Sarjanakan Dua Anak dari Jualan Es di Perantauan, Bapak Ini Tak Pernah Ngaku, Takut Anak Malu
Ia telah bertekad sejak jauh hari, bahwa anak-anaknya harus bisa menempuh pendidikan setinggi-tingginya.
Sarjanakan Dua Anak dari Jualan Es di Perantauan, Bapak Ini Tak Pernah Ngaku, Takut Anak Malu
TRIBUNJAMBI.COM-Selama 15 tahun, penjual es kue keliling di Pondok Melati, Bekasi, bernama Tobiin (54) ini menyembunyikan pekerjaannya dari para keluarga dan tetangganya di kampung halaman.
Pria asli Tegal, Jawa Tengah, cuma ingat untuk mengirimkan uang ke kampung halaman guna memenuhi kebutuhan hidup keluarga, terutama biaya pendidikan anak-anaknya.
Ia telah bertekad sejak jauh hari, bahwa anak-anaknya harus bisa menempuh pendidikan setinggi-tingginya. Tak peduli biaya yang harus dikeluarkan, Tobiin bertekad memenuhi biaya pendidikan untuk anak-anaknya.
Kegigihan Tobiin mulai membuahkan hasil. Kini, dua orang anaknya telah mengecap bangku kuliah di Jakarta.
Namun, tidak ada satu pun yang tahu pekerjaan asli Tobiin di perantauan.
• Artis Nanie Darham Pemain Air Terjun Pengantin Nyambi Jadi Pengedar Narkoba
• Karen Pooroe Masih Tak Habis Pikir Arya Claproth Bisa Lalai: Jam Segitu Anak Bisa Main di Balkon!
Tobiin punya alasan kuat menyembunyikan pekerjaannya dari keluarga dan tetangganya. Ia tak ingin anak-anaknya malu atau diejek oleh tetangga atau teman-temannya.
Karena itulah, selama hidup di perantauan Tobiin tak pernah menceritakan pekerjaan aslinya kepada siapa pun di kampung halaman.
Saat ini, terhitung sudah 15 tahun Tobiin menjalani hidupnya sebagai penjual es kue keliling.
Tempat es berukuran sedang dan berwarna coklat selalu dibawanya sejak pagi dari kontrakannya di daerah Pondok Melati, Bekasi.
Tak lupa ia selalu mengenakan topi kesayangannya untuk melindungi kepalanya dari cuaca yang akhir-akhir kerap tak bersahabat.
"Sudah lama saya jualan begini. Ada kali 15 tahunan," ucapnya kepada TribunJakarta.com, Senin (10/2/2020).
Selama 15 tahun bekerja, Tobiin menuturkan tak memiliki cerita unik. Kehidupan yang dijalaninya selalu pasang surut.
"Namanya orang dagang, kadang habis kadang enggak. Jadi saya setoran ke bos sesuai barang yang habis di jual aja," sambungnya.
Namun, ia bersedia mengisahkan rahasia besar yang selalu dijaganya selama 15 tahun belakangan ini.
Selama ini, Tobiin selalu merahasiakan profesinya dari keluarga maupun para tetangganya di kampung.
• Istri Bersimbah Darah Ditusuk Suami sang Bos Asal Hongkong, Warga Dengar Jeritan Gadis Tengah Malam
• Sarita Abdul Mukti Kini Dapat Calon Suami pengganti Faisal Harris? Seteru Jennifer Dunn Tegaskan Ini
"Tapi selama ini keluarga saya enggak ada yang tahu saya kerja apa. Sampai anak pertama dan kedua saya pada kuliah di Jakarta juga saya enggak ngaku kerja apa," ungkap dia.
Tobiin tak memungkiri bahwa pekerjaan yang saat ini ia jalani, membuat dirinya tak percaya diri.
Ia pun selalu diliputi rasa khawatir bahwa anak-anaknya patah semangat begitu tahu pekerjaan aslinya selama ini.
"Anak pertama saya, Hayatullah sekarang sudah kerja tadinya dia kuliah di UIN. Selanjutnya, anak kedua saya, Nahib lagi kuliah semester 7 di Universitas Mercu Buana. Nah kalau si bungsu, Halimah sedang ikut-ikut tes masuk kuliah," katanya.
"Saya cuma takut kalau jujur mereka semua malu. Selain itu mereka jadi kasihan sama saya dan enggak kepingin kuliah. Yang saya takutin mereka malah berucap saya mau bantu bapak aja," bebernya.
"Itu yang enggak mau saya dengar. Biarpun saya bodoh, anak-anak saya harus maju," tambah dia.
Sebenarnya, Tobiin bukanlah tipikal pria yang tertutup. Namun, keadaan memaksanya menutup rapat rahasia tersebut selama belasan tahun demi kebaikan bersama.
Dulunya, saat Tobiin memiliki pekerjaan yang menurutnya jelas, ia terbuka kepada keluarganya perihal profesinya.
Sebab, dulunya Tobiin merupakan seorang guru agama di salah satu sekolah di kawasan Pondok Bambu, Jakarta Timur.
"Dulu dibayarnya per jam. Bayarannya murah, akhirnya saya hanya bertahan sampai dua tahun. Habis itu saya dagang nasi goreng di Pasar Minggu. Karena capek dan sudah menua, saya tutup usai 10 tahun berjualan,” ujarnya.
"Kemudian ikut orang dagang roti sampai ke es kue ini. Akhirnya bertahan sampai sekarang," katanya.
Bagi Tobiin, apapun profesi pekerjaannya, ia sudah bertekad bulat akan menguliahkan ke-3 anaknya.
Untuk itu, sawah dan kebun sekira 8.000 meter yang ditanami pala, cengkeh dan bumbu dapur lainnya, terus ia pertahankan.
"Kalau kuliahin anak dari jualan es kue aja mana bisa. Kan sehari paling banyak juga cuma Rp 50 ribu. Itu pun belum dikurangi setoran, makan dan lain sebagainya. Makanya saya tetap kerja begini supaya untuk kehidupan sehari-hari dari uang jualan aja. Sementara hasil kebun sama sawah fokus untuk keluaraga aja," ungkapnya.
• Artis Nanie Darham Pemain Air Terjun Pengantin Nyambi Jadi Pengedar Narkoba
• Kronologi Suami Jual Istri di Pasuruan - Istri Tak Puas hingga Penuhi Fantasi Liar Hubungan Badan
Akhirnya, selama anak-anaknya kuliah, Tobiin selalu mengandalkan hasil kebun dan sawahnya.
Semua itu untuk menutupi kekurangan biaya kuliah maupun kebutuhan kuliah anak-anaknya.
"Ya paling anak saya mintanya laptop karena untuk kuliah kan. Tapi kalau transport biasanya mereka itu pada kerja. Saya gimana anak-anak aja. Mau kuliah sambil kerja juga enggak apa-apa," katanya.
Oleh sebab itu, Tobiin berpesan kepada anak-anaknya untuk tidak merasa malu ataupun berkecil hati.
Bila suatu hari nanti mengetahui pekerjaan ayahnya yang sebenarnya. Tobiin hanya ingin anak-anaknya terus melanjutkan cita-citanya dan tak memikirkan pekerjaannya.
"Ini kan istilahnya seperti pekerjaan sampingan selama merantau aja. Tapi penghasilan pokok saya juga terbantu dari kebun dan sawah di kampung. Jadi anak-anak bapak enggak usah khawatir. Insya Allah bapak punya rezeki untuk kalian dan bisa mengantarkan kalian semua sampai lulus kuliah," ujarnya. (*)
FOLLOW INSTAGRAM TRIBUN JAMBI:
.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Cerita Tobiin Pria Asli Tegal, 15 Tahun Sembunyikan Profesi Penjual Es Kue Keliling: Takut Anak Malu