Berdebat 12 Jam Soal Aturan, Senat AS Akhirnya Setujui Aturan Sidang Pemakzulan Donald Trump

Pembukaan sidang berlangsung sengit setelah Demokrat berupaya mengubah proposal aturan yang ditawarkan oleh Republik.

Editor: Suci Rahayu PK
Researchgate
Presiden AS Donald Trump 

Berdebat 12 Jam Soal Aturan, Senat AS Akhirnya Setujui Aturan Sidang Pemakzulan Donald Trump

TRIBUNJAMBI.COM, WASHINGTON DC - Senat AS menyetujui aturan sidang pemakzulan Presiden Donald Trump setelah debat lebih dari 12 jam.

Pembukaan sidang berlangsung sengit setelah Demokrat berupaya mengubah proposal aturan yang ditawarkan oleh Republik.

Sidang itu dimulai pada Selasa (21/1/2020) dengan Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell tiba-tiba mengubah aturannya.

Dilansir Al Jazeera Rabu (22/1/2020), peraturan yang dimaksud adalah baik kuasa hukum Trump maupun penuntut dari DPR AS mendapat dua sesi di argumentasi pembuka.

Donald Trump
Donald Trump ()

Dalam perubahannya, kedua kubu bakal masing-masing bakal mendapat tiga hari untuk merepresentasikan pembelaan mereka di sidang pemakzulan.

Tak pelak, tulisan tangan senator asal Kentucky itu tak menuai protes dari Demokrat, namun juga sekutunya sendiri di Republik.

Kemudian saat sidang, Demokrat total mengajukan 11 amendemen berisi permintaan agar bisa mengajukan saksi dari pihak Gedung Putih.

Saksi yang diinginkan oleh oposisi antara lain adalah penjabat Kepala Staf Gedung Putih Mick Mulvaney, dan mantan Penasihat Keamanan Nasional John Bolton.

Masing-masing amendemen itu diperdebatkan, dan berakhir melalui voting di mana Republik menang dengan perbandingan 53-47.

Berdasarkan paket aturan yang disepakati Rabu tengah malam waktu setempat, satu-satunya permintaan Demokrat yang diluluskan adalah paket bukti dari DPR AS dimasukkan catatan sidang.

Video Viral Nenek di Jogja Dituding Ngutil hingga Ditendang, Fakta Pilu Terungkap

Diisukan Bersitegang Karena Ahok Menikahi Puput Nastiti, Nathania Purnama Habiskan Waktu dengan Ayah

Ketua tim penuntut DPR AS, Adam Schiff, menuding bahwa Republik berupaya untuk menyingkirkan bukti yang bisa memberatkan Trump.

Dalam pidatonya, Ketua Komite Intelijen DPR AS itu mengeluhkan senator Republik yang berat sebelah, padahal mereka sudah disumpah untuk bertindak adil.

Sementara McConnell menjawab bahwa apa yang ditawarkannya sudah termasuk adil, meski dia sebelumnya pernah menyiratkan bakal membahas langkah hukum bersama Gedung Putih.

Sidang pemakzulan di level Senat AS terjadi setelah Trump dimakzulkan di tingkat DPR pada 18 Desember 2019 lalu.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved