Berita Nasional
Jakarta Tenggelam Diprediksi 30 Tahun Lagi, Kelakuan Masyarakatnya yang Begini Disebut Jadi Penyebab
Jakarta Tenggelam Diprediksi 30 Tahun Lagi, Kelakuan Masyarakatnya yang Begini Disebut Jadi Penyebab
Jakarta Tenggelam Diprediksi 30 Tahun Lagi, Kelakuan Masyarakatnya yang Begini Disebut Jadi Penyebab
TRIBUNJAMBI.COM - Menyusutnya struktur tanah di Jakarta sudah jadi perbincangan sejak beberapa tahun lalu.
Bahkan Jakarta diprediksi menjadi salah satu kota di Asia yang akan tenggelam akibat perubahan iklim pada 2050 nanti.
Ternyata ada satu faktor lagi, yang berkaitan dengan perilaku manusianya.
Dalam jurnal Nature Communications edisi 29 Oktober 2019 disebutkan, selain Indonesia, dalam hal ini Jakarta, ada tujuh negara di Asia yang terancam tenggelam.
Kota-kota itu adalah China, India, Bangladesh, Vietnam, Thailand, Filipina, dan Jepang.
• Banjir Parah Landa Jakarta, Begini Strategi Walikota Tri Rismaharini Atasi Banjir di Surabaya
• VIDEO: Viral Detik-detik Mobil BMW Mewah Terseret Banjir Jakarta
• Banjir Jakarta Awal Tahun 2020, Korban Jiwa Capai 24 Orang, Berikut Daftar Nama dari Polisi dan BNPB
• Banjir Jakarta Semakin Tinggi? Presiden Jokowi Langsung Turun Tangan: Tahun Ini Paling Parah
Para ilmuwan memprediksi, sekitar 300 juta orang Asia akan merasakan banjir tahunan beberapa dekade ke depan.
Proses naiknya permukaan air laut ada dua, yakni karena pencairan es di Antartika dan pemuaian air itu sendiri.
Namun lebih jauh lagi, peneliti iklim dan laut dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ( LIPI) Intan Suci Nurhati mengatakan, potensi tenggelamnya Jakarta juga disebabkan oleh perilaku masyarakat lokal.
Intan berkata, penyedotan air tanah juga membuat permukaan tanah di Jakarta turun.
"Aktivitas masyarakat lokal termasuk pengambilan air tanah," kata Intan dihubungi Kompas.com, Kamis (7/11/2019).
"Kalau untuk Jakarta sendiri, ibaratnya (dampaknya) karena perubahan iklimsampai Jakarta Utara, tapi karena ada pengambilan air tanah (dampaknya) sampai Monas. Misalnya seperti itu, ini perbandingan saja."
Intan juga anggota panel ilmuwan IPCC PBB.

Ini artinya, risiko yang diakibatkan pola perilaku masyarakat lebih berdampak buruk dibanding perubahan iklim.
Oleh sebab itu Intan mengatakan, penting untuk mempelajari dampak perubahan iklim yang membuat naiknya muka air laut, tapi kita juga harus memperhatikan bagaimana aktivitas masyarakat lokal.