Korban Terus Berjatuhan, Rumah Kremasi Ini Sebut Bakar 100 Korban Virus Corona Per Hari

Menurut laporan dalam sehari mereka membakar sekitar 100 mayat setiap hari sejak 28 Januari 2020.

Editor: Suci Rahayu PK
Daily Star
Korban meninggal akibat virus corona. 

Korban Terus Berjatuhan, Rumah Kremasi Ini Sebut Bakar 100 Korban Virus Corona Per Hari, Fakta Mengerikan yang Ditutupi China Mulai Terkuak

TRIBUNJAMBI.COM - Hingga detik ini korban yang meninggal akibat virus corona terus bertambah.

Laporan internasional menyebut jumlah korban mencapai 630 orang, menurut otoritas di Provinsi Hubei yang menjai pusat bencana.

Kemudian sebanyak 2.447 kasus bari di temukan di provinsi tersebut.

Data-data tersebut mungkin adalah fakta yang dirilis resmi oleh otoritas China menyusul laporan semakin bertambahnya jumlah korban.

Namun, krematorium (rumah kremasi) di China membuat pengakuan lain yang mungkin akan sedikit mengejutkan Anda.

Dokter Li Wenliang sempat dicibir saat deteksi virus corona
Dokter Li Wenliang sempat dicibir saat deteksi virus corona (WEIBO, thinkchina.sg/onlineindus.com  )

Menurut Daily Star pada Kamis (6/2/2020) krematorium yang bekerja 24 jam dalam 7 hari mengaku membakar tubuh korban virus corona.

Mereka bekerja tanpa istirahat karena mayat-mayat terus berdatangan.

Menurut laporan dalam sehari mereka membakar sekitar 100 mayat setiap hari sejak 28 Januari 2020.

Satu orang dalam, yang dikatakan bekerja di rumah duka di Wuhan, dilaporkan telah mengungkapkan jam kerja yang panjang untuk menangani lonjakan kematian akibat virus corona.

Rumor Spesifikasi Iphone SE 2 yang Diklaim Saingin Iphone 11 Pro Max yang Dikabarkan Rilis 2020

Pengakuan Wanita Eks ISIS - Terbujuk Janji Manis hingga Anggota Perempuan Hanya Jadi Pabrik Anak

Pekerja krematorium dilaporkan bekerja dalam pakaian pelindung dan masker sementara mereka menangani tubuh.

Ini terjadi setelah pemerintah China mengeluarkan dekrit melarang pemakaman bagi korban virus corona dan meminta untuk membakar mereka.

Wuhan adalah pusat penyebaran yang menjadi kota pertama tempat penyebaran virus ini.

Laporan dari rumah kremasi ini membuat spekulasi bahwa banyak hal sedang ditutupi China.

Pemerintah komunis itu sedang dalam upaya untuk mengecilkan jumlah korban sementara korban yang meninggal dalam jumlah melebihi laporan.

Seorang pekerja di Rumah Duka Caidan, di pinggiran kota Wuhan, telah mengklaim karyawannya bekerja "24/7" untuk menangani mayat-mayat itu, lapor Epoch Times.

Daily Mirror
Daily Mirror ()

Pekerja itu mengatakan staf kelelahan dan bekerja tanpa peralatan yang layak.

Diidentifikasi hanya sebagai Tuan Yun, ia berkata, "90 persen karyawan kami bekerja 24/7, kami tidak bisa kembali ke rumah."

Dengan dingin, ia mengklaim, "Semua kamar kremasi Wuhan bekerja 24 jam."

Dia menambahkan, "Kami benar-benar membutuhkan lebih banyak tenaga kerja."

Ibu Kapolsek Kaget saat Nyamar Bongkar Perdagangan Wanita, Bertemu Sosok yang Sangat Dikenalnya

Ditilang Makin Nekat, Pria Ini Langsung Cekik Polantas Saat Bertugas, Begini Nasib Pelaku Sekarang

Tempat kerjanya dilaporkan harus mengambil mayat dari Rumah Sakit Tongji Wuhan, Rumah Sakit No. 13 Wuhan, Rumah Sakit Huoshenshan yang baru dibangun, dan rumah sakit kecil lainnya.

Yun mengaku telah berbicara dengan pekerja krematorium lain yang semuanya dalam situasi yang sama.

Dia menyebut "setiap hari, kita membutuhkan setidaknya 100 kantong mayat" yang jauh lebih tinggi dari jumlah kematian resmi yang baru sekarang sekitar 600 lebih.

Sedangkan New York Times melaporkan bahwa penduduk Wuhan tidak percaya dengan jumlah resmi kematian penduduk.

Sistem kesehatan rumah sakit benar-benar kewalahan, dokter mengalami kekurangan alat dan waktunya habis untuk menanganan pasien.

Artikel ini sudah tayang di Intisari https://intisari.grid.id/read/032015168/china-sebut-korban-virus-corona-yang-meninggal-sekitar-500-orang-rumah-kremasi-ini-sebut-bakar-100-korban-virus-corona-per-hari-fakta-mengerikan-yang-ditutupi-c?page=all

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved