Yori Pusparani Tak Pernah Membayangkan Akan Jadi Dosen
Tidak pernah sebelumnya membayangkan menjadi seorang dosen hingga akhirnya menikmati berkarir sebagai dosen.
Penulis: Nurlailis | Editor: Teguh Suprayitno
Yori Pusparani Tak Pernah Membayangkan Akan Jadi Dosen
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI-Tidak pernah sebelumnya membayangkan menjadi seorang dosen hingga akhirnya menikmati berkarir sebagai dosen. Hal inilah yang dirasakan Yori Pusparani dara berusia 27 tahun asal Bulian ini.
Lulus S2 diusia 24 tahun tidak membuatnya merasa gentar untuk menjadi dosen DKV di Institute Teknologi dan Bisnis Kalbis. Kini ia pun mengaku dapat membuat kelas menjadi menyenangkan karena membebaskan mahasiswanya.
“Saya bebasin di kelas seperti mahasiswa boleh bawa bantal, cemilan, speaker, itu terserah asalkan tugas selesai. Karena mungkin mereka butuh suasana santai buat cari inspirasi,” ungkapnya.
• Punya Potensi Melimpah, Harapan Yori Pusparani untuk Wisata Jambi
• Mencicipi Gurami Bakar Khas Pondok Gurami, Disajikan dengan Tiga Pilihan Sambal
• Dibakar dengan Bumbu Spesial, Gurami Bakar Jadi Andalan di Pondok Gurami
Meskipun terkesan santai namun ia tetap tegas dalam mengajar. Ia tetapkan peraturan bahwa saat dikelas ia adalah seorang dosen dan di luar kelas bisa menjadi seorang teman bagi mahasiswanya.
Saat lulus S1 Yori langsung melanjutkan ke S2 sekaligus bekerja untuk mencari pengalaman. Meskipun berat dan membuatnya jarang tidur, ia bisa melakukannya karena mengatur waktu agar semua bisa berjalan sesuai rencana.
Menurutnya perbedaan antara menjadi dosen dan saat menjadi mahasiswa adalah cara mengajar. “Mungkin dulu pas saya mahasiswa dosennya udah tua sehingga di kelas monoton. Saat sekarang saya jadi dosen saya harus tahu caranya membuat kelas jadi menyenangkan,” ujarnya.
Mengenai ide, menurutnya cara yang ia lakukan lebih kurang sama dengan orang yang berjiwa seni lainnya yaitu ketika berada di toilet. Hal lainnya adalah saat malam dan ketika perjalanan menuju tempat kerja.
“Saya berpikiran ketika perjalanan itu saya akan menemukan inspirasi. Saat bengong di bus, denger obrolan orang, liat pemandangan di perjalanan. Tapi kalau ga ada ide ya saya diem ga perlu di lakuin dan ga bisa dipaksain. Menurut saya diam lebih baik daripada dipaksakan,” ucapnya.
Meskipun berkarir di luar Jambi ia tetap berkeinginan untuk kembali ke Jambi dan membangun daerahnya. Target terdekatnya ia ingin melanjutkan S3 di Malaysia. (nurlailis)