Mata Najwa Tadi Malam, Fadli Zon Tanggapi Pernyataan Prabowo Soal Natuna: Selama Ini Kemana Saja?
Anggota DPR RI, Fadli Zon menanggapi pernyataan Menteri Pertahanan Prabowo yang mengatakan 'cool saja'
"Bagaimana kita harus menghadapi? Jadi kita harus realistis menghadapi ini," terangnya.
Seolah kurang puas mendengar jawaban Fadli Zon, Najwa Shihab lantas kembali melontarkan pertanyaan untuk wakil ketua umum Partai Gerindra tersebut.
"Jadi Pak Prabowo itu realistis dalam menghadapi ini, yang bilang santai itu realistis?" tanya Najwa Shihab.
Fadli Zon pun lantas memberikan penjelasannya.
"Nggak, bukan, maksud saya begini, kita harus memperkuat kekuatan kita di sana, persenjataan kita di sana, kapal-kapal kita di sana, kita kerahkan secara serius," papar Fadli Zon.
Fadli Zon menilai, selama ini Indonesia belum mengerahkan kekuatan penuh untuk melindungi wilayah perbatasan.
Sehingga menurutnya, seharusnya mulai sekarang kekuatan Indonesia untuk melindungi daerah perbatasan harus diperkuat.
"Yang selama ini menurut saya memang mungkin kita belum, baru ketika ada masalah baru kekuatan kita terlihat di sini," terangnya.
Menanggapi pernyataan Fadli Zon, ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid menanggapi pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon yang mengatakan Indonesia akan kalah jika perang dengan China saat ini.
• Terbongkar Harta Kekayaan Suami Syahrini, Reino Barack atau Pacar Luna Maya, Ryochin? Ini Faktanya
"Saya kurang setuju dengan pernyataan Pak Fadli yang mengatakan bahwa 'kita lawan China pasti kalah'," ujar Meutya Hafid.
Pernyataan tersebut disampaikan Meutya Hafid dalam acara Mata Najwa Trans7 yang diunggah di kanal YouTube Najwa Shihab, Kamis (9/1/2020).
"Mohon maaf, dimana konfiden kita sebagai bangsa?" kata Meutya Hafid.
Meutya Hafid menegaskan, bukannya ia tidak realistis, namun ia merasa dirinya dan Fadli Zon sama-sama mengurus anggaran untuk kepentingan kekuatan di Perairan Indonesia.
"Saya bukan tidak realistis, kita sama-sama di Komisi I, sama-sama mengurusi anggaran teman-teman baik di TNI Angkatan Laut maupun di Bakamla," ungkap Meutya Hafid.
Ia menuturkan, strategi perang atau kemenangan perang tidak hanya diukur dari seberapa besar negara punya alutsista.