Bantu Dosen Jualan Kue di Bandung, Kuliah Tata Boga Tekad Pemilik Tinker Cake Jadi Pengusaha
Annisa Amaliyah Hearsa, pemilik usaha Tinker Cake, Ingin menjadi bos diri sendiri dan tidak ingin bekerja dengan orang.
Penulis: Fitri Amalia | Editor: Deni Satria Budi
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Annisa Amaliyah Hearsa, pemilik usaha Tinker Cake, Ingin menjadi bos diri sendiri dan tidak ingin bekerja dengan orang.
Hal itulah yang membuat Icha, panggilan akrabnya, menempuh pendidikan DIII Tata Boga di sebuah universitas di Bandung. Dia kembali melanjutkan S1 Tata Boga.
"Memilih jurusan tata boga memang karena niatnya untuk menjadi pengusaha, dan tidak ingin bekerja dengan orang karena ribet dan liburnya ditentukan, tapi kalau kita buka usaha sendiri kan mau kapan pun kita libur bisa," sebut pengusaha muda ini saat ditemui Tribunjambi.com di kediamannya, Minggu (26/1/2020).
Setelah lulus di Bandung, dia sempat bekerja terlebih dahulu dengan dosennya yang membuka usaha kue.

Tetapi jiwa menjadi pengusaha membuatnya membuka usaha sendiri. Berkat usahanya dan dukungan penuh keluarga bisnisnya mulai terwujud.
"Tapi 2016, masih lanjut kuliah S1 lagi di Padang, dan setelah wisuda, pindah ke Jambi dan Tinker Cake lanjut di Jambi," ujarnya.
Tinker cake sendiri dia mulai saat masih tinggal di Depok. Icha memulai dengan menerima pesanan kue kering.
Saat baru memulai usahanya, dia memulai dengan kue kering dan membuka pesanan setahun sekali, hanya mendekati lebaran. Kerabat dekat dan teman teman menjadi pelanggan pertamanya.

Setelah tamat kuliah, akhirnya Icha mencoba menambah varian produknya yakni dessert box dan kue kue hantaran dengan sistem PO, hingga saat ini.
"Sekarang Tinker Cake gak cuma kue kering aja, ada dessert box beragam rasa, dan kita juga membuka pesanan untuk kue lainnya seperti puding, bolu, dan kue untuk acara spesial," ucapnya.
Setiap tahunnya saat mendekati lebaran, Icha memberikan tester kue kepada pelanggan setianya, seperti nastar, putri salju, lidah kucing green tea, choco chip, havermut, dan lain lainnya.
Saat inipun dia telah mempersiapkan bahan bahan untuk membuat kue kering sebagai tester untuk pelanggannya.
Mendekati hari raya lebaran tahun lalu, untuk memenuhi pesanan yang masuk, Icha dapat menghabiskan dua karung tepung terigu ukuran 25 kilogram.
Banyak jenis kue yang dia buat, di antaranya choco chips, Nastar, putri salju, havermout, lidah kucing, dan kue kue lainnya. Harga yang ditawarkan Icha untuk kue keringnya mulai dari Rp 67.500 per setengah kilogram.
Untuk pembeli, tersedia kue yang telah ditoples, dan ada juga pembeli yang membawa toples sendiri ke rumah produksinya untuk diisi.