Erick Thohir Ungkap Kini Orang AS Anggap Waga Asia Penyakitan Akibat Virus Corona: Menyedihkan!

Menteri Erick Thohir mengatakan, gara-gara wabah virus corona, beberapa orang Amerika Serikat (AS) menganggap orang Asia penyakitan.

Editor: Tommy Kurniawan
Instagram @erickthohir
Menteri BUMN, Erick Thohir 

TRIBUNJAMBI.COM - Menteri Erick Thohir Ungkap Kini Orang AS Anggap Waga Asia Penyakitan Akibat virus corona: Menyedihkan!

Baru-baru ini Menteri BUMN, Erick Thohir turut berkomentar soal wabah virus corona yang kini menjadi perhatian dunia kesehatan.

Bahkan Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, gara-gara wabah virus corona, beberapa orang Amerika Serikat (AS) menganggap orang Asia penyakitan.

“Di AS sekarang, bagaimana kita sebagai bangsa Asia dianggap penyakitan,” kata Menteri BUMN Erick Thohir dikutip TribunWow.com dari Kompas.com pada Senin (10/2/2020).

Dengan persepsi tersebut, Erick Thohir mengaku sedih
Padahal tidak semua orang Asia mudah terserang penyakit.

“Menyedihkan sudah banyak di negara-negara ada stereotype penyakit (Corona) ini, (adalah) penyakit orang Asia,” ungkapnya di Jakarta, Senin (10/2/2020).

Akibat kejadian tersebut, Erick Thohir mengaku ingin membangun holding perusahaan BUMN Farmasi dan rumah sakit.

Sehingga, ia berharap bahwa holding tersebut mampu membantu menjaga ketahanan kesehatan masyarakat Indonesia.

Mantan petinggi Inter Milan ini ingin Asia, khususnya Indonesia, bisa menunjukkan bahwa Asia memiliki daya tahan tubuh yang kuat.

“Kita mesti tunjukkan ke dunia, khususnya Indonesia, kita negara yang kuat, hebat bukan hanya jadi market," ucap Erick.
Ia ingin memastikan bahwa rumah sakit dan farmasi menjadi pertahanan kesehatan bangsa.

"Kalau kita bicara health security, (kita) ingin pastikan konsolidasi RS, dan farmasi bisa jadi benteng atau pertahanan kita sebagai bangsa,” lanjutnya.

Sementara itu, Erick sendiri sudah membentuk holding BUMN Farmasi pada akhir Januari 2020 lalu.

Erick menunjuk PT Bio Farma sebagao induk perusahaan.

Lalu, di dalam holding tersebut ada PT Kimia Farma Tbk dan PT Indonesia Farma Tbk.
Holding BUMN tersebut rencananya akan rampung pada tahun ini.

Indonesia Disebut Tak Mampu Deteksi Virus Corona

Kepala Badan Litbang Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Siswanto angkat bicara soal peneliti Universitas Harvard yang menyebut adanya kemungkinan tak terdeteksinya Virus Corona di Indonesia.

Siswanto mengatakan, apa yang dikatakan oleh peneliti Harvard belum tentu benar.
Dilansir TribunWow.com dari Kompas.com pada Senin (10/2/2020), Siswanto menyebut penelitian itu hanya bersifat matematik.

"Penelitian Harvard itu model matematik untuk memprediksi dinamika penyebaran novel Corona virus berdasarkan seberapa besar orang lalu lalang," ujar Siswanto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (10/2/2020).

Ia mengatakan, Indonesia selama ini telah menemukan serta menguji laboratorium di Litbang Kemenkes terhadap 59 kasus dari 62 kasus.

Sedangkan, sisanya saat ini masih dilakukan pengujian.

Namun, Siswanto menegaskan sama sekali tidak ada pasien yang positif terserang Virus Corona.

Sedangkan, jika dihitung dengan model matematika Indonesia seharusnya diperkirakan telah menemukan 6-7 kasus positif Virus Corona.

Menurut Siswanto, seharusnya ini menjadikan semua warga Indonesia bersyukur.Ia yakin bahwa penelitiannya sudah akurat.

"Kalau diprediksi harusnya ada 6 kasus, ternyata sampai hari ini tidak ada, ya harusnya justru kita bersyukur. Kita sudah teliti dengan benar. Itu (penelitian ahli Harvard) hanya prediksi saja," ungkapnya.

Sebelumnya diberitakan oleh Voa News pada Jumat (7/2/2020), jumlah korban Virus Corona di Indonesia dan Thailand yang berada jauh dari perkiraan menimbulkan kekhawatiran.

Pasalnya, Thailand dan Indonesia merupakan negara yang tidak jauh dari Wuhan China, tempat virus pertama kali ditemukan.

Apalagi, Virus Corona hingga kini sudah menewaskan lebih dari 900 orang dan telah mengjangkit hingga sekitar 39 ribu jiwa.

Ahli Epidemiologi dari Universitas Harvard, Marc Lipsitch mengatakan bahwa tidak ada kasus Virus Corona di Indonesia sangat jauh dari perkiraan.

Demikian pula Thailand yang hanya melaporkan 25 kasus.

"Indonesia telah melaporkan nol kasus, dan Anda akan mengira sudah melihat beberapa kasus," ujar Marc Lipsitch di Harvard T.H. Chan School of Public Health.

"Thailand telah melaporkan 25 kasus, tetapi Anda akan mengira akan lebih banyak," tambahnya.

Marc memprediksi bahwa alat pendeteksi Virus Corona di Indonesia dan Thailand tidak bekerja dengan baik.

Menurutnya, hal itu nantinya bisa membahayakan negara-negara lain di perbatasan.

"Kasus-kasus yang tidak terdeteksi di negara mana pun berpotensi menyebarkan epidemi di negara-negara itu," ujar Marc memperingati. (TribunWow.com/Mariah Gipty)

Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved