(MITOS atau Fakta) 5 Hal Seputar HIV/AIDS, Benarkah Nyamuk Bisa Jadi Media Penularan?

Hari ini, 1 Desember 2019, diperingati sebagai Hari AIDS sedunia. Peringatan Hari AIDS Sedunia pada 1 Desember telah dimulai sejak 1988. Tujuan

Editor: rida
Shutterstock
Ilustrasi 

TRIBUNJAMBI.COM- Hari ini, 1 Desember 2019, diperingati sebagai Hari AIDS sedunia. Peringatan Hari AIDS Sedunia pada 1 Desember telah dimulai sejak 1988.

Tujuan peringatan hari ini adalah menumbuhkan kesadaran dan mengedukasi masyarakat mengenai HIV/AIDS.

Akan tetapi, hingga hari ini, masih ada sejumlah stigma yang diberikan kepada penderita HIV/AIDS dan mitos yang berkembang seputar penyakit ini.

Stigma tersebut biasanya karena ketidaktahuan masyarakat tentang fakta sebenarnya di balik mitos-mitos seputar HIV/AIDS yang selama ini beredar.

Ada banyak mitos dan kesalahpahaman tentang HIV/AIDS.

JARANG Terekspose, Begini Potret Menkeu Sri Mulyani Habiskan Akhir Pekan Bersama Cucu di Monas

Joy Run 2019 Walk Shop Transmart Jambi, Komentar Peserta, Sering-sering Bikin Biar Banyak yang Sehat

Perubahan Signifikan Wajah Terbaru Via Vallen Usai Dituding Oplas, Rival Nella Kharisma Buktikan Ini

Berikut 5 di antaranya, disarikan dari JEO Kompas.com "Kenali Mitos dan Fakta HIV/AIDS Biar Tak Gampang Kasih Stigma":

1. Berdekatan dengan penderita HIV membuat kita tertular

Faktanya, HIV tidak menyebar melalui sentuhan air mata, keringat atau air liur.

Menghirup udara yang sama dengan penderita HIV juga tidak akan membuat kita tertular.

Bahkan, menggunakan peralatan makan atau peralatan olahraga yang sama, hingga memeluk atau mencium penderita HIV tidak akan membuat kita tertular.

HIV umumnya menular melalui darah, hubungan seksual, dan dari ibu ke bayi, penggunaan jarum suntik, dan hubungan seks yang tidak aman.

2. Nyamuk bisa menjadi media penularan HIV

Penularan HIV memang bisa melalui darah.

Akan tetapi, gigitan serangga tidak akan menyebabkan kita tertular HIV.

Hingga saat ini, tidak ada hasil riset yang membuktikan bahwa serangga yang telah mengigit penderita HIV akan menularkannya kepada orang lain.

Pasalnya, HIV hanya hidup di waktu singkat di tubuh serangga.

Potensi penularan muncul melalui kontak seksual, pemakaian bersama jarum suntik tidak steril, dan melalui percampuran langsung cairan tubuh seperti saat transfusi darah atau berhubungan seks tidak aman.

XL Axiata Gelar Kompetisi DigiRace 2019, Uji Kualitas Jaringan Fiberisasi di Palembang

Awalnya Ada Suara Mengaduh Perlahan, Tetangga Lihat Cewek di Bungo Lari Tak Pakai Celana

7 FAKTA Tunangan Boy William Karen Vendela, Lulusan Amerika Hingga Putri Konglomerat Hartono Hosea

3. HIV mudah dideteksi

Penderita HIV biasanya tidak menunjukkan gejala apa pun selama bertahun-tahun.

Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah seseorang positif menderita HIV adalah dengan melakukan tes darah.

4. Seks oral tidak akan menularkan HIV

Melakukan seks oral memang risikonya lebih kecil daripada jenis seks lainnya.

Namun, risiko penularan HIV tetap ada jika seseorang melakukan seks oral dengan penderita HIV.

Oleh karena itu, selalu gunakan pengaman untuk menghindari risiko HIV dan penyakit seksual menular lainnya.

Memakai kondom atau menggunakan dental dam dapat melindungi kita dari kemungkinan penularan strain HIV yang resisten terhadap obat-obatan yang ada sekarang.

Selisih 1 Angka, Guru Honorer di Muarojambi Sah Jadi Kepala Desa Puding, Ini Pesan Khusus dari Suami

Dulu Kaya Raya, Nasib 5 Artis Ini Sekarang Jatuh Terpuruk, Ada Jadi Petani dan Penata Rias Jenazah

Dewi Dilantik Menjadi Kepala Desa, 12 Tahun jadi Guru Honorer, Ini Alasannya Ikut Mencalonkan Diri

Jangan Lewatkan! Ini 8 Film yang Bakal Tayang di Bulan Desember, Si Manis Jembatan Ancol Hidup Lagi!

5. Interaksi sosial dan kontak fisik bisa menularkan HIV/AIDS

Mitos ini tidak benar. HIV/AIDS tidak akan menular melalui interaksi sosial yang wajar.

Interaksi sosial dan kontak fisik seperti bersalaman, bergandengan, bermain bersama, tidak akan menularkan HIV/AIDS.

Penularan berpotensi terjadi melalui kontak seksual, pemakaian bersama jarum suntik tidak steril, dan melalui percampuran langsung cairan tubuh seperti saat transfusi darah atau berhubungan seks tidak aman.

Baca liputan khas Kompas.com mengenai HIV/AIDS pada lipsus berikut ini:

JEO: Kenali Mitos dan Fakta HIV/AIDS Biar Tak Gampang Kasih Stigma

JEO: ADHA, Menantang Arus Deras Stigma HIV/AIDS

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Mitos Keliru Seputar HIV/AIDS"

Penulis : Ariska Puspita Anggraini
Editor : Inggried Dwi Wedhaswary

Diperingati Setiap 1 Desember, Ini Sejarah Hari AIDS Sedunia

Setiap tahunnya, 1 Desember diperingati sebagai Hari Aids Sedunia.

Tahun ini, Hari Aids Sedunia akan diperingati pada Minggu (1/12/2019) besok.

Melansir laman WHO, tema Hari Aids Sedunia tahun ini adalah "Komunitas Membuat Perbedaan".

Peringatan tahun ini dianggap sebagai kesempatan penting untuk mengetahui peran yang telah dilakukan masyarakat untuk penanggulangan AIDS di tingkat internasional, nasional, dan lokal.

Menilik ke belakang, bagaimana sejarah di balik peringatan Hari AIDS sedunia?

Momen tersebut pertama kali diperingati pada 1988 untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat dunia terhadap HIV.

Penggagas peringatan Hari AIDS adalah James Bunn dan Thomas Netter, yang turut aktif sebagai humas di World Health Organisation (WHO).

Bunn dan Netter mengajukan ide tersebut kepada Jonathan Mann, Direktur Program Global terkait AIDS di WHO.

Pada 1988, WHO menetapkan 1 Desember sebagai Hari AIDS Sedunia.

Tanggal 1 Desember dipilih agar mendapatkan peliputan maksimal dari media barat, terutama setelah berakhirnya Pemilu AS dan sebelum berlangsungnya libur Natal.

Saat itu, tidak semua masyarakat memahami bahwa AIDS bisa dialami oleh siapa pun karena ada stereotip bahwa penderita AIDS identik dengan gay, biseksual atau pengguna narkoba suntik.

Pada peringatan Hari AIDS Sedunia yang pertama, fokus pada anak-anak dan remaja.

Tujuannya, untuk menumbuhkan kesadaran yang lebih besar tentang dampak AIDS terhadap keluarga, bukan hanya kelompok-kelompok yang selama distigmatisasi.

Pada 1996, kampanye Hari AIDS Sedunia diambil alih oleh program gabungan PBB untuk HIV/AIDS (UNAIDS), demi memperluas cakupan proyek kampanye.

Pada tahun 2004, kampanye AIDS sedunia terdaftar sebagai organisasi nirlaba independen yang berbasis di Belanda.

Fakta tentang HIV/AIDS

Berdasarkan data UNAIDS, pada akhir 2018, sebanyak 37,9 juta orang di dunia hidup dengan HIV dan 770.000 orang meninggal karena AIDS.

Masih banyak orang yang tidak dapat mengakses layanan pencegahan HIB karena adanya diskriminasi, kekerasan, bahkan penganiayaan.

Oleh karena itu, masyarakat diingatkan untuk memainkan peran penting dalam memberikan layanan penyelamatan jiwa ini kepada orang-orang yang paling membutuhkannya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Diperingati Setiap 1 Desember, Ini Sejarah Hari AIDS Sedunia"
Penulis : Ariska Puspita Anggraini
Editor : Inggried Dwi Wedhaswary

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved