Kisah Kakek Berusia 71 Tahun, Sampai Kaki Luka Gendong Anak, 30 Pelajar SMPN 1 Turi Diselamatkan
Sudiro (71) menceritakan aksi heroiknya saat menyelamatkan para siswa SMPN 1 Turi yang terbawa aliras arus deras Sungai Sempor.
"Mereka sudah mempertaruhnya nyawa untuk menyelamatkan anak-anak."
• 188 WNI Diobservasi Infeksi Corona di Pulau Kosong Dekat Jakarta, Ini Fasilitas Pulau Sebaru Kecil
• Apa Itu SARS-CoV-2 dan Covid-19? Bagaimana Hubungannya dengan Virus Corona?
"Bahkan mereka juga bisa hanyut saat menyelamatkan, tetapi dengan berani mereka tetap membantu."
"Jangan dilihat dari nilainya, tetapi ini tanda kasih dan ucapan terimakasih saya sebagai ibu anak-anak Sleman," kata Sri Muslimatun.
Kisah Pilu Ayah dari Siswi Korban Tewas Tragedi Susur Sungai
Kisah pilu datang dari seorang ayah yang anaknya menjadi satu di antara korban tewas tragedi susur sungai Sungai Sempor, Jumat (21/2/2020).
Sang anak Zahra Imelda Salsabila, siswi SMPN 1 Turi, Sleman ditemukan pada Minggu (23/2) sekitar pukul 07.10 WIB.
Ayah mendiang Zahra, Prasetyo Budi, begitu terpukul mendengar kematian anaknya tersebut.
Bahkan saat mendengar soal kabar duka tersebut, Prasetyo Budi sedang tak berada di Sleman, melainkan di Surabaya.
"Jumat saya mendengar kabar, saya langsung pulang dari Surabaya naik motor,” katanya, dilansir TribunJogja.com, Senin (24/2/2020).
“Dan ternyata anak saya sudah tidak ada (meninggal),” lanjutnya lagi.
Padahal pihaknya mengaku sebelumnya sempat berkomunikasi dengan sang anak tersayangnya.
Mendiang Zahra, saat hidup sempat menelpon sang ayah untuk meminta handphone baru.
"Handphone itu sudah saya siapkan, rencananya libur Sabtu-Minggu saya antar," tuturnya.
Dalam kenangannya, Zahra merupakan anak yang penurut, pintar, pendiam. Kini dia hanya bisa pasrah.
Paman Zahra, Wisnu Hartana menambahkan, dua hari sebelum kejadian musibah susur sungai, Zahra mengajak makan-makan dengan pamannya yang lain.