Kisah Militer RI
LIMA Danjen Kopassus yang Melegenda, Misi Tumpas PKI, Tanggulangi Teroris hingga Pembebasan Sandera
TRIBUNJAMBI.COM - Komando Pasukan Khusus merupakan bagian dari Komando Utama (KOTAMA) tempur
Mochammad Idjon Djanbi lahir di desa kecil Boskoop, 13 Mei 1914 dengan nama Rokus Bernardus Visser.
Visser juga terlibat dalam Perang Dunia II tahun Tahun 1940 ia masuk dinas militer sukarela Tentara Sekutu yang berperang melawan Jerman.
September 1944, ia merasakan operasi tempurnya yang pertama bersama pasukan Sekutu dalam Operasi Market Garden.
• Lowongan Kerja BUMN pada Januari 2020 untuk Lulusan SMA, SMK, D3 dan S1, Cek Syarat dan Lokasi
Pasukan tempat Visser bertugas termasuk ke dalam Divisi Lintas Udara 82 Amerika Serikat.
Pendidikan komando ditempuhnya di Commando Basic Training di Achnacarry di pantai Skotlandia yang tandus, dingin dan tak berpenghuni.
Setelah menjalani latihan khusus yang keras dan berat, ia berhak menyandang brevet Glider (baret hijau).
Sedangkan baret merah diperoleh melalui pendidikan komando di Special Air Service (SAS), pasukan komando Kerajaan Inggris yang sangat legendaris.
Selain itu, Visser juga mengantongi lisensi penerbang PPL-I dan PPL-II. Plus juga menjalani pendidikan spesialisasi Bren, pertempuran hutan, dan belajar bahasa Jepang.
Visser kemudian mengikuti Sekolah Perwira karena dianggap berprestasi.
Lalu ia bergabung dengan Koninklij Leger untuk memukul Jepang di Indonesia, meski Jepang keburu mundur dari Indonesia sebelum pasukan Visser sempat dikirim.
• Promo Honda di Tahun 2020, Harga Spesial untuk New Honda Vario 125 dan 150 cc
Suatu hari di tahun 1951, rumah Idjon Djanbi kedatangan seorang perwira muda.
Si tamu memperkenalkan diri sebagai Letnan Dua Aloysius Sugianto dari Markas Besar Angkatan Darat (MBAD).

Dalam pertemuan itu Idjon Djanbi diminta sebagai pelatih tunggal untuk melatih komando di pendidikan CIC II (Combat Inteligen Course) Cilendek, Bogor.
Usaha yang tak sia-sia karena akhirnya Idjon Djanbi bersedia sebagai pengajar sipil selama masa pendidikan tiga bulan.
Usai pendidikan CIC II, Idjon Djanbi kembali menekuni profesi sebelumnya.