Berita Nasional

Presiden Jokowi, Menteri dan Gubernur Riau Sampai Terdiam Saat Seorang Ibu Ini Datang dan Curhat

Presiden Jokowi, Menteri dan Gubernur Riau Sampai Terdiam Saat Seorang Ibu Ini Datang dan Curhat

Editor: Andreas Eko Prasetyo
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Presiden Joko Widodo 

Presiden Jokowi, Menteri dan Gubernur Riau Sampai Terdiam Saat Seorang Ibu Ini Datang dan Curhat

TRIBUNJAMBI.COM - Kehadiran Presiden Joko Widodo di Riau mendapat pengalaman baru bersama menterinya.

Rombongan RI 1 itu bertemu dengan seorang ibu dan mencurahkan ceritanya sehingga membuat Jokowi dan menterinya serta Gubernur Riau terdiam.

Dengan mata berkaca-kaca, seorang ibu asal Pelalawan berkesempatan untuk menyampaikan curahan hatinya langsung di depan Presiden Jokowi dan sejumlah menteri.

Siapa sangka, curhatan ibu tersebut membuat para pejabat negara yang hadir hanya terdiam.

Seorang ibu asal Pelalawan mencurahkan isi hatinya pada Presiden Jokowi sembari berkaca-kaca, hingga membuat para pejabat yang hadir terdiam.

Joko Widodo Perpanjang Masa Pensiun TNI, di Sini Tamtama dan Bintara TNI Akan Berdinas. .

Ini 3 Menteri Jokowi dengan Elektabilitas Tertinggi Pada Pilpres 2024 Sesuai Survei Indo Barometer

Jokowi Dicurhati oleh Ibu-Ibu, Para Menteri dan Gubernur Terdiam Seribu Bahasa: Lihat Kami di Bawah!

Mulai dari Menteri LHK Siti Nurbaya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko sampai Gubernur Riau Syamsuar dan Kapolda Riau Irjen Agung Setya Imam Effendi menyimak dengan serius, tanpa sepatah kata pun.

Lahan dieksekusi

Kejadian bermula saat Jokowi meminta tiga orang perwakilan kelompok penerima Surat Keterangan (SK) Perhutanan Sosial untuk maju berdialog dengannya.

Mereka adalah perwakilan dari Kabupaten Pelalawan, Kampar dan Rokan Hulu.

Seorang ibu dari Pelalawan memulai curhat dengan nada lantang dan mata berkaca-kaca. Ia bercerita bahwa lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Gondai, Pelalawan dieksekusi.

Presiden Jokowi menunjukkan SK Perhutanan Sosial kepada seorang ibu yang curhat soal lahan kebun sawitnya di eksekusi di Desa Gondai, Kabupaten Pelalawan, saat menyerahkan SK Perhutanan Sosial di Tahura Sultan Syarif Kasim, Kecamatan Minas, Kabupaten Siak, Riau, Jumat (21/2/2020).(KOMPAS.COM/IDON)
Presiden Jokowi menunjukkan SK Perhutanan Sosial kepada seorang ibu yang curhat soal lahan kebun sawitnya di eksekusi di Desa Gondai, Kabupaten Pelalawan, saat menyerahkan SK Perhutanan Sosial di Tahura Sultan Syarif Kasim, Kecamatan Minas, Kabupaten Siak, Riau, Jumat (21/2/2020).(KOMPAS.COM/IDON) ()

"Saya minta tolong sama Pak Jokowi, lahan kami dieksekusi oleh DLHK (Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan). Mohon bantuannya, Pak Jokowi," teriak ibu tersebut.

Warga Desa Gondai itu juga mengeluhkan adanya alat berat yang berada di lahannya.

Padahal ibu tersebut sudah mengantongi SK untuk memanfaatkan lahan itu.

"Pangkalan Gondai kan sudah ini (dibuatkan SK), terus?" kata Jokowi sambil menunjuk SK Perhutanan Sosial yang diberikan.

"Kalau sudah, kenapa alat berat belum keluar dari lahan kami?" tanya ibu itu balik.

Warga mengetahui bahwa alat berat tersebut adalah milik perusahaan.

"Alat berat milik PT NWR masih di lahan kami. Tolong kami, Pak. Lihatlah kami yang di bawah, Pak," tuturnya.
Perintahkan gubernur dan kapolda terjun

Presiden Joko Widodo mengikuti pertemuan dengan Perdana Menteri Australia Scott Morrison, di ruang kabinet di Gedung Parlemen di Canberra, Australia, Senin (10/2/2020). Dalam lawatan ke Australia pada 8-10 Februari, Jokowi melakukan serangkaian agenda, antara lain menghadiri pertemuan bilateral dan menyaksikan penandatanganan sejumlah nota kesepahaman.

Jokowi tak tinggal diam. Ia meminta gubernur dan kapolda mengecek informasi itu.

"Iya, iya. Oh iya, (saya) nangkap milik PT Sebentar. Pak Gub (Gubernur Riau), nanti Pak Kapolda juga tolong dicek," kata Jokowi sambil menoleh ke belakang tempat Gubernur dan Kapolda Riau duduk di kursi.

Jokowi kembali menegaskan agar persoalan tersebut dapat diselesaikan.

"Tolong dicek ke lapangan. Kalau tidak selesai, saya turunkan tim dari Jakarta," kata Jokowi dalam acara pembagian SK pemanfaatan hutan tersebut.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Pekanbaru, Idon Tanjung | Editor: Farid Assifa)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Curhat Seorang Ibu ke Jokowi Ini Bikin Menteri hingga Gubernur Terdiam"

Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian meninjau penanganan kebakaran lahan di Desa Merbau, Kecamatan Bunut, Pelalawan, Riau, Selasa (17/9/2019). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/aww.
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian meninjau penanganan kebakaran lahan di Desa Merbau, Kecamatan Bunut, Pelalawan, Riau, Selasa (17/9/2019). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/aww. (Kompas.com/ANTARA FOTO/PUSPA PERWITASARI)

Jokowi Tolak Tegas untuk Pulangkan WNI eks Teroris ISIS ke Indonesia, 'Kalau Saya Bilang Tidak'

Presiden Jokowi enggan memulangkan WNI eks ISIS ke Indonesia, pernyataannya menimbulkan pro-kontra.

Jokowi menolak tegas dipulangkannya WNI eks ISIS ke Indonesia dalam waktu dekat.

Menurut Jokowi, keputusan untuk memulangkan WNI eks ISIS masih perlu dikaji ulang.

Rencana pemulangan ratusan WNI eks ISIS hingga saat ini belum mendapatkan titik temu.

Al Haris Gelar Silaturahmi dengan Masyarakat di Sarolangun, Kukuhkan Tim Pemenangan Korcam dan Desa

Kepala BNPT Suhardi Alius, mengungkapkan bahwa rencana itu masih dalam pembahasan dengan beberapa instansi terkait.

"Iya (belum diputuskan), masih dibahas di Kemenkopolhukam melibatkan kementerian dan instansi terkait," kata Suhardi seperti yang dilansir dari Kompas.com.

Hal senada juga diungkapkan oleh Menteri Agama Fachrul Razi.

Dia menjelaskan, saat ini pemerintah masih mengkaji kemungkinan pemulangan WNI eks ISIS ke Indonesia.

Presiden Jokowi
Presiden Jokowi (Kolase TribunNewsmaker - Kompas.com)

"Rencana pemulangan mereka itu belum diputuskan pemerintah dan masih dikaji secara cermat oleh berbagai instansi terkait di bawah koordinasi Menkopolhukam," kata Fahrul, dikutip dari situs resmi Kemenag (2/2/2020).

"Tentu ada banyak hal yang dipertimbangkan, baik dampak positif maupun negatifnya," ucap dia.

Maju Calon Perseorangan di Tanjab Barat, di Hari Terakhir ABJ Masih Berupaya Penuhi Syarat Dukungan

Fachrul menambahkan, pemerintah masih mempertimbangkan masukan dari berbagai pihak, seperti BNPT.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo mengaku tidak setuju dengan pemulangan WNI eks ISIS ke Indonesia.

Namun, kata Jokowi, hal tersebut masih perlu untuk dibahas dalam rapat terbatas. 

"Ya kalau bertanya kepada saya (sekarang), ini belum ratas (rapat terbatas) ya. Kalau bertanya kepada saya (sekarang), saya akan bilang tidak (bisa kembali). Tapi, masih dirataskan," ujar Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/2/2020).

Jokowi mengatakan, pemerintah masih akan menghitung dampak positif dan negatif dari pemulangan Warga Negara Indonesia (WNI) terduga teroris lintas batas ke Indonesia melalui rapat terbatas.

Ia juga masih ingin mendengar pandangan masing-masing menteri terkait dalam wacana pemulangan tersebut.

Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mengungkapkan, pemerintah telah menyiapkan dua skema dalam recana pemulangan WNI yang diduga terlibat foreign terrorist fighter (FTF) atau teroris lintas batas negara.

"Sudah ada rapat di sini, keputusannya ada dua alternatif. Satu akan dipulangkan, yang kedua tidak akan dipulangkan," ujar Mahfud di kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa (4/2/2020).

Dalam opsi pertama, pemerintah berencana memulangkan mereka karena bagian dari WNI.

Rencana tersebut juga sudah disiapkan terkait proses deradikalisasi dan pengaturannya.

Tes CPNS Guru Honorer di Tabir Merangin Ini Sempat Gugup Sebelum Masuk ke Ruangan CAT

Sedangkan, opsi kedua adalah mereka tidak dipulangkan karena mereka telah melanggar hukum.

Alasan mencantumkan opsi tidak dipulangkan karena melihat risiko dan hubungan sesama FTF di berbagai negara. Aktivitas mereka di Tanah Air dikhawatirkan akan terkait terorisme.

Selain itu, apabila tidak dipulangkan, hak para WNI nantinya bakal dicabut oleh Pemerintah Indonesia.

"Oleh itu, sekarang sedang dibentuk satu tim yang dipimpin oleh Pak Suhardi Alius (Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) yang isinya itu membuat dua draf keputusan (dipulangkan atau tidak)," ucap Mahfud.

Mahfud Sebut Pemerintah Dilema soal Nasib Teroris WNI Pelintas Batas

Menteri Kordinator Bidang Politik Hukum dan Keamaman Mahfud MD di Kantor Kemenko Polhukam Jakarta Pusat pada Jumat (3/1/2020).
Menteri Kordinator Bidang Politik Hukum dan Keamaman Mahfud MD di Kantor Kemenko Polhukam Jakarta Pusat pada Jumat (3/1/2020). (Tribunnews.com/Gita Irawan)

Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyatakan, pemerintah masih dilema terhadap nasib teroris pelintas batas dari Indonesia yang kini hendak pulang ke Tanah Air.

Mahfud mengatakan sedianya mereka memiliki hak untuk pulang selama masih memegang paspor Indonesia.

Namun di sisi lain mereka berpotensi menyebarkan paham radikalisme dan terorisme jika dibiarkan berbaur langsung dengan masyarakat.

"Nanti kalau dipulangkan apa langkahnya. Kalau tidak dipulangkan apa alasannya. Nanti semua akan dianalisis lalu akan diputuskan oleh pemerintah," ujar Mahfud di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (28/1/2020).

"Sedang dipertimbangkan caranya agar tidak melanggar hukum dan HAM juga tidak membahayakan negara. Sekaligus tidak membiarkan virus-virus teror tumbuh di sini," lanjut dia.

Ia menambahkan, saat ini tercatat 660 orang Indonesia yang menjadi teroris pelintas batas. Mereka tersebar di Afghanistan, Suriah, dan Filipina.

Mahfud mengatakan, pemerintah akan memberikan penanganan terbaik untuk mereka dengan deradikalisasi.

Sehingga ke depannya mereka bisa diterima dengan baik oleh masyarakat dan tidak menyebarkan terorisme di lingkungannya.

"Untuk sekarang ini kami sedang memikirkan bagaimana kira-kira 660 orang di luar negeri itu seperti itu. Jadi deradikalisasi itu ada kepada narapidana teroris, ada orang yang ikut bergabung dengan teroris mau pulang seperti FTF (foreign terrorist fighter) yang sekarang," lanjut dia. (Tribunnewsmaker/ Irsan Yamananda)

Artikel ini telah tayang di Tribunmataram.com dengan judul Curhatan Seorang Ibu di Riau Buat Presiden Jokowi, Sejumlah Menteri hingga Gubernur Terdiam

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:

IKUTI FANPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK:

Sumber: Tribun Mataram
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved