Bahas Penyelundupan di Garuda, Karni Ilyas Sebut Biasa, Arya Sinulingga Ungkit Komitmen Erick Thohir
Beda pendapat dengan Arya Sinulingga, Karni Ilyas mengatakan, penyelundupan seperti yang dilakukan oleh Ari Askhara merupakan hal yang lumrah.
Said Didu kemudian menjelaskan ada beberapa tempat yang berada di luar kewenangan Ditjen Bea dan Cukai.
"Karena beberapa tempat di negara ini ada daerah namanya otoritas bebas Bea, termasuk Garuda," ujar Said Didu.
Said Didu kemudian menjelaskan modus lain yang ia curigai juga dimanfaatkan sebagai sarana penyelundupan barang.
Modus tersebut adalah ketika Garuda Indonesia mendatangkan pesawat dari luar negeri untuk kepentingan perbaikan.
"Dengan terbuktinya begini, kan Garuda juga sering mendatangkan pesawat dari luar, bukan pesawat baru, mau diperbaiki," kata Said Didu.
"Siapa tau juga ada yang memakai itu," tambahnya.
Atas kecurigaan tersebut, Said Didu meminta kepada Ditjen Bea dan Cukai untuk menjaga khusus Garuda dan GMF.
"Jadi menurut saya perlu dijaga khusus lagi Garuda ini, GMFnya juga perlu dijaga khusus," terang Said Didu.
Pada wawancara tersebut, Said Didu turut membahas soal pekerjaan seorang menteri BUMN.
Ia mengatakan pekerjaan yang perlu dilakukan oleh menteri BUMN sebenarnya hal yang mudah, namun harus dilakukan sesuai urutan.
"Pekerjaan menteri BUMN itu sebenarnya mudah asal urut," kata Said Didu.
Said Didu juga menduga terjadinya kasus Ari Askhara karena adanya kesalahan dari Menteri BUMN terdahulu Rini Soemarno.
Ia berprasangka bahwa dulu sebelum mengangkat Ari Askhara menjadi petinggi BUMN, Rini Soemarno tidak melihat terlebih dahulu kompetensi dan integritasnya.
"Dan saya menenggarai bahwa Bu Rini kemarin ini asal comot saja, karena setiap saat bisa mengganti orang," ujar Said Didu.
"Kalau kita setiap saat bisa mengganti orang, bukan berdasarkan kompetensi, integritas, dan kepemimpinan, maka yang muncul adalah direksi penjilat, penikmat kekuasaan dan mafia pejabat," tambahnya.
Video dapat dilihat di menit 13.54:
(TribunWow.com/Anung Malik)