Banjir Jakarta
Deny Setyawan Kaget Keranjang Itu Berisi Bayi Sabrina, 7 Jam Terjebak Banjir, Mengira Pakaian
Awalnya Denny berpikir keranjang tersebut berisi tumpukan pakaian. Ternyata di dalam keranjang tersebut terdapat bayi yang berusia dua bulan.
Awalnya Denny berpikir keranjang tersebut berisi tumpukan pakaian. Ternyata di dalam keranjang tersebut terdapat bayi Sabrina yang berusia dua bulan.
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Di setiap peristiwa bencana alam selalu ada cerita heroik dan mengharukan yang muncul.
Begitu juga halnya dengan fenomena banjir Jakarta dan Bodetabek selama dua hari ini, akibat curah hujan tinggi sejak Selasa sore, 31 Desember 2019 menjelang malam pergantian tahun.
Deny Setyawan, petugas pemadam kebakaran Pemprov DKI Jakarta di Tebet berhasil mengevakuasi bayi korban banjir di kawasan Bukit Duri, Jatinegara, Jakarta Timur.

• Kisah Kuda Mati dan Kusirnya Pingsan setelah Terobos Banjir, Terkadi Sekira Pukul 18.00 WIB
• Update Jumat (3/1), Data 43 Korban Meninggal saat Banjir Jabotabek, Nama dan Lokasi
• Ruben Onsu Terpukul, 30 Outlet Geprek Bensu Tutup Karena Banjir Jakarta, Pikirkan Nasib Kariawan!
Hari Kamis (2/1/2020) kemarin, Deny bersama rekan-rekannya di Damkar Tebet melakukan evakuasi bayi korban banjir bernama Sabrina.
Di daerah ini Deny dan kawan-kawannya bekerja menyelamatkan sebanyak sembilan korban banjir yang belum bisa lolos dari kepungan air yang menggenangi sekitar SMA 08 Bukti Duri, RT 01/12.
Sabrina merupakan bayi berusia dua tahun.
Bayi cantik dan menggemaskan itu terjebak banjir hampir tujuh jam lamanya di sebuah warung ketoprak di sekitaran SMA 08 Bukit Duri.
"Saya merasa terharu sekali ketika kami berhasil menyelamatkan bayi Sabrina. Rasa syukurnya melebihi dari segala-galanya karena menyelamatkan anak ini juga merupakan bentuk menyelamatkan generasi penerus ke depan," ujar Deny.
Dia mengaku, saking terharunya sampai tidak bisa menggambarkan perasaan haru ketika berhasil menyelamatkan bayi yang masih merah tersebut.
Air matanya sampai berlinang. Begitu berhasil mengevakuai bayi itu, Deny langsung mengangkat dan memeluknya menerjang kepungan banjir.
"Tentunya kita harus mawas diri sebelum melakukan evakuasi ataupun menolong orang. Kalau setelah itu memang berhasil, tentunya kita bangga, bahagia dan orang yang kita selamatkan tentunya senang juga walaupun kita memang tidak mengerjakannya seorang diri, bersama tim dan bantuan dari Yang Maha Kuasa," ucap Deny ketika ditemui di kantor Damkar Tebet.
Deny menuturkan, saat dievakuasi, bayi Sabrina berada di lantai dua sebuah warung ketoprak bersama orangtuanya, yakni sang Ibu, Fatima (27), ayah, nenek, dan kakaknya yang bernama Kirana (2).
"Begitu kita datang untuk membantu, karena perahu karet tidak bisa masuk ke dalam," ujarnya.
• Investasi Bodong Mimiles di Aplikasi Android Diendus Polisi, 2 Pelaku Dibekuk Polisi
"Di situ saya kemudian turun dan menjemput bayi Sabrina di tengah kedalaman air yang mencapai hampir dua meter dengan jarak sekira 5-10 meter dari kapal tim evakuasi," ujar Deny Setyawan.
Dia menambahkan, ketinggian air di dalam warung ketoprak tersebut saat evakuasi dilakukan, mencapai dua meter atau setinggi leher Deny.
Mulanya, ketika berhasil menjangkau keluarga orangtua Sabrina, dia dan tim disodori sebuah keranjang.
Tadinya dia berpikir keranjang tersebut berisi tumpukan pakaian.
Ternyata di dalam keranjang tersebut terdapat bayi berusia dua bulan.
"Saya langsung kaget karena keranjang itu isinya bayi Sabrina."
"Kasihan sekali itu bayi ada di posisi seperti itu, terjebak di antara kepungan banjir yang membahayakan nyawanya. Akhirnya saya bergegas mengambil keranjang itu, saya ambil bayi itu, saya gendong di pundak kemudian menuruni tangga," tutur Deny.
Cara bersihkan rumah setelah banjir
Banjir di beberapa wilayah di Jabodetabek nampaknya mulai surut. Warga pun mulai memberanikan diri pulang untuk membersihkan rumahnya dari lumpur yang terbawa banjir. Namun warga nampaknya harus berhati - hati dengan keberadaan ular yang mungkin ada di dalam rumah pasca banjir terjadi.
Maka dari itu, Ketua Yayasan Sioux Ular Indonesia, Aji Rachmat pun berbagai tips untuk memeriksa keberadaan ular di dalam rumah pasca-banjir.

Berikut tipsnya:
1. Masuk rumah dengan sepatu boot
Dia menyarankan memakai sepatu boot lantaran dalam beberapa kasus warga sempat digigit di bagian kaki saat masuk ke dalam rumah pasca Kebanjiran. Walaupun sebenarnya tidak semua ular bisa hidup di area berlumpur.
"Lantai berlumpur sebetulnya tidak diminati ular kobra," kata dia saat dikonfirmasi, Jumat (3/1/2019).
"Tapi untuk spesies ular yang habitatnya di setengah perairan seperti ular buccata (kadut), ular weling (candidus), ular welang (fasciatus) atau banyak ular lain, lantai basah itu tidak bermasalah (dengan lumpur)."
2. Masuk rumah menggunakan senter
Jika masuk kedalam rumah pastika menggunakan senter untuk melakukan pemeriksaan. Senter dapat mendeteksi keberadaan hewan melalu pantulan cahaya matanya.
"Mata ular dan satwa lain akan memantulkan cahaya saat disinari dengan senter di tempat gelap," katanya.
"Fokus pada pantulan cahaya bisa jadi itu satwa di dalam rumah," lanjut dia.
3. Gunakan sarung tangan
Gunakan sarung tangan saat memindahkan barang - barang yang ada di dalam rumah. Hal tersebut untuk menghindari tangan dari gigitan ular ataupun binatang lain.
4. Gunakan kayu untuk membalikkan barang
Warga dianjurkan untuk menggunakan kayu atau sejenisnya untuk membalikkan barang. Hal tersebut untuk mengantisipasi dugaan adanya binatang liar terutama ular di balik barang tersebut.
"Saat ini ular akan bersembunyi dan atau berjemur," tambah dia. Baca juga: Lagi, Tim SAR di Ngawi Evakuasi 23 Anak Ular Kobra
5. Cek atap atau plafon rumah
Warga dianjurkan untuk memeriksa bagian atap rumah jika banjir sempat merendam hingga setinggi genteng. Hal tersebut dilakukan lantaran ular mungkin saja bersembunyi di atap rumah.
"Satwa juga mungkin bersembunyi dibawah rangka atap rumah untuk mencari kehangatan," kata Aji.
"Cek dengan tenang menggunakan senter," ujarnya.
• Bila Wold War 3 Terjadi, Ini 10 Negara yang Diperkirakan Paling Aman untuk Berlindung
6. Periksa segala sudut rumah
Aji menyarankan agar setiap sudut rumah dari belakang lemari, pintu, dan kolong - kolong. Tempat-tempat itu diperiksa untuk mengetahui adanya keberadaan ular atau binatang lain.
"Jika akan cek ke dalam lubang atau sela sela, jangan menggunakan tangan. Gunakanlah alat bantu kayu atau bambu," kata dia.
7. Anak-anak dilarang masuk
Aji menganjurkan agar anak - anak tidak masuk lebih dahulu ke rumah sebelum dilakukan pemeriksaan seperti di atas. Hal tersebut untuk mengantisipasi agar anak - anak tidak digigit oleh binatang liar yang hanyut dan masuk ke rumah.
Dikompilasi dari artikel Tribunnews.com berjudul "Kisah Dramatis Penyelamatan Bayi Sabrina: 7 Jam Terjebak Banjir di Warung Ketoprak" dan "Antisipasi Ada Ular, Begini Cara Bersihkan Rumah Pasca-banjir"
• Ruben Onsu Terpukul, 30 Outlet Geprek Bensu Tutup Karena Banjir Jakarta, Pikirkan Nasib Kariawan!
• Kamu Harus Tahu Ini 3 Jenis Asuransi Kendaraan, Tidak Semua Bisa Tanggung Kerusakan Akibat Banjir
• Kisah Kuda Mati dan Kusirnya Pingsan setelah Terobos Banjir, Terkadi Sekira Pukul 18.00 WIB