan hingga Mancanegara, Bupati Mashuri: Itu Punya Nilai Jual

Menyulap Limbah Plastik&Merajut; Tali Kur Jadi Rupiah, Home Industri TP PKK Desa Kunangan Muarojambi

"Kalau tidak salah itu tiga tahun lalu. Saya tengok Mbah Giran mengolah lidi-lidi dari pelepah sawit, tapi pengolahannya terbatas," kata Karsini mulai menuturkan, saat dijumpai Tribunjambi.com. di sela-sela aktivitasnya.

Karsini lalu mulai belajar menganyam lidi-lidi untuk dibuatnya menjadi piring. Dia juga memberdayakan para lansia yang ada di sekitar rumahnya.

"Jadi, kami mencari lansia-lansia produktif. Kami ajak bikin piring ini sama-sama. Ada yang bantu bikin, ada juga yang bantu pernis," ujarnya.

04032020_Piring lidi yang dibuat Karsini
04032020_Piring lidi yang dibuat Karsini (Tribunjambi.com/Mareza)

Pernis dilakukan agar piring lidi lebih awet. Dia juga memberi upah Rp 500 per piring. Menurut Karsini, lidi-lidi itu dibelinya dari warga setempat seharga Rp 7 ribu per kilogram.

Per satu kilogram, dia bisa membuat sekitar lima piring anyaman. Dalam sebulan, dia bisa menghabiskan sekitar 30 kilogram lidi dari pelepah kelapa sawit.

"Satu piring 120 batang lidi. Itu (lidinya) harus dipilih-pilih, biar sama panjang. Nanti di tengah, ada bambunya, dibikin melingkar," terangnya.

04032020_Karsini sedang mengolah lidi menjadi piring
04032020_Karsini sedang mengolah lidi menjadi piring (Tribunjambi.com/Mareza)

Satu piring anyaman itu bisa diselesaikan dalam waktu sekitar 15 menit.

Piring-piring hasil anyaman itu dijualnya seharga Rp 60 ribu per lusin. Dalam sebulan, dia rata-rata bisa menjual 20-30 lusin.

Dia mengisahkan, ada sejumlah tantangan awal yang dihadapi, mulai dari pembuatan sampai pemasaran.

Kini dia mulai sering diundang untuk menyampaikan materi di sejumlah tempat. Selain itu, produknya pun sudah diminati hingga luar daerah, mulai dari lingkup Provinsi Jambi hingga ke Jakarta.

Karsini menuturkan, dia juga pernah diminta untuk mengganti bahan baku piring lidi itu dengan rotan atau bambu. Namun, dia enggan.

"Karena memang konsepnya memanfaatkan limbah pelepah sawit itu. Lagi pula, kalau rotan atau bambu kan, lebih sulit dicari," ujarnya.

Selain membuat piring, kini dia juga membuat mangkuk dan keranjang. Suami dan anaknya pun ikut membantu membuat produk anyaman itu. Produk-produk itu dijual seharga Rp 5-15 ribu per piece-nya.

Piring Lidi dari Rimbo Bujang ke Jakarta, Karsini Sulap Lidi Pelepah Sawit Menjadi Bernilai Jual  (Tribunjambi.com/ Mareza Sutan A J)

Sumber: Tribun Jambi
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved