Kesaksian Siswa SMPN 1 Turi yang Selamat dari Tragedi di Sungai Sempor, 7 Orang Meninggal Terseret
Dari jumlah tersebut, 216 siswa dipastikan selamat, 23 siswa mengalami luka, 7 siswa meninggal dunia dan 3 siswa lainnya belum ditemukan.
TRIBUNJAMBI.COM - Berikut ini kesaksian siswa SMPN 1 Turi yang selamat dari tragedi di Sungai Sempor, Sleman.
- Dani Wahyu W, siswa SMPN 1 Turi refleks meloncat ke sungai untuk menolong teman
- Tim SAR gabungan melanjutkan operasi pencarian pada Sabtu (22/2/2020) pagi ini.

- Tim pencari dibagi 4 seksi lokasi pencarian
- Korban meninggal berjumlah 7 orang, korban luka 23 orang dan 3 siswa belum ditemukan
- Kegiatan outbond pramuka SMPN 1 Turi ini dilaksanakan di wilayah Outbound Valley Sempor Dukuh, RT.03/RW.10, Ngentak Dukuh, Donokerto, Kecamatan Turi, Jumat (21/2/2020) sore

Laporan reporter tribunjogja.com, Andreas Desca Budi Gunawan
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Kegiatan susur sungai para anggota pramuka SMPN 1 Turi berakhir duka pada Jumat (21/2/2020) kemarin. Air sungai sempor tiba-tiba membesar hingga menyeret para peserta outbond susur sungai yang dilaksanakan di wilayah Outbound Valley Sempor Dukuh, RT.03/RW.10, Ngentak Dukuh, Donokerto, Kecamatan Turi

Hingga Sabtu (22/2/2020) ini, 7 siswa meninggal dunia, 23 luka-luka serta 3 lainnya belum ditemukan.
• Air Bergulung Seret Anggota Pramuka SMPN 1 Turi yang Susur Sungai, 7 Meninggal 3 Dalam Pencarian
• Bukan Anna Maria, Perempuan Inilah Ibu Kandung Gading Marten namun Pernikahannya Kandas
• Misteri Anna Maria dan Pekerjaan di Masa Lalunya, Siapa Wanita yang Dekat Gading Marten?
Kesaksian para penyintas susur sungai
Ahmad Bakir dan Dani Wahyu W bisa melupakan pengalaman traumatis yang baru saja mereka alami. Keduanya merupakan siswa kelas 8 SMPN 1 Turi menceritakan bagaimana kronologis peristiwa tersebut.
Mereka merupakan korban yang berhasil selamat dari peristiwa tersebut.
Ahmad menyampaikan bahwa saat awal kegiatan, rombongannya berada di belakang namun saat perjalanan mereka bisa mendahului kelompok lainnya hingga di depan.
"Saat itu airnya biasa, paling tinggi sepaha. Tapi tidak terasa airnya tiba-tiba naik, cuma kerasanya Makin kencang arusnya," katanya.
Dia berserta rombongan pun segera berinisiatif untuk menepi.
"Waktu itu masih ada yang terjebak di tengah dan kita minta untuk tidak panik," katanya.
Dia pun berupaya menolong mereka menggunakan akar pohon (sulur) untuk menarik siswa yang terjebak di tengah.

Di sisi lain, Dani Wahyu W mengatakan pada saat air mulai deras, dia melihat ada beberapa siswi yang hanyut.
"Ada dua orang hanyut, Saya langsung reflek meloncat dan menolong mereka. Kondisinya sudah lemas karena terguling-guling di Aliran air," katanya.
• Didi Kempot Jatuh Cinta dengan Penyanyi Dangdut, Cinta Tak Pandang Harta Meski Selisih 15 Tahun
• Punya Wajah Oriental, Istri Didi Kempot Juga Seorang Penyanyi, Yan Vellia Sering Manggung Sama Suami
Akibat kejadian ini, mereka juga merasakan trauma yang cukup mendalam.
Terlebih lagi, salah satu kawan sekelasnya ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa.
Siswa lainnya bernama Zidan menceritakan pengalamannya melalui ibunya, Yuni.
Dia menceritakan kronologis sore nahas tersebut.
Ketika itu para peserta susur sungai berjalan didampingi para pembina.
Ada yang berjalan di tepi, ada pula yang di tengah sungai.
Ketinggian air kala itu cukup dangkal.
Dia menceritakan, peserta berjalan sekitar 30 menit, dengan menempuh jarak lebih kurang satu kilometer.
Di tengah perjalanan itu tangan Zidan terluka karena tergores bambu.
Melihat hal itu, dia diminta oleh kakak pembina untuk naik ke tepi sungai.
Tak lama setelah itu, Zidan melihat air bergulung-gulung dari arah utara atau tepat di hadapan para peserta susur sungai.
Spontan dia berteriak jika banjir datang.
• Berapa Tarif Mangggung Didi Kempot Per 1 Jam? Via Vallen dan Nella Kharisma Kalah Mahal
• Ukuran Milik Via Vallen dan Nella Kharisma Selisih Dikit, Cuma Beda 3 Cm
Dia melihat banyak teman-temannya tergulung banjir yang diperkirakan mencapai 1-2 meter tersebut.
“Zidan melihat ada yang keseret banjir, ada pula yang berhasil pegangan batu dan naik ke atasnya. Ya, sekitar 7 sampai 10 orang ada di atas batu besar,” ucap Yuni menirukan cerita Zidan.
Warga sekitar langsung turun memberikan bantuan. Zidan pun ikut serta memberi pertolongan kepada teman-temannya.
Dia mengambil bambu untuk menggapai rekan-rekannya yang berada di atas batu. Sedangkan untuk teman yang terseret banjir, tak banyak yang bisa dilakukan remaja kelas 7 ini.
“Tebing di sungai itu sekitar 2 meteran kurang lebihnya. Waktu itu di barisan depan banyak yang (peserta) ceweknya,” lanjut dia.
Penyintas lain, Salma Kusuma Haryani, sempat berjuang di antara tubir maut.

Saat itu dia berada di tengah barisan peserta susur sungai.
Setelah berjalan sekitar 30 menit, tiba-tiba ada banjir besar datang dari utara.
Tak banyak yang bisa diperbuat siswi kelas 7 ini karena air datang dengan cepatnya.
“Sempat mau menyelamatkan diri tapi enggak bisa,” kata Salma mengisahkan kepada reporter Tribun Jogja, semalam.
“Keseret air saya. Mau pegangan batu juga enggak bisa-bisa. Akhirnya bisa megang tangan kakak DP (dewan penggalang). Sempat minum banyak air juga.”
Begitu pula yang dirasakan Muhammad Wahid Reihan Saputra.
Kondisi mengibakan dirasakan saat dia mendengar teriakan permintaan tolong dari teman-temannya.
Dia sendiri pun terseret arus banjir tersebut.
“Saya sempat lihat teman-teman yang terseret air itu,” ucap warga Sukodono, Donokerto, Turi ini lirih.
Syahdan, mereka yang bisa diangkat dari air dan dalam kondisi sadar langsung dibawa ke tempat yang lebih tinggi.
Salma dan beberapa rekan lainnya menderita luka-luka lecet di beberapa bagian tubuh. Terutama di kaki.
Namun, dia harus kehilangan sejumlah temannya.
Update jumlah korban susur sungai hingga Sabtu (22/2/2020) pagi
Sabtu (22/2/2020) pagi ini, Tim SAR Gabungan melanjutkan operasi pencarian korban hanyut saat susur sungai di Kali Sempor, Turi, Sleman pada Jumat kemarin.
Update jumlah korban susur sungai
Sabtu (22/2/2020) pagi ini, Tim SAR Gabungan melanjutkan operasi pencarian korban hanyut saat susur sungai di Kali Sempor, Turi, Sleman pada Jumat kemarin.
Tim pencarian terbagi atas 4 seksi lokasi pencarian.
• Terungkap Pembicaraan Malam Terakhir Ashraf Sinclair dan BCL, Ayah Noah Tanyakan Hal Ini ke Istrinya
• Viral GERD Jadi Penyebab Ashraf Sinclair Meninggal Dunia, Dokter Pun Buka Suara Mengenai Hal Itu
Sebagaimana rilis BPBD DIY, fokus pencarian pagi ini adalah penyisiran sungai dari lokasi hanyutnya para siswa dengan jarak 25,19 kilometer.
Berdasarkan data hingga Sabtu, 22 Februari 2020 pukul 05.00 WIB, total peserta susur sungai siswa SMPN 1 Turi berjumlah 249 orang.
Terdiri atas 124 siswa kelas 7 dan 125 kelas 8.
Dari jumlah tersebut, 216 siswa dipastikan selamat, 23 siswa mengalami luka, 7 siswa meninggal dunia dan 3 siswa lainnya belum ditemukan. (TRIBUNJOGJA.COM)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Kesaksian Para Penyintas Susur Sungai SMPN 1 Turi: Ulur Akar Pohon Hingga Loncat ke Arus Deras