Pramugari Garuda Terkejut Teroris Bersandar di Pundak, Aksi Kopassus Bebaskan Sandera Pesawat Woyla
Kirang yang saat itu pangkatnya calon perwira, termasuk satu di antara 35 pasukan Kopassandha (sekarang Kopassus) yang diberangkatkan dari Jakarta
Pramugari Garuda Terkejut Teroris Bersandar di Pundak, Aksi Kopassus Bebaskan Sandera Pesawat Woyla
TRIBUNJAMBI.COM - Peristiwa itu terjadi pada Maret 1981 saat Kopassus melakukan operasi pembebasan sandera di Pesawat Garuda Woyla.
Begitu Letnan Satu Achmad Kirang menyergap masuk ke pesawat, pembajak bernama Mahrizal melepaskan tembakan pistol ke arah anggota pasukan elite TNI AD itu.
• Peristiwa Januari 2001, Empat Kopassus Kena Tombak dan Hujan Panah Beracun di Hutan Papua
• 6 Anak Artis yang Sukses Jadi Polisi dan TNI, Satu Diantaranya Terpilih di Satuan Kopassus TNI AD
• Kopassus Temukan Peti Kayu Berisi Uang Banyak, Benny Moerdani Beri Peringatan Nanti Kau Mati
Peluru bersarang di bagian perut yang tak terlindung rompi anti peluru.
Letnan Satu Anumerta Achmad Kirang gugur saat operasi pembebasan sandera.
Achmad Kirang merupakan di antara cikal bakal berdirinya Detasemen 81 Kopassus, pasukan 'Super' untuk penangguilangan teror.
Tribunjambi.com mengutip dari berbagai sumber, Achmad Kirang meninggal dunia setelah peluru menembus peluru di perut bagian bawah.
Kirang yang saat itu pangkatnya calon perwira, termasuk satu di antara 35 pasukan Kopassandha (sekarang Kopassus) yang diberangkatkan dari Jakarta menuju bandara Don Muang di Thailand.
Penerbangan 206
Kisah berawal saat pesawat Garuda Indonesia Penerbangan 206, DC-9 Woyla dari Jakarta tujuan Medan dibajak dan dibawa ke Thailand. Para teroris berencana membawa pesawat tersebut ke Libya.
Teroris menuntut uang tebusan dan pembebasan kawan-kawan mereka yang telah tertangkap.
Saat penyerbuan ke dalam pesawat, Achmad Kirang berada di tim hijau. Kirang diikuti Pembantu Letnan Dua Pontas Lumban Tobing.
Tim hijau itu mendobrak pintu pesawat DC-9 Garuda Woyla dan menyergap masuk melalui pintu belakang.
Dua orang yang belum bisa membedakan mana pembajak dan mana penumpang itu dengan gagah berani menyergap masuk.
Penyergapan itu berisiko, karena pembajak sudah siap menghamburkan pelurunya kepada penerobos yang akan membebaskan sandera.