POLEMIK PM Malaysia, Mahathir Mohamad: Saya Dikhianati Muhyidddin, Dia Telah Menyusun Rencana Ini
TRIBUNJAMBI.COM - Kisruh politik negeri Jiran, Malaysia semakin memanas memasuki hari ketujuh
TRIBUNJAMBI.COM - Kisruh politik negeri Jiran, Malaysia semakin memanas memasuki hari ketujuh.
Mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad dengan terbuka menyerang mantan sekutu politiknya, Muhyiddin Yassin yang akan disumpah menjadi orang nomor satu negeri “Jiran” hari ini, Minggu (1/3/2020).
“Saya dikhianati oleh Muhyidddin. Dia telah menyusun rencana ini dan sekarang dia sukses.” kecam politisi berjuluk Dr. M itu, Minggu pagi (1/3/2020) seperti dilansir Malaysia Kini.
• Ingat Guru Ganteng yang Kena Prank Siswinya Sampai Dikirim Pesan Seorang Artis, Begini Nasibnya Kini
• Apresisasi Gelaran Body Contest Bob Bee Builder, Fasha Ajak Warga Jambi Hidup Sehat
• Sekdes Bukit Subur, Muarojambi Sempat Ditawari Paket Rp14 Juta dari Investasi Bodong CV NA Sejahtera
Mahathir melanjutkan kubu pecundang yang dipimpin Muhyiddin akan membentuk pemerintahan baru.
“Ini sungguh aneh. Pemenang malah akan jadi oposisi.”
Politisi kawakan berusia 94 tahun itu juga menceritakan Muhyiddin melobinya untuk bergabung dengan koalisi barunya yang akan didukung kubu oposisi Partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) dan Partai Islam Se-Malaysia (PAS).
• Ini Hasil Turnamen Free Fire Tribun X Dunia Games Bareng Telkomsel, Pot 1 dan Pot 2 Masuk Final
• Remaja 13 Tahun Asal Jambi yang Memulai Modelling dari Sabrina Managemen, Ingin Go Internasional
• LINK Live Streaming, Nobar TV Online El Clasico, Real Madrid vs Barcelona, Kick Off Pukul 03.00 WIB
Mahathir menolak ajakan tersebut karena dia tidak ingin bekerjasama dengan mantan kendaraan politiknya UMNO yang disebutnya korup dan dikuasai kleptokrat.
Saling Klaim Mayoritas
Diperlukan 112 kursi untuk mencapai mayoritas di parlemenMalaysia.
Untuk mencapai mayoritas di parlemen Malaysia, dibutuhkan 112 anggota parlemen yang mendukung.
Dalam perolehan kemenangan Mahathir sendiri, merujuk pada 113 anggota parlemen yang telah menandatangani pernyataan tertulis berisi dukungan terhadap Mahathir sebagai PM dari koalisi Pakatan Harapan. Padahal, Raja Malaysia Sultan Abdullah telah mengangkat Muhyiddin sebagai PM ke-8 Malaysia kemarin sore.
• TIDAK Tega, Polisi Pilih Tak Penjarakan Penjual Es yang Nekat Curi Susu untuk Bayinya
• Metode Anies Baswedan Ini Dipakai Kim Jong Un di Korea Utara Untuk Hadapi Penyebaran Virus Corona
• Inilah Tantangan Cek Endra Setelah Terpilih Menjadi Ketua di Musda Golkar DPD I Golkar Jambi
Raja berpendapat Presiden Partai Pribumi Bersatu Malaysia(PPBM) itu sebagai calon yang paling mungkin menguasai mayoritas 112 kursi.
Kubu Muhyiddin menyatakan mereka didukung 114 parlementarian.
Saling klaim ini tentunya membingungkan dan mengindikasikan ada segelintir parlementarian yang memberi dukungan ganda kepada kubu Mahathir dan Muhyiddin.
Mahathir menuturkan Raja menolak beraudiensi dengannya.
• Ria Ricis Gagal Buat Nikah? Keluarga Belum Merestui Sang Pacar, Benar Wildansyah Kru Si Youtuber
• LIVE STREAMING: 20 Tim Duel di Turnamen Free Fire Tribun X Dunia Games Bersama Telkomsel Sekarang
• Penyaluran DD Tahun 2020 Ini Berbeda, Langsung Dikirim ke Rekening Desa, Dicairkan 3 Tahap
Langkah selanjutnya Pakatan Harapan akan mengajukan mosi tidak percaya kepada Muhyiddin ketika parlemen bersidang 9 Maret mendatang.
Jika mosi ini berhasil, pemerintahan Muhyiddin akan jatuh.
Raja memiliki dua opsi memilih Mahathir kembali sebagai PM atau menggelar pemilu dini.
Kemelut politik Malaysia kelihatannya tidak akan berakhir dalam waktu dekat. (Kompas.com/Ericssen)
• Siapa Sebenarnya Muhyiddin, Perdana Menteri Malaysia yang Baru, Ayah Keturunan Bugis, Ibu Darah Jawa
• Siapa Sebenarnya Muhyiddin, Perdana Menteri Malaysia yang Baru, Ayah Keturunan Bugis, Ibu Darah Jawa
• Bupati Cek Endra Targetkan Piala Adipura, Optimis Tahun 2020 Ini Bisa Diraih
• Duet Prabowo dan Luhut Binsar Bentuk Pasukan Siluman Kopassus, Skill dan Kekuatannya Jadi Misteri
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mahathir: Muhyiddin Khianati Saya, si Pecundang Bentuk Pemerintahan"