Hasan Ibrahim Naik Vespa Pagi-pagi Jemput Uang Suap, Parlagutan Bingung Lihat Rp 400 Juta di Asoi

"Dia jemput pake Vespa pak hakim. Malamnya sekitar jam 10 malam dia sudah nelpon, dia nanya sudah ada yang datang belum? aku bilang besok lah ..."

Penulis: Dedy Nurdin | Editor: Duanto AS
Tribunjambi/Dedy Nurdin
Parlagutan Nasution (Batik coklat) saat bersaksi di persidangan suap ketuk palu pengesahan RAPBD Provinsi Jambi tahun 2017-2018. Sidang Berlangsung Kamis (30/1/2020). 

Hasan Ibrahim Naik Vespa Pagi-pagi Jemput Uang Suap, Parlagutan Bingung Rp 400 Juta di Kantong Asoi

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Ada kisah menarik dari orang yang menerima uang suap ketuk palu RAPBD.

Parlagutan Nasution menceritakan pengalamannya saat menerima uang suap ketuk palu pengesahan RAPBD Provinsi Jambi tahun 2018, hingga membuatnya tak bisa tidur.

Kisah di balik uang ketuk palu ini, ia ceritakan di hadapan Majelis Hakim Tipikor Jambi yang diketuai Moeralim Purba.

Mahasiswa ITB Tewas di Kalimantan Selatan, Ricky Parulian Pakpahan Berstatus Magang di Perusahaan

Prediksi Ahli Ini Mengerikan, Pantas Saja China Kebut Bangun RS Khusus Virus Corona Hanya 10 Hari

Hari Ini Polisi Umumkan Hasil Autopsi Lina, Teddy Pernah Minta Cabut Laporan ke Rizky Febian!

Saat bersaksi di kasus dengan terdakwa Sufardin Nurzain, El Helwi dan Gustizal Kamis (30/1/2020), ia menceritakan pada Senin malam sekitar pukul 21.00 WIB, rumahnya didatangi Wahyudi dan Deni Ivan.

Mereka mengaku sebagai utusan Arfan, Plt Kepala Dinas PUPR Provinsi Jambi.

Saat itu, ia baru saja masuk kamar dan diberitahu kehadiran dua utusan itu.

"Pada waktu itu saya pake sarung pak, pintu teralis tidak saya buka. Katanya utusan pak Arfan mau nyampaikan titipan," kata Parlagutan menceritakan kronologi yang pernah ia tutupi di persidangan sebelumnya saat bersaksi.

Karena takut, pria berkepala plontos ini kemudian menyuruh Wahyudi meletakkan kantong asoi berisi uang Rp 400 juta itu ke bawah kembang di halaman rumahnya.

Setelah keduanya pergi, pria yang akrab disapa Logut ini menceritakan bergegas menutup pagarnya rapat-rapat.

"Sekitar pukul 23.00 WIB malam saya pindahkan ke bengkel sebelah rumah. Bengkel punya saya tapi sudah tidak dipake, cuma tempat barang," katanya saat diminta ketua majelis hakim bercerita.

Ia melanjutkan kisah pengalamannya itu sambil memegang erat mic yang berada di depan mulutnya.

Keterangan yang meluncur dari mulutnya, sesekali membuat pengunjung sidang tertawa.

"Habis itu saya tak bisa tidur sampai pagi dak nyenyak tidur," katanya.

"Kenapa tak bisa tidur, tadi katanya takut. Apa takut nerima uangnya atau takut uang di bengkel itu hilang. Kalau hilang saudara ganti," kata Moeralim Purba.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved