Karantina WNI dari China, Jokowi Beberkan Pilih Natuna, Warga Pilih Ngungsi Takut Virus Corona

Sang presiden juga mengucapkan terima kasih kepada warga Natuna yang mengizinkan kedatangan para WNI dari China.

Editor: Suci Rahayu PK
YouTube KOMPASTV
Presiden Jokowi mengungkapkan alasan Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau menjadi tempat karantina WNI dari Wuhan, China. Alasan pemilihan Natuna itu diungkapkan Jokowi saat kunjungan kerja di Sukajaya, Bogor, Jawa Barat, Senin (3/2/2020). 

Karantina WNI dari China, Jokowi Beberkan Pilih Natuna, Warga Pilih Ngungsi Takut Virus Corona

TRIBUNJAMBI.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan alasan Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau menjadi tempat karantina WNI dari Wuhan, China.

Alasan pemilihan Natuna itu diungkapkan Jokowi saat kunjungan kerja di Sukajaya, Bogor, Jawa Barat, Senin (3/2/2020).

Dilansir Tribunnews.com, keterangan Jokowi itu diunggah dalam YouTube KOMPASTV, Senin (3/2/2020).

Jokowi mengapresiasi kerjasama antara para petugas dan WNI yang dijemput dari China ke Indonesia.

Sang presiden juga mengucapkan terima kasih kepada warga Natuna yang mengizinkan kedatangan para WNI dari China.

Sebanyak 245 WNI dari Wuhan, China, turun dari pesawat Batik Air di Bandara Hang Nadim, Batam, Minggu (2/2/2020) pagi. Selanjutnya mereka akan dievakuasi ke Natuna menggunakan tiga pesawat milik TNI AU.
Sebanyak 245 WNI dari Wuhan, China, turun dari pesawat Batik Air di Bandara Hang Nadim, Batam, Minggu (2/2/2020) pagi. Selanjutnya mereka akan dievakuasi ke Natuna menggunakan tiga pesawat milik TNI AU. (Tribun Batam/Argianto Da Nugraha)

Ia menegaskan bahwa para WNI itu adalah saudara setanah air yang harus diperlakukan dengan adil.

"Saya juga berterima kasih kepada masyarakat Natuna yang juga sudah memberikan lampu hijau karena ini adalah saudara-saudara kita sendiri," ujar Jokowi.

Jokowi juga menegaskan bahwa ratusan WNI itu dijemput dalam kondisi sehat dan memang harus menjalani prosedur pemeriksaan lebih lanjut.

"243 itu adalah sehat, tetapi dalam protokol kesehatan, itu diperlukan yang namanya tahapan-tahapan sebelum dikembalikan ke keluarga," kata Jokowi.

Setelah para WNI dinyatakan bebas dari virus corona selama masa karantina, maka mereka akan dikembalikan ke keluarga masing-masing.

"Tahapan observasi sehingga betul-betul dinyatakan mereka clean, bersih, sehingga bisa kembali ke keluarganya masing-masing," tegas Jokowi.

Reynhard Sinaga Mengaku Korbannya Sekitar 200-an Orang, Jaksa Pengadilan Inggris Banding

Rekam Jejak Anak Mantan Wapres Tri Sutrisno, Irjen Firman Santyabudi Kapolda Jambi Gantikan Muchlis

"Itu adalah protokol kesehatan yang harus kita ikuti."

Jokowi menyebut sebenarnya sempat ada alternatif daerah lain untuk karantina WNI dari China.

Di antaranya Kabupaten Pulau Morotai di Provinsi Maluku Utara serta Pulau Biak di Provinsi Papua.

"Memang kemarin ada beberapa alternatif. Ada yang kemarin Morotai misalnya, Biak misalnya," ujar Jokowi.

Namun, alternatif tersebut tak bisa direalisasikan lantaran dua wilayah itu tak memiliki landasan pesawat.

Selain itu, fasilitas kesehatan di Natuna juga dinilai lebih memadai.

"Karena kita untuk turun itu memerlukan landasan, memerlukan runway, sehingga pesawat bisa turun, tidak semua pulau bisa dipakai," kata Jokowi.

"Kemudian juga kita mengukur tingkat kesiapan dari tim kesehatan yang ada di situ," sambungnya.

Ia pun mengingatkan seluruh masyarakat Indonesia untuk lapang dada menerima para WNI dari China tersebut.

"Sehingga keputusan dari tim adalah di Natuna. Saya kira kita memerlukan kebesaran hati seluruh masyarakat Indonesia. Apa pun, mereka adalah saudara-saudara kita," pungkasnya.

Berikut video lengkapnya:

Asmara & Cinta Zodiak Selasa (4/2) - Pisces Stres dengan Hubungan, Cancer Lajang Bertemu Orang Baru

Daftar Peserta TOP 70 Liga Dangdut Indonesia (LIDA) 2020 yang Tersenggol, Posisi Erpan Jambi Aman?

Komentar Plt Gubernur Kepri

Plt Gubernur Kepri, Isdianto juga sependapat dengan Jokowi dan meminta warganya untuk tidak khawatir dengan proses karantina para WNI dari China.

Dikutip dari Kompas.com, Isdianto menyebut pemerintah tengah berusaha menjalankan kewajiban untuk melindungi warganya, yakni dengan langkah karantina.

"Beri kepercayaan kepada tim yang sudah ditunjuk pemerintah untuk menangani misi ini," minta Isdianto.

Isdianto mengaku akan terus memantau perkembangan dari para WNI dalam masa karantina itu.

Ia juga sudah memerintahkan Kepala Dinas Kesehatan Kepri Tjetep Yudiana untuk ikut memantau.

"Alhamdulillah semuanya dalam keadaan sehat, seperti pagi ini, semuanya pada berolahraga bersama yang dipandu sejumlah personil TNI," ungkap Isdianto.

"Karena 238 WNI yang dikarantina kesemuanya saudara kita, yang juga memiliki hak yang sama untuk tinggal di Indonesia," tegasnya.

Warga Natuna Memilih Mengungsi

Proses karantina terhadap 238 Warga Negara Indonesia dari Wuhan di Kabupaten Natuna menuai polemik.

Pasalnya, warga menjadi ketakutan soal kemungkinan terpapar virus corona yang tengah menjadi perhatian internasional tersebut.

Lantaran hal itu, warga Kampung Tua Penangih, Natuna memilih untuk pergi mengungsi.

Melansir dari KompasTV, Selasa (4/2/2020), mereka memilih meninggalkan rumah karena khawatir tertular virus corona.

Diketahui, jarak antara Kampung Tua Penangih dengan tempat karantina WNI tidak jauh.

Jumlah kepala keluarga yang mengungsi adalah 29 kepala keluarga (KK).

"Kecemasan kami warga Penagih dua hari ini apalagi dengan kedatangan WNI dari China."

"Ada RT kita 12 KK sama 17 KK jadi berjumlah 29 KK."

"Kita nggak tahu perkembangan ke depan apalagi mau dikarantina 14 hari," ujar warga Kampung Tua Penangih sebagaimana dikutip dari KompasTV.

Sementara itu, dikutip dari TribunManado.co.id, Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Natuna, Iskandar DJ membenarkan ada warga yang keluar dari Natuna.

"Tadi malam tercatat 675 warga meninggalkan Natuna menggunakan KM Bukit Raya menuju Pulau Midai, Pulau Serasan dan Pontianak," ujar Iskandar.

Warga setempat memilih mengungsi ke rumah sanak saudara mereka di pulau-pulau terdekat di Kepri.

Mengutip dari Kompas,com, sejumlah warga Ranai, Natuna juga memilih mengungsi.

Hal tersebut diketahui dari penjualan tiket yang membludak dari Ranai menuju Pulau Subi, Midai, dan Serasan.

Satu di antara warga Natuna, Raudah (28) mengaku, memilih mengungsi ke rumah saudaranya yang berada di Pulau Serasan.

Keputusan untuk mengungsi ini diambil agar bisa benar-benar terhindar dari virus corona yang dapat menyebar antar manusia.

"Tdak saya saja, kedua anak saya juga saya bawa. Kan anak sekolah diliburkan juga."

"Jadi sekalian saya bawa ke rumah along saya (kakak tertua) di Pulau Serasan," kata Raudah.

Ruadah mengaku, ia tidak mau mengambil pusing, meski sejumlah warga menggelar aksi protes.

Diketahui, Warga meninggalkan Pulau Natuna, setelah 238 orang dievakuasi dari Wuhan ke Natuna.

Proses evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China telah berhasil dilakukan pada Minggu (2/2/2020).

TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, Natuna dipilih karena memiliki rumah sakit sebagai tempat observasi, yang jaraknya jauh dari pemukiman penduduk.

Namun ternyata, ada perkampungan bernama Kampung Tua Penagih yang hanya berjarak sekira 1 kilometer dari lokasi karantina.

Warga mengungkapkan, sebelumnya, tidak ada sosialisasi maupun pemberitahuan sebelumnya saat Natuna terutama hanggar Raden Sadjad dipilih menjadi tempat lokasi karantina.

(Tribunnews.com/ Ifa Nabila, Kompas.com/ Hadi Maulana)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jokowi Ungkap Penyebab Natuna Jadi Tempat Karantina WNI dari China, Sebut Alternatif Morotai & Biak, https://www.tribunnews.com/nasional/2020/02/04/jokowi-ungkap-penyebab-natuna-jadi-tempat-karantina-wni-dari-china-sebut-alternatif-morotai-biak?page=all.
Penulis: Ifa Nabila
Editor: Ayu Miftakhul Husna

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved