Ini Kisah Kepala Sekolah di Jambi, Tiba Saat Gajian Pontang-panting Gadai BPKB & Pakai Uang Pribadi
Kepala sekolah (kepsek) menjadi pihak yang dibuat pontang-panting imbas telatnya cair dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Ini Kisah Kepala Sekolah di Jambi, Tiba Saat Gajian Pontang-panting Gadai BPKB & Pakai Uang Pribadi
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI – Kepala sekolah (kepsek) menjadi pihak yang dibuat pontang-panting imbas telatnya cair dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Beragam cerita muncul dari para kepala sekolah bagaimana mereka memutar otak. Walakin, kejadian yang berulang tiap tahun membuat mereka terbiasa menghadapinya.
Seperti yang disampaikan oleh Kepala SMP 5 Muarojambi, Bustoni. Kata dia, dirinya beberapa kali harus membantu guru honorer atau stafnya yang mengeluh lantaran dana bos tidak kunjung cair.
Menurutnya sudah menjadi rahasia umum, bahwa pencairan dana BOS selalu terlambat. "Itu udah cerita lama (pencairan dana bos terlambat), kadang TW (triwulan) 1 cairnya sampai bulan April. Adalah yang minjamkan, buat berobat atau apa, ya kita kasihlah, pinjamin uang pribadi kita," sebut Bustoni
Bahkan dana BOS untuk triwulan I tahun ini pun belum cair. Padahal kabarnya beberapa hari lalu dari pusat sudah mencairkan dana tersebut.
• Misteri Pernikahan Nicholas Saputra dan Agnez Mo, Ternyata Ada Sosok Ini untuk Masa Depan
• BREAKING NEWS: Heboh Penculikan di Bungo, Polisi Klarifikasi Siapa Perempuan Tua Itu
• Daftar Top Skor & Klasemen Liga Inggris, Manchester United Makin Terpuruk, Liverpool Dekati Juara
“Karena sistemnya sekarangkan langsung ke ATM (rekening) sekolah, kalau dulu dari kabupaten ke sekolah, ini kita dengar kabarnya sudah ditransfer, tapi kemarin kita cek belum ada juga masuk," sebut Bustoni, pekan lalu.
Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Muarojambi, Ismianto tidak memungkiri kondisi ini. Kata dia, masih ada kepala sekolah yang menalangi gaji guru atau staf yang dibiayai dari dana BOS.
"Keterlambatan dana BOS itu sistem dari pemerintah pusat, untuk laporan itu tidak banyak. Memang ada sebagian kepala sekolah mencari dana, karena untuk menjaga kinerja guru yang ada,” terangnya.
Pakai Uang Pribadi
Hal sama juga terjadi di Bungo. Tarmizi, Kepala SMPN 1 Muara Bungo mengaku acap menalangi kebutuhan operasional sekolah dengan uang pribadinya.
"Kita harus selalu mengusahakan sekolah dalam keadaan kondusif. Jadi, kalau memang terlambat, ditanggulangi dulu pakai uang pribadi," katanya, saat disambangi di ruang kerjanya, Jumat pekan lalu.
Selain itu, pihak sekolah juga berusaha mencari mitra. Adapun mitra yang dimaksudnya bertujuan untuk dapat membantu penalangan kebutuhan sekolah jelang dana BOS bisa dicairkan. Misalnya, untuk pembelian ATK, ada beberapa toko atau pemasok yang bisa diajak bekerjasama.
"Kita bisa join dengan toko. Nanti kalau dananya sudah bisa dicairkan, langsung kita lunasi," terang dia.
Dia mengaku mau tidak mau harus memaklumi keterlambatan pencairan tersebut.
Apalagi, proses pencairan dana BOS kini per caturwulan.