Berita Selebritis
Ashraf Sinclair Meninggal Bukan Karena Jantung Atau GERD, Evan Sanders Ungkap Penyebab Lainnya
Ashraf Sinclair Meninggal Bukan Karena Jantung Atau GERD, Evan Sanders Ungkap Penyebab Lainnya
Ashraf Sinclair Meninggal Bukan Karena Jantung Atau GERD, Evan Sanders Ungkap Penyebab Lainnya
TRIBUNJAMBI.COM - Ashraf Sinclair meninggal mendadak, sempat disebut karena serangan jantung hingga GERD, namun Evan Sanders sebut karena jet lag, ini penjelasannya.
Kabar meninggalnya suami Bunga Citra Lestari, Ashraf Sinclair masih mengejutkan banyak orang.
Apalagi ayah satu anak ini tampak sehat dan tak memiliki riwayat penyakit.
Namun hal ini juga sempat dibantah jika penyebab kematian Ashraf adalah GERD.
Tak berhenti di sana, Evan Sanders menduga penyabab lain yang merenggut nyawa ayah Noah Sinclair ini.
• Tepukan Tangan BCL di Wajah Ashraf Sinclair Saat Pertama Dapati Suami Tak Ada, Histeris Bukan Main
• Terpukul Atas Kepergian Ashraf Sinclair, Keluarga Suami BCL Unggah Kata Haru yang Sangat Menyentuh
• Kondisi Mengejutkan Anak Ashraf Sinclair, Habis Main, Tertawa-tawa Tiba-tiba Lakukan Ini
Evan mengatakan bahwa suami BCL itu masih mengalami jet lag.
"Dari beberapa informasi teman dekat, emang kondisinya Ashraf sebenarnya masih jetlag karena 'kan baru pulang dari Amerika," kata Evan Sanders, dari YouTube TRANS TV OFFICIAL melalui TribunWow.
"Mungkin karena selama di Amerika dia enggak olah raga," lanjutnya.

Ia menyebutkan kemungkinan Ashraf memaksakan diri untuk berolah raga padahal kondisi tubuhnya belum pulih dari jet lag.
"Begitu tiba (di Indonesia) pola hidup dia yang selalu olah raga itu dilakuin padahal masih jetlag," duga Evan.
"Itu perkiraan sementara kita," tambahnya.
Lalu apa itu sebenarnya Jet Lag yang sering dianggap enteng?
1. Apa Itu Jet Lag?
BCL menatap kosong jenazah Ashraf Sinclair
Jet lag sering disebut juga dengan mabuk pascaterbang atau penat terbang.
Istilah tersebut merujuk pada gangguan tidur yang disebabkan karena perjalanan jarak jauh menggunakan pesawat dengan melalui zona waktu yang berbeda.
Gangguan tidur itu bisa berupa rasa kantuk pada siang hari dan sulit tidur pada malam hari.
Biasanya, seseorang akan mengalami jet lag jika melakukan perjalanan hingga 13 jam atau lebih.
Kondisi mabuk pascaterbang mungkin berlangsung selama beberapa hari, dan tingkat kesembuhan satu hari per zona waktu yang dilintasi adalah pedoman yang diketahui umum.
Sedangkan dikutip TribunMataram.com dari Kompas.com Jet lag merupakan sebuah gangguan tidur yang disebabkan karena perjalanan jarak jauh menggunakan pesawat dengan melalui zona waktu yang berbeda. Biasanya, seseorang akan mengalami jet lag jika melakukan perjalanan hingga 13 jam atau lebih.
• KPU Tanjab Barat Masih Tunggu Hingga Batas Akhir, Pendaftaran Calon Perseorangan
• Presiden Jokowi, Menteri dan Gubernur Riau Sampai Terdiam Saat Seorang Ibu Ini Datang dan Curhat
• Presiden Jokowi, Menteri dan Gubernur Riau Sampai Terdiam Saat Seorang Ibu Ini Datang dan Curhat
Menurut Psikolog Ratih Ibrahim, gejala jet lag pada umumnya yaitu mengantuk pada siang hari, tidak bisa tidur di malam hari, dan baru bisa tidur menjelang dini hari.
Hal tersebut karena ritme tubuh masih mengikuti kebiasaan di tempat sebelumnya.
2. Penyebab Jet Lag
Ilustrasi penumpang kabin pesawat
Jet lag terjadi ketika tubuh tidak bisa langsung menyesuaikan diri dengan waktu setempat saat bepergian melintasi zona waktu berbeda.
Hal ini terjadi karena tubuh mempunyai jam biologis yang masih sama dengan zona waktu sebelumnya.
• Sudah Ada 550 yang Mendaftar, KPU Tanjab Barat Masih Tunggu Calon PPS, Batas Akhir 24 Februari 2020
• Al Haris Gelar Silaturahmi dengan Masyarakat di Sarolangun, Kukuhkan Tim Pemenangan Korcam dan Desa
Jam biologis ini dinamakan irama sirkadian, yang membuat seorang manusia terjaga di siang hari dan tidur di malam hari.
Semakin banyak zona waktu yang dilewati, akan semakin panjang waktu yang dibutuhkan tubuh untuk menyesuaikan diri dengan waktu setempat.
3. Gejala Jet Lag
Kabarkan Kematian Anaknya Lewat WhatsApp, Ibu Ashraf Sinclair Tak Kuasa Menahan Duka
Gejala jet lag yang paling umum adalah mengantuk pada siang hari, tidak bisa tidur di malam hari, dan baru bisa tidur menjelang dini hari.
Hal tersebut karena ritme tubuh masih mengikuti kebiasaan di tempat sebelumnya.
Berikut ini gejala lain akibat jet lag yang dikutip dari situs Hello Sehat.
• Swiss-Belhotel Jambi Perkenalkan Steak Lovers, Malam Minggu Makan Steak di Swiss-CafeTM Restaurant
- Gangguan tidur – seperti insomnia, bangun terlalu awal atau mengantuk berlebihan
- Kelelahan pada siang hari
- Merasa gelisah
- Sakit kepala
- Dehidrasi
- Kesulitan berkonsentrasi atau berfungsi secara normal
- Daya ingat menurun
- Berkurangnya nafsu makan
- Sembelit, gangguan pencernaan, atau diare
- Tidak enak badan
- Perubahan mood
4. Cara Mengatasi Jet Lag
Ilustrasi tidur
Umumnya, gejala jet lag akan membaik setelah beberapa hari sehingga tidak memerlukan pengobatan khusus.
Tips sederhana berikut ini bisa dilakukan untuk mencegah dan mengatasi jet lag.
- Mengantisipasi perubahan zona waktu, dengan cara tidur dan bangun lebih cepat atau lebih lama dari biasanya, beberapa hari sebelum penerbangan.
- Pilih penerbangan yang tiba di tujuan pada siang menjelang sore, lalu usahakan untuk tidak tidur hingga pukul 22:00 waktu setempat.
- Jangan lupa untuk mengubah jam sesuai dengan waktu di tempat tujuan, agar dapat menyesuaikan aktivitas dengan waktu setempat.
- Minum air putih secukupnya, baik selama penerbangan maupun setelah tiba di tujuan, untuk mencegah dehidrasi yang dapat memperparah gejala jet lag.
- Hindari konsumsi alkohol dan kafein, 3-4 jam sebelum waktu tidur. Kedua minuman tersebut dapat membuat susah tidur.
- Hindari konsumsi makanan berat sesaat sebelum pesawat mendarat.
- Pastikan tubuh terpapar sinar matahari ketika sampai tempat tujuan, sebab berdiam diri di dalam ruangan dapat memperparah gejala jet lag.
Gunakan penyumbat kuping dan penutup mata untuk mengurangi suara dan paparan cahaya selama tidur di pesawat.
Namun, jika jet lag tak kunjung membaik, segeralah berkonsultasi dengan dokter.
5. Jangan Langsung Olahraga
Artis Bunga Citra Lestari berdoa di depan makam suaminya almarhum Ashraf Sinclair di pemakaman San Diego Hills, Karawang, Jabar, Selasa (18/2/2020). Ashraf Sinclair meninggal pada Selasa 18 Februari 2020 pukul 4 dini hari karena sakit.
Seperti diketahui, gejala umum jet lag adalah rasa kantuk yang berlebihan serta kelelahan di siang hari.
Sementara pada siang hari, aktivitas manusia akan lebih banyak dilakukan.
Hindari melakukan aktivitas atau olahraga yang berat saat irama biologis tubuh belum sesuai dengan waktu setempat akibat jet lag.
Gangguan tidur atau insomnia yang disebabkan jet lag akan sebabkan tubuh menjadi lemah karena kurangnya waktu istirahat.
• Terpukul Atas Kepergian Ashraf Sinclair, Keluarga Suami BCL Unggah Kata Haru yang Sangat Menyentuh
Dilansir dari situs Dokter Sehat, jika waktu tidur kurang tapi tetap berolahraga, maka akan meningkatkan risiko penyakit jantung.
Lebih parah, olahraga berat ketika jet lag belum pulih bisa menyebabkan kematian mendadak karena serangan jantung.
Sempat diberitakan sebelumnya jika Ashraf melakukan olahraga cukup berat setibanya di Indonesia setelah pulang liburan dari Amerika Serikat.
Hingga pada Selasa (18/2/2020) pada dini hari suami BCL ini dikabarkan meninggal dunia.
(TribunMataram.com/Asytari Fauziah)
Artikel ini telah tayang di Tribunmataram.com dengan judul Bukan Serangan Jantung atau GERD, Meninggalnya Ashraf Sinclair Disebut Evan Sanders karena Jet Lag
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:
IKUTI FANPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK: