PAUD Tempat Penitipan Balita Tewas Tanpa Kepala Ditutup, Kasihan Ada 11 Guru Kini Tak Bekerja . . .
Kepala Dinas Pendidikan Samarinda Asli Nuryadin mengatakan, penutupan PAUD Jannatul Athfaal Jalan Wahab Syahranie Samarinda dilakukan guna mempermudah
TRIBUNJAMBI.COM- Kepala Dinas Pendidikan Samarinda Asli Nuryadin mengatakan, penutupan PAUD Jannatul Athfaal Jalan Wahab Syahranie Samarinda dilakukan guna mempermudah proses hukum yang kini sedang ditangani polisi.
Selain itu, ada masukan dari banyak pihak termasuk masyarakat, perhimpunan guru PAUD hingga permintaan kepolisian menginginkan PAUD ditutup.
"Jadi kami ambil sikap sebaiknya ditutup dulu agar tak menimbulkan gejolak-gejolak lain," ungkap Asli saat dihubungi, Jumat (24/1/2020).
• Mencekam Korban Meninggal Virus Corona di China Melonjak 60 Persen Menjadi 41 Orang
• Ini Penyebab Dolly Parton Challenge Muncul, Ribuan Artis di Dunia Ikut #dollypartonchallenge
• Dijodoh-jodohkan, Penabuh Gendang Didi Kempot Dory Harsa Patah Hati Foto Nella Kharisma Pamer Bibir
Asli meminta kepada orangtua yang menitipkan anaknya di PAUD itu agar memindahkan ke sekolah lain.
Tim teknis dari Disdik juga sudah mengumpulkan semua PAUD yang ada di Samarinda guna meningkatkan standar pengamanan.
"Saya juga instruksi semua PAUD harus pasang CCTV melalui edaran," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, dua pengasuh PAUD Jannatul Athfaal telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus Yusuf.
Mereka bernama Tri Supramayanti (52) dan Marlina (26).
Kedua pengasuh ini dinilai lalai oleh polisi karena luput mengawasi Yusuf.
• Kisah Pilu Nenek Sukiyah Hidup Sebatang Kara, Punya Rambut Panjang 2 Meter dan Jadi Sarang Tikus
• Apa Sebenarnya Perayaan Imlek, Ternyata Tidak Berlaku di China dan Negara Lain Hanya di Indonesia
• Lowongan Kerja - Bappenas Rekrut Lulusan S1 Pendaftaran hingga 31 Januari 2020, Posisi & Syaratnya
Yusuf dinyatakan hilang saat dititip di PAUD tersebut, Jumat (22/11/2019).
Yusuf kemudian ditemukan dua pekan kemudian dalam kondisi tewas tanpa kepala, Minggu (8/12/2019) di lokasi berbeda yang berjarak empat kilometer dari PAUD.
Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Samarinda, Kalimantan Timur, akhirnya memutuskan untuk menutup PAUD Jannatul Athfaal Jalan Wahab Syahranie Samarinda, Kamis (23/1/2019).
Pengacara PAUD Jannatul Athfaal, Muhammad Japri mengatakan, penutupan PAUD dan kerja polisi seperti dalam tekanan publik dan keluarga.
• China Hari Ini, Mengapa Virus Corona atau Coronavirus Menyebar di Whuhan? Ini Penjelasannya
• Cegah Penyebaran Virus Corona, China Isolas Kota Termasuk Tembok Besar Istana Terlarang & Disneyland
• Arti Mimpi - Mimpi Menikah dengan Teman, Menikah dengan Mantan hingga Menghadiri Pernikahan
• Promo Indomaret 24-26 Januari 2020 Besar-besaran, Ini Daftar Barang yang Didiskon
Padahal banyak hal yang belum diungkap.
Seperti, kemana Yusuf pergi, penyebab kematian, dan lainnya.
Karena tekanan dari orang-orang membuat yayasan terpojok.
"Kasihan yayasan tidak bersalah. Kasihan guru-guru yang bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarga terpaksa dihentikan. Ada 11 guru tak bekerja akibat PAUD itu ditutup," ujar Japri, saat dihubungi, Jumat (24/1/2020). (Kontributor Samarinda, Zakarias Demon Daton)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Alasan PAUD Tempat Penitipan Balita Tewas Tanpa Kepala di Samarinda Ditutup"
Bukti Minim, Polisi Simpulkan Balita yang Ditemukan Tanpa Kepala Tewas akibat Jatuh ke Parit
Polisi ternyata tidak punya bukti yang menunjukkan Yusuf Achmad Ghazali (4) tewas akibat tercebur ke selokan setelah hilang di PAUD Jannatul Athfaal, Samarinda, Kalimantan Timur.
Kasat Reskrim Polresta Samarinda Kompol Damus Asa mengakui, tidak ada saksi yang melihat Yusuf jatuh ke selokan.
"Tidak ada yang melihat. Minim saksi dan keterangan," kata Damus di Polresta Samarinda, Rabu (22/1/2020).
Kesimpulan Yusuf tewas setelah jatuh ke selokan, disebut Damus, karena lokasi hilang dan lokasi penemuan terhubung dengan drainase.
Selain itu, saat Yusuf hilang pintu ruang kelasnya terbuka.
Namun, tidak ada saksi ataupun bukti yang menunjukkan Yusuf keluar seorang diri atau dibawa orang.
Polisi sudah memeriksa warga yang tinggal di samping PAUD Jannatul Athfaal.
Hanya saja, saat Yusuf hilang, warga itu tidak memperhatikan tempat penitipan anak itu.
"Dia (saksi tetangga) sempat masuk ke rumahnya. Cek barangnya kena banjir atau enggak. Jadi waktu Yusuf hilang dia enggak tahu," kata Damus.
Yusuf hilang di PAUD Jannatul Athfaal pada Jumat (22/11/2020).
Dia kemudian ditemukan dalam keadaan tanpa kepala di anak sungai Jalan Antasari, Samarinda, pada Minggu (8/12/2019).
Lokasi hilangnya balita itu dan lokasi penemuannya berjarak empat kilometer.
Kepastian mayat balita itu adalah Yusuf baru didapat polisi pada Selasa (21/1/2020), setelah hasil tes DNA keluar.
Berdasarkan hasil itu, polisi menetapkan dua pengasuh di PAUD Jannatul Athfaal, Tri Supramayanti (52) dan Marlina (26). Keduanya sedang piket saat Yusuf hilang.
Kini mereka telah ditahan di Polresta Samarinda.
Pengacara Yayasan PAUD Jannatul Athfaal, Muhammad Japri enggan berkomentar banyak soal ini.
Dia masih mempersiapkan saksi dan fakta lapangan untuk membela kliennya.
"Saya tidak bicara soal substansi dulu. Saya akan mencari bukti-bukti bahwa ini tidak hanya soal kelalaian PAUD," ungkap Japri saat dihubungi terpisah.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bukti Minim, Polisi Simpulkan Balita yang Ditemukan Tanpa Kepala Tewas akibat Jatuh ke Parit"