Abraham Samad Tulis Cuitan Twitter soal Penggeledahan dan OTT KPK, Langsung Ramai Dikomentari
Sontak, hal ini mengundang komentar dari mantan Ketua KPK, Abraham Samad dan Politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean.
TRIBUNJAMBI.COM - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dikabarkan menunda penggeledahan di kantor DPP PDIP terkait kasus suap Komisioner KPU, Wahyu Setiawan.
Diketahui KPK akan melakukan penggeledahan tersebut pada beberapa hari ke depan.
Sontak, hal ini mengundang komentar dari mantan Ketua KPK, Abraham Samad dan Politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean.
"Pertama kali dalam sejarah, penggeledahan berhari-hari pasca OTT," tulisnya.
• Nyaris Jadi Korban Reynhard Sinaga, Micheal Akui Sempat Ditawari Minuman dan Menginap, Urung Karena
• Curhat Ibu Reynhard Sinaga, Mengapa kamu menyimpan foto dan video itu di ponselmu?, Terungkap
• dr Boyke Buka-bukaan Soal Kasus Reynhard Sinaga, Setuju Tak Dipenjara Bila Alami Kondisi Ini
Abraham Samad juga menyinggung terkait tujuan dari adanya penggeledahan dan OTT yang dilakukan secara bersamaan.
Menurutnya, ini akan mencegah upaya untuk melenyapkan barang bukti.
"Tujuan penggeledahan itu agar menemukan bukti hukum secepat-cepatnya," tulisnya.
"Itulah mengapa sebelum ini, OTT dan geledah itu selalu barengan waktunya. *ABAM," sambung tulisannya.
Ia juga berpendapat bahwa apa yang dilakukan KPK saat ini telah bertentangan dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada.
Tak hanya itu, hal ini mengakibatkan pelaku dapat dengan mudah menghilangkan jejak kejahatannya.
OTT yg tdk disertai penggeledahan pada waktunya, tdk saja menyimpang dari SOP, tapi membuka peluang hilangnya barang bukti, petunjuk, dan alat bukti lain. " tulis cuitan Abraham Samad di Twitternya.
"Ini sama dengan memberi waktu pelaku kejahatan buat hilangkan jejak. *ABAM," imbuhnya.
Senada dengan Abraham Samad, Politikus Demokrat, Ferdinand Hutahaean juga menyayangkan adanya penggeledahan di kantor PDIP yang tak kunjung dilakukan oleh KPK.
Hal ini ia ungkapkan melalui media sosial Twitter miliknya, @FerdinandHaean2.
Politikus Demokrat ini bahkan menganggap hal ini sebagai lelucon sampah.