Dua Maling Panik Ketahuan Mencuri, Tak Sadar Lari Masuk Markas Kopassus, Nasibnya Berakhir

Dalam kondisi panik, dua maling ini melarikan diri, namun malah masuk ke markas Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Editor: Duanto AS
Tribun Jateng/Suharno
Para prajurit Kopassus Grup II Kandang Menjangan. 

TRIBUNJAMBI.COM - Lantaran ketahuan warga saat mencuri sepeda motor, dua orang maling kabbur.

Dalam kondisi panik, dua maling ini melarikan diri, namun malah masuk ke markas Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Kopassus merupakan satu di antara Komando Utama tempur yang dimiliki oleh TNI Angkatan Darat.

Ruben Onsu Terpukul, 30 Outlet Geprek Bensu Tutup Karena Banjir Jakarta, Pikirkan Nasib Kariawan!

Download Lagu MP3 Glenn Fredly Januari Lengkap dengan Chord Lagu dan Kunci Gitar

Download Lagu MP3 Dangdut Koplo 2020 Ada Nella Kharisma dan Via Vallen, Ada Video Full Album Terbaik

Kopassus memiliki kemampuan khusus seperti bergerak cepat di setiap medan, menembak dengan tepat, pengintaian, dan anti teror.

Tugas Kopasus Operasi Militer Perang (OMP) diantaranya Direct Action serangan langsung untuk menghancurkan logistik musuh, Combat SAR, Anti Teror, Advance Combat Intelligence (Operasi Inteligen Khusus).

Tak hanya di peperangan Kopassus juga memiliki keahlian Operasi Militer Selain Perang (OMSP).

Keahlian tersebut diantaranya Humanitarian Asistensi (bantuan kemanusiaan), AIRSO (operasi anti insurjensi, separatisme dan pemberontakan), perbantuan terhadap kepolisian/pemerintah, SAR Khusus serta Pengamanan VVIP.

Kemampuan Kopassus sudah tak diragukan lagi, berbagai operasi pertempuran telah mereka jalani.

Kopassus merupakan satu diantara pasukan yang berperan besar demi tegaknya NKRI.

Operasi pertempuran mulai dari Operasi Dwikora, Trikora, Operasi Seroja, penumpasan G30S PKI, hingga pembebasan sandera Garuda Woyla.

Prajurit Kopassus mudah dikenali dengan baret merah yang mereka sandang.

Karena kemampuan mereka ini menjadikan mereka satu diantara pasukan yang paling ditakuti.

Nah lalu apa jadinya saat markas Kopassus disatroni oleh maling?

Peristiwa ini terjadi tahun lalu.

Kisah Operasi Kopassus di Papua, Misi Bebaskan 5 Anggota Koramil yang Seminggu Dikepung Pemberontak
Kisah Operasi Kopassus di Papua, Misi Bebaskan 5 Anggota Koramil yang Seminggu Dikepung Pemberontak (IST)

Dua maling sepeda motor salah masuk ke markas Kopassus saat melarikan diri.

Dua pria yang kepergok warga sedang mencuri sepeda motor tersebut melarikan diri menghindari amuk massa.

Namun apa yang terjadi kemudian diluar dugaan, pencuri tersebut melarikan diri masuk ke markas Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Apa yang terjadi kemudian?

Tribunjambi.com melansir dari Kompas.com, kejadian maling masuk ke markas Kopassus terjadi pada Rabu (26/9/2018).

Dua maling sepeda motor, yaitu Untung dan Geri tertangkap dalam aksi terakhir mereka di Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (26/9/2018) dini hari.

Kapolsek Jagakarsa Kompol Sujarwo mengatakan, Untung dan Geri sudah sering mencuri sepeda motor warga.

"Diawali adanya kecuriagaan tetangga pemilik motor yang melihat dua orang yang tidak dikenal mendorong motor keluar dari rumah korban. Merasa curiga, saksi langsung menelepon ketua RT," kata Sujarwo dalam keterangan tertulisnya, Rabu siang.

Ketua RT dengan sigap menelepon Kamtibmas yang sedang patroli di wilayah Lenteng Agung.

Di saat yang bersama, Untung dan Geri kesulitan menstarter sepeda motor yang hendak digondolnya karena adanya kunci tambahan.

Saat melihat warga mulai berdatangan, Untung dan Geri kabur dan meninggalkan motor curiannya.

"Namun naas bagi mereka, saat berusaha menyelamatan diri dari kejaran warga ternyata jalan yang dilewati pelaku buntu dan berhadapan langsung dengan kali Ciliwung," ujar Sujarwo.

Karena sudah terdesak dan terkepung warga, keduanya pun melompat ke Sungai Ciliwung.

Mereka menyeberangi sungai dan di seberang sungai ternyata Markas Kopassus (Komando Pasukan Khusus).

"Pelaku dapat diamankan oleh personel Kopasus yang sedang piket dan langsung diserahkan ke personel Polsek Jagakarsa yang ikut mengejar pelaku," ujar Sujarwo.

Syarat Mendaftar Menjadi Kopassus

Komando Pasukan Khusus (Kopassus) merupakan bagian dari Komando Utama tempur yang dimiliki oleh TNI Angkatan Darat.

Setiap anggotanya dianggap memiliki kemampuan khusus seperti bergerak cepat di setiap medan, menembak dengan tepat, pengintaian dan antiteror.

Lalu apa syaratnya untuk mendaftar menjadi pasukan Kopassus?

Menjadi bagian dari Kopassus adalah kebanggaan bagi setiap pasukan TNI AD

Pasalnya, untuk menjadi prajurit Kopassus bukan hal yang mudah.

Terlebih pasukan baret merah digadang-gadang sebagai satu pasukan yang terbaik di dunia.

Setidaknya, calon anggota Kopassus harus bisa lari 2,4 kilometer dengan waktu 12 menit, 40 kali push up dalam semenit, tidak takut ketinggian dan lainnya.

Lalu bagaimana proses rekruitmennya?

Pasukan elite TNI AD Komando pasukan Khusus atau Kopassus, memang sudah terkenal kehebatannya.

Namun, sebelum seorang prajurit mendapatkan baret merah dan brevet komando kebanggaan korps tersebut, prajurit harus melewati pelatihan khusus yang nyaris melewati kemampuan batas manusia.

Tahapan pertama yakni Tahap Basis, yaitu pemusatan pelatihan di Pusat Pendidikan Pelatihan Khusus, Batujajar, Bandung.

Di sini, calon prajurit komando dilatih keterampilan dasar.

Seperti menembak, teknik dan taktik tempur, operasi raid, perebutan cepat, serangan unit komando, navigasi darat dan berbagai keterampilan lain.

Selesai latihan basis, dilanjutkan dengan Tahap Hutan Gunung yang diadakan di Citatah, Bandung.

Di sini, para calon prajurit komando berlatih untuk menjadi pendaki serbu, penjejakan, anti penjejakan, survival di tengah hutan.

Dalam Pelatihan Survival, calon Prajurit komando harus bisa hidup di hutan dengan makanan alami yang tersedia di hutan.

Dengan latihan ini Prajurit Komando harus bisa membedakan tumbuhan yang beracun dan dapat dimakan, dan juga mampu berburu binatang liar untuk mempertahankan hidup.

Tahap latihan hutan gunung diakhiri dengan long march dari Situ Lembang ke Cilacap dengan membawa amunisi, tambang peluncur, senjata dan perlengkapan perorangan.

Dalam bukunya yang berjudul Pramono Edhie Wibowo dan Cetak Biru Indonesia ke Depan, yang diterbitkan QailQita Publishing, 2014, mantan Kepala Staf TNI AD Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo membeberkan pengalamannya saat mengikuti latihan Kopassus.

Mengintip "neraka" di Cilacap

Latihan terberat sudah menanti saat sampai di Cilacap. Ini merupakan latihan tahap ketiga yang disebut latihan Tahap Rawa Laut, calon prajurit komando berinfliltrasi melalui rawa laut.

Di sini, materi Latihan meliputi navigasi Laut, Survival laut, Pelolosan, Renang ponco dan pendaratan menggunakan perahu karet.

Para calon prajurit komando harus mampu berenang melintasi selat dari Cilacap ke Nusakambangan.

“Latihan di Nusakambangan merupakan latihan tahap akhir, oleh karena itu ada yang menyebutnya sebagai hell week atau minggu neraka. Yang paling berat, materi latihan ‘pelolosan’ dan ‘kamp tawanan’,” kata Pramono.

Dalam latihan itu para calon prajurit komando dilepas pagi hari tanpa bekal, dan paling lambat pukul 10 malam sudah harus sampai di suatu titik tertentu.

Pilot Helikopter Terjebak di Tengah Kelompok Bersenjata yang Bunuh 4 Kopassus, Kapten Pandu Tegang

Selama “pelolosan” si calon harus menghindari segala macam rintangan alam maupun tembakan dari musuh yang mengejar.

Dalam pelolosan itu, kalau siswa sampai tertangkap maka itu berarti neraka baginya karena dia akan diinterogasi layaknya dalam perang.

Para pelatih yang berperan sebagai musuh akan menyiksa prajurit malang itu untuk mendapatkan informasi.

Dalam kondisi seperti itu, si prajurit harus mampu mengatasi penderitaan, tidak boleh membocorkan informasi yang dimilikinya.

Untuk siswa yang tidak tertangkap bukan berarti mereka lolos dari neraka.

Pada akhirnya, mereka pun harus kembali ke kamp untuk menjalani siksaan.

Selama tiga hari siswa menjalani latihan di kamp tawanan. dalam kamp tawanan ini semua siswa akan menjalani siksaan fisik yang nyaris mendekati daya tahan manusia.

“Dalam Konvensi Jenewa, tawanan perang dilarang disiksa. Namun, para calon prajurit Komando itu dilatih untuk menghadapi hal terburuk di medan operasi. Sehingga bila suatu saat seorang prajurit komando di perlakukan tidak manusiawi oleh musuh yang melanggar konvensi Jenewa, mereka sudah siap menghadapinya,” tulis Pramono Edhie.

Beratnya persyaratan untuk menjadi prajurit kopassus dapat dilihat dari standar calon untuk bisa mengikuti pelatihan.

Nilai standar fisik untuk prajurit nonkomando adalah 61, namun harus mengikuti tes prajurit komando, nilainya minimal harus 70.

Begitu juga kemampuan menembak dan berenang nonstop sejauh 2000 meter.

“Hanya mereka yang memiliki mental baja yang mampu melalui pelatihan komando. Peserta yang gagal akan dikembalikan ke kesatuan Awal untuk kembali bertugas sebagai Prajurit biasa,” tutup mantan Danjen Kopassus ini. (*)

Penampilan Ashanty Saat di Jepang Jadi Sorotan Netizen, Makin Kurus dan Kuyu Usai Divonis AutoImun

Bila Wold War 3 Terjadi, Ini 10 Negara yang Diperkirakan Paling Aman untuk Berlindung

Seorang Jenderal Top Iran Tewas dalam Serangan AS ke Irak, Serangan Balasan

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved