Harga Sawit Membaik, Nilai ITK Jambi 2020 Diperkirakan Meningkat
Nilai ITK Provinsi Jambi pada triwulan I-2020 diperkirakan sebesar 107,59 artinya kondisi ekonomi konsumen diperkirakan mengalami peningkatan.
Penulis: Fitri Amalia | Editor: Teguh Suprayitno
Harga Sawit Membaik, Nilai ITK Jambi 2020 Diperkirakan Meningkat
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi, Drs. Wahyudin, mengatakan, nilai Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Provinsi Jambi pada triwulan IV-2019 sebesar 108,09. Persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi triwulan IV-2019 relatif baik dan lebih optimis dibandingkan dengan triwulan III-2019 (nilai indeks sebesar 99,97).
"Kondisi ini terutama disebabkan oleh harga barang/jasa kebutuhan rumah tangga yang cenderung stabil sehingga meningkatkan nilai indeks pengaruh inflasi terhadap konsumsi hingga mencapai 113,18," ujarnya, kemarin (5/2).
Selain itu, volume konsumsi rumah tangga juga meningkat selama triwulan IV-2019 dengan nilai indeks sebesar 111,71. Pendapatan masyarakat juga bertambah dibandingkan dengan triwulan III-2019 sehingga memperbesar indeks pendapatan kini hingga mencapai angka 103,85.
• Lagi Perbaiki Listrik, Irfan Ditemukan Tergeletak dengan Dada Terbakar
• Update Terbaru Penyebaran Virus Corona, Jumlah Terinfeksi hingga Meninggal Dunia, Ada 26 Negara
• Empat Hari Batang Asai Gelap Gulita, Listrik Padam Akibat Longsor
Kenaikan pendapatan masyarakat menjelang akhir tahun disebabkan adanya peningkatan pendapatan pegawai swasta yang menerima bonus akhir tahun dan Aparatur Sipil Negara dengan adanya rapel tunjangan kinerja di beberapa instansi pemerintah.
Di samping itu juga terdapat peningkatan pada belanja pegawai pemerintah untuk mengejar target penyerapan anggaran pada akhir tahun 2019.
Pada sisi lain, inflasi pada triwulan IV-2019 cukup terkendali, bahkan Kota Jambi mengalami deflasi pada bulan November dan Kota Muara Bungo mengalami deflasi pada bulan Oktober dan November 2019.
Pada triwulan IV-2019 peningkatan konsumsi rumah tangga terjadi pada komoditi makanan, yakni pada kelompok “Bahan Makanan” dan kelompok “Makanan dan Minuman Jadi” dengan nilai indeks masing-masing sebesar 142,62 dan 122,68. Sementara itu nilai indeks hampir semua komoditi nonmakanan pada triwulan IV-2019 juga lebih dari 100 kecuali untuk kelompok “Akomodasi” dan “Kesehatan”.
"Apabila kita urutkan dari nilai indeks tertinggi, kelompok “Pendidikan” menempati posisi pertama dengan indeks 115,81, disusul pada posisi kedua ada kelompok “Pakaian” dengan nilai indeks sebesar 113,88 yang didorong oleh penawaran diskon akhir tahun dari perusahaan ritel, lalu ada kelompok “Transportasi” dan “Rekreasi” berada pada posisi ketiga dan keempat dengan indeks 108,40 dan 106,67 dikarenakan adanya libur Natal dan tahun baru.
Nilai ITK Provinsi Jambi pada triwulan I-2020 diperkirakan sebesar 107,59 artinya kondisi ekonomi konsumen diperkirakan mengalami peningkatan meskipun tidak seoptimis triwulan IV-2019. Perkiraan kondisi tersebut antara lain didorong oleh perbaikan tren harga komoditi sawit yang menunjukkan performa perbaikan harga sepanjang triwulan IV-2019. Perkiraan pembelian barang tahan lama juga meningkat dalam rangka menyambut perayaan Imlek di awal tahun 2020.
"Nilai Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Provinsi Jambi dari triwulan I-2016 hingga perkiraan triwulan I-2020 menunjukkan variasi musiman (seasonal trend) tiap tahunnya," ucapnya.
Wahyudin mengatakan, nilai ITK di atas angka 100 pada triwulan ini memberikan gambaran bahwa kondisi ekonomi menurut konsumen lebih baik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada triwulan IV-2019 perekonomian dianggap lebih baik karena harga komoditi yang dibutuhkan rumah tangga relatif terjaga dan konsumsi selama masa liburan yang meningkat.
"Di sisi lain, kenaikan harga sawit menjelang akhir tahun berpengaruh positif terhadap kenaikan pendapatan pada triwulan I-2020," sebutnya.
Dia juga mengatakan, bahwa rilis ITK yang disampaikan merupakan rilis terakhir, tetapi BPS Provinsi Jambi telah memprediksi angka ITK di triwulan I 2020 optimis, meningkat di angka 107.
"Kemungkinan di tahun-tahun berikutnya kita tidak akan merilis ITK lagi, kita merilis ITK sejak beberapa tahun yang lalu, ITK kenapa tidak dirilis lagi karena dampaknya terhadap pengambilan kebijakan kemungkinan tidak terlalu, nanti yang masih dirilis Indeks Tendensi Bisnis, tetapi ditingkat nasional, untuk di tingkat provinsi ada rencana untuk merilis indeks tendensi bisnis tapi belum pas karena sampel kita masih kecil," tutupnya.