Virus Corona Mulai 'Mengerikan', Pemerintah Beijing China Mulai Larang Warga Bersalaman
Kini, Pemerintah Beijing, China meminta warga untuk tak bersalaman sebagai bentuk pencegahan akan merebaknya virus Corona.
TRIBUNJAMBI.COM - Virus Corona Mulai 'Mengerikan', Pemerintah Beijing China Mulai Larang Warga Bersalaman.
Wabah virus Corona kini terus mengkhawatirkan.
Jumlah korban di beberapa negara selain China kini terus bertambah akibat virus Corona tersebut.
Kini, Pemerintah Beijing, China meminta warga untuk tak bersalaman sebagai bentuk pencegahan akan merebaknya virus Corona.
Hingga Minggu (26/1/2020), patogen yang pertama kali dilaporkan di Wuhan, Provinsi Hubei, itu sudah menewaskan 56 orang, dengan 1.975 kasus orang yang terinfeksi.
Melalui pesan teks, otoritas kesehatan Beijing meminta warga untuk tidak bersalaman.
Mereka diminta untuk memberikan salam secara tradisional.
Selain itu, pemerintah ibu kota China itu berencana menangguhkan kegiatan belajar mengajar di sekolah dan universitas setelah liburan Tahun Baru Imlek usai.
Dilaporkan Reuters, Hong Kong sudah lebih dulu menerapkan penutupan lembaga akademik hingga 17 Februari setelah virus corona merebak.
Publik Negeri "Panda" meminta adanya transparansi, setelah pemerintah terkesan menutupi cara mereka dalam menangani patogen tersebut.
"Orang-orang di kampung halaman saya mencurigai jumlah korban terinfeksi yang diklaim oleh pemerintah," ujar Violet Li, warga salah satu distrik di Wuhan.
• Usianya Hampir 50 Tahun, Lekukan Tubuh Tamara Bleszynski Masih Terlihat Super Seksi Pakai Bikini
• BREAKING NEWS: Status Pasien Terduga Idap Virus Corona di Mattaher, Pemprov Jumpa Pers Pagi Ini
• Miliki Gejala Demam, Batuk & Sakit Tenggorokan, Kenapa Virus Corona (Coronavirus) Sangat Mematikan?
• Kemarin Disambut Meriah, Kini Wagub Sumbar Minta Kepulangan Turis China Dipercepat: Ada Penolakan
Dalam konferensi pers, Komisi Kesehatan Nasional China menyatakan, kemampuan penyebaran virus corona semakin kuat dengan kasus infeksi bisa semakin bertambah.
Sejauh ini, Beijing mencatatkan 1.975 kasus dengan korban meninggal mencapai 56 orang.
Sebagian besar korban berasal dari Hubei dan Wuhan.
"Berdasarkan informasi klinis terbaru, kemampuan virus itu untuk menyebar entah bagaimana menjadi lebih kuat," papar kepala komisi, Ma Xiaowei.