Jawaban Pembina Pramuka SMPN 1 Turi Saat Diingatkan Bahaya Susur Sungai Bikin Geram Warganet
Awalnya sungai tenang saat ratusan siswa SMPN 1 Turi melakukan susur sungai. Namun tiba-tiba arus deras dari atas
Jawaban Pembina SMPN 1 Turi Saat Diingatkan Bahaya Susur Sungai Bikin Geram Warganet
TRIBUNJAMBI.COM-SMPN 1 Turi, Sleman, jadi seortan setelah kegiatan susur sungai sebabkan ratusan siswa terbawa arus dan 10 meninggal dunia, kepala sekolah tak tahu.
Tragedi susur sungai yang membuat hanyut ratusan siswa SMP 1 Turi menarik perhatian banyak orang.
Tragedi ini terjadi saat ratusan siswa sedang melakukan kegiatan pramuka di Sungai Sempor.
Awalnya sungai tenang saat ratusan siswa SMPN 1 Turi melakukan susur sungai.
Namun tiba-tiba arus deras dari atas membuat banyak siswa terseret arus.
• Ashraf Sinclair Foto Mesra dengan BCL, Bikin Wartawan Malaysia Mengendus Adanya Skandal
• Raffi Ahmad Bongkar Alasan Program Musik Dahsyat Bisa Berhenti Tayang, Ada Hal yang Kurang Etis?
• Isu Reshuffle Menteri, Presiden Jokowi: Apa-apa Perlu Penyesuaian, Mohon Sedikit Dimaafkan Dulu
Kejadian ini terjadi pada Jumat (21/2/2020).
Kasus ini disayangkan banyak orang yang prihatin dengan kejadian ini.

Pemerintahan setempat dan sekolah tak tinggal diam dengan kejadian ini tentu saja.
Kepala sekolah mengungkapkan beberapa hal soal kegiatan susur sungai yang dilakukan saat pramuka ini.
Apa saja yang diungkapkan kepala sekolah dan tanggapan pembina pramuka saat diingatkan warga sebelum susur sungai?
1. Permintaan Maaf
Kepala SMP Negeri 1 Turi, Sleman Tutik Nurdiyana (memengang mik) saat memberikan keterangan kepada wartawan, Sabtu (22/2/2020).(KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA)
Kepala Sekolah SMPN 1 Turi, Tutik Nurdiyana akhirnya buka suara terkait insiden susur sungai yang menewaskan banyak anak didiknya itu.
Diungkapkan Tutik, kegiatan susur sungai merupakan program lama dan sudah rutin dilakukan pada ekstrakulikuler Pramuka di SMPN 1 Turi.
SMP Negeri 1 Turi mempunyai ekstrakurikuler Pramuka yang digelar setiap hari Jumat pukul 13.30 WIB hingga 15.30 WIB.
"Kami atas nama sekolah mohon maaf atas terjadinya musibah ini yang benar-benar tidak kami prediksi dari awal, tidak menduga," ujar Tutik dalam konferensi pers di sekolahnya, Sabtu (22/2/2020), dikutip TribunMataram dari Kompas.com.
2. Baru 1,5 Bulan Jadi Kepala Sekolah
Evakuasi siswa SMP Negeri di Turi Sleman yang hanyut terbawa arus Sungai Sempor, Dukuh Donokerto Turi, Jumat (21/2/2020).
Tutik Nurdiyana mengaku baru 1,5 bulan ini mengemban tugas sebagai kepala sekolah.
Diungkapkannya, kegiatan susur sungai itu melanjutkan program lama.
• VIDEO Viral Aksi Emak-emak Singgung Jokowi, Sri Mulyani hingga Ahok Diminta Dicopot dari Pertamina
• Emosi dengan Pernyataan Komisioner KPAI, Hotman Paris: Cewek Renang Pakai Bikini dari Baja?
"Saya di sini kepala sekolah baru, baru 1,5 bulan, program-program ini melanjutkan yang lama.
Semester kemarin sudah ada program seperti itu," katanya.
3. Tak Tahu Kegiatan Susur Sungai
Korban susur sungai yang berhasil diidentifikasi langsung diserahkan kepada pihak keluarga, Sabtu (22/2/2020).
Berdasarkan penuturan Tutik, ia mengaku tidak mengetahui adanya program susur sungai yang di lakukan pada Jumat (21/2/2020) kemarin.
Tutik mengatakan bahwa para pembina pramuka tidak melaporkan kegiatan tersebut padanya.
"Jujur, saya tidak mengetahui adanya program susur sungai di hari kemarin itu, mereka tidak matur (laporan).
Karena mungkin menganggapnya anak-anak biasa, anak Turi susur sungai itu hal biasa," ujarnya.
Pembina pramuka yang mendampingi para siswa saat susur sungai diketahui ada 7 orang.
Saat ini para pembina tengah menjalani pemeriksaan oleh pihak kepolisian.
4. Pembina Diingatkan Warga
Khoirunnisa, yang merupakan salah satu korban meninggal saat acara susur sungai dimakamkan hari Sabtu (22/2/2020) ini di makam Dusun Karanggawang Girikerto, Turi.
Viral jawaban pembina Pramuka SMPN 1 Turi saat diingatkan warga soal bahaya kegiatan susur sungai.
Pengakuan Pembina Pramuka SMPN 1 Turi tersebut viral di Facebook.
Sebuah akun membeberkan jawaban pembina saat diperingatkan oleh warga bahaya soal susur sungai.
Jawaban pembina pramuka tersebut membuat warganet geram.
Dikutip dari TribunnewsWiki, Sabtu (22/2/2020), jawaban pembina tersebut diunggah oleh akun Facebook Bambang Supana, Jumat (21/2/2020).
Dituliskan bahwa Dosen UGM Bagas Pujilaksono Widyakanigara meminta pihak sekolah mulai dari kepala sekolah hingga pembina Pramuka dipidanakan atas peristiwa ini.
Menurutnya, kejadian ini merupakan kecerobohan sekolah.
"#PIDANAKAN KEPALA SEKOLAH SMP NEGERI TURI 1, SLEMAN yogyakarta.
#Ir. KPH. Bagas Pujilaksono Widyakanigara, M.Sc., Lic.Eng., Ph.D.
UNIVERSITAS GADJAH MADA, YOGYAKARTA
#Salam berduka yang mendalam,
Berita hanyutnya beberapa murid SMP Negeri Turi 1 dan menelan korban jiwa, bukan musibah. Murni kebodohan, dan keteledoran Kepala Sekolah, guru-guru dan pembina pramuka.
KEPALA SEKOLAH, GURU-GURU DAN PEMBINA PRAMUKA HARUS BERTANGGUNG JAWAB. JANGAN HANYA MINTA MAAF!
Musim hujan, anak didik disuruh susur sungai? Mengapa bukan Kepala Sekolah, guru-guru dan pembina pramukanya yang susur sungai? Otaknya dimana?
Saya dapat informasi, kalau acara susur sungai sudah diingatkan warga. Namun gurunya menjawab mati hidup ada di tangan Allah...
Kenapa bukan Kepala Sekolah, guru-guru dan pembina pramuka SMP Negeri Turi 1 yang mati? Kenapa harus anak didik?
Pidanakan Kepala Sekolah, guru-guru dan pembina pramuka SMP Negeri Turi 1, Sleman.
Perlu ada evaluasi menyeluruh perihal pelaksanaan kegiatan pramuka di sekolah.
Saya sangat sedih dan berduka yang mendalam.
Terimakasih. Viralkan!
Yogyakarta, 2020-02-21
Hormat saya,
(KPH. BP. Widyakanigara)," tulis akun tersebut.
5. Penetapan Tersangka
Danu Wahyu siswa SMP Negeri 1 Turi sekaligus peaerta susur sungai. Danu sempat sepontan melompat ke sungai untuk memolong temanya yang tengelam.
Polisi pun telah menaikan status penyelidikan menjadi penyidikan.
Sehingga, polisi telah menetapkan salah satu dari para saksi itu menjadi tersangka.
"Kita telah menaikan salah satu dari saksi itu dengan inisial IYA menjadi tersangka.
Sampai dengan saat ini yang bersangkutan sedang dilakukan pemeriksaan, BAP sebagai tersangka," kata Yuliyanto.
Pasal yang dikenakan adalah Pasal 359 KUHP, tentang kelalaian yang menyebabkan orang lain meninggal dunia.
Selain itu, polisi mengenakan Pasal 360 KUHP, karena kelalaian menyebabkan orang lain luka-luka. Ancamanya hukuman maksimal 5 tahun penjara.
"Iya pembina. Dia juga sebagai guru di SMP itu. Belum (penahanan), kita masih melakukan pemeriksaan sebagai tersangka.
Apakah nanti ditahan atau tidak, kita lihat pertimbangan dari penyidik," ucap Yuliyanto.
Terkait apakah akan ada tersangka tambahan, polisi masih akan melihat dari hasil pemeriksaan saksi-saksi.
Sebab, dari peserta masih belum dilakukan pemeriksaan.
"Nanti dilihat dari pemeriksaan saksi-saksi, karena dari pihak anak-anak, pihak peserta Pramuka belum kita lakukan pemeriksaan, karena pertimbangan bahwa mereka masih trauma akan peristiwa kemarin," ujar dia.
6. Daftar Korban
Proses evakuasi para siswa SMP Negeri 1 Turi Sleman, Yogyakarta, yang hanyut di Sungai Sempor saat melakukan kegiatan Pramuka susur sungai.
Berikut delapan pelajar lain korban tewas dalam kejadian ini yang sebelumnya sudah ditemukan dikutip TribunMataram.com dari Kompas.com.
1. Sovie Aulia (15)
2. Arisma Rahmawati (13)
3. Nur Azizah (15)
4. Lathifa Zulfaa (15)
5. Khoirunnisa Nurcahyani Sukmaningdyah (14)
6. Evieta Putri Larasati (13)
7. Faneza Dida (13)
8. Nadine Fadilah (12)
9. Zahra Imelda
Total data korban:
-Total siswa: 249 (kelas 7: 124 siswa dan kelas 8: 125 siswa)
-Konfirmasi selamat: 216 siswa
-Konfirmasi luka: 23 siswa
-Meninggal dunia: 10 siswa
(TribunMataram.com/Asytari Fauziah)
Artikel ini telah tayang di Tribunmataram.com dengan judul Tragedi Susur Sungai Tewaskan 10 Murid SMPN 1 Turi, Ini Pengakuan Kepala Sekolah dan Pembina Pramuka