Kisah Militer

Kopassus Datang Cuma Pakai Blue Jins untuk 'Sapu' Musuh, Operasi Intelijen Tak Pakai 'Baret Merah'

Pasukan Kopassus waktu itu masuk ke wilayah Timor Timur tanpa menggunakan seragam dan baret merah kebanggaan.

Editor: Duanto AS
(KOMPAS.com/Kristian Erdianto)
Kopassus saat parade pasukan dan alat utama sistem pertahanan (alutsista) di Dermaga PT Indah Kiat, Cilegon, Banten. 

Penerbang militer yang menerbangkan pesawat sipil dengan registrasi PK seperti Pelita Air Service atau Dirgantara Air Service, biasanya mengenakan baju putih dan celana biru tua seperti lazimnya awak pesawat komersial.

Tetapi di samping kursi penerbang dan mekanik terdapat senapan serbu G-3 atau AK-47.

Satu diantara tim Kopassanda yang dikirim yakni tim Nanggala 2 dari Grup 2 Sandi Yudha.

Misi Rahasia Kopassus, Tahu-tahu Suami Pamitan saat sudah Ada di Pesawat Terbang

Sepanjang penugasan di Timor Timur tim ini dikenal juga sebagai The Blue Jeans Soldiers.

Alasan kenapa mereka dijuluki seperti itu tak lain dan tak bukan disebabkan oleh pakaian yang dikenakan prajurit Komando ini semua dari bahan blue jins.

Tak satupun anggota Tim ini menggunakan atribut pasukan Baret Merah.

Selama di medan perang mereka menggunakan pakaian sipil dengan seledang kain Timor menutupi tubuhnya.

Kebanyakan dari prajurit itu juga mengenakan Topi yang memiliki kekhasan Timor.

Para personel intelijen yang akan bertugas secara sangat rahasia itu dipimpin oleh Kolonel Inf Dading Kalbuadi yang juga komandan pasukan elite, Grup-2 Para Komando (Parako) atau Komando Pasukan Sandi Yuda (Kopassanda ).

Tugas utama Kolonel Dading bersama anak buahnya adalah memasuki wilayah Tim-Tim sebagai sukarelawan dan tanpa menunjukkan identitas sebagai pasukan elit.

Jika dalam tugas-tugasnya sebagai personel intelijen sampai menimbulkan bentrokan senjata dan gugur, maka negara tidak akan mengakuinya mengingat status mereka adalah sukarelawan.

Sekitar 250 personel Parako yang bertugas sebagai intelijen kemudian dikirim perbatasan NTT-Tim-Tim dan dalam penugasannya mereka selalu menyamar.

Ketika dikirim ke Atambua, NTT lalu ke Motaain, personel Parako menyamar sebagai mahasiswa yang akan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Sedangkan senjata yang dibawa dimasukkan ke dalam karung yang telah dibubuhi tulisan berbunyi ‘alat-alat pertanian’.

OPERASI Kilat Kopassus Hanya Butuh 5 Peti Jenazah, padahal Benny Telanjur Siapkan 17 Peti Mati

Tugas utama para personel Parako adalah menyusup ke Tim-Tim dalam bentuk kelompok kecil untuk membentuk basis-basis gerilya dan melakukan penyerangan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved