Ujian Nasional (UN) Dihapus? Wacana Tak Terduga Nadiem Makarim Ini Sebabnya, 'Tunggu Pengumumannya!'

Sehari usai Hari Guru Nasional 2019, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim mendadak menggelar rapat soal wacana penghapusan Ujian Nasional

Editor: Tommy Kurniawan
ist
Ujian Nasional (UN) Dihapus? Wacana Tak Terduga Nadiem Makarim Ini Sebabnya, 'Tunggu Pengumumannya!" 

Mendorong inovasi

“Ini (yang terbaik untuk anak) yang harus ditekankan bagaimana pemerintah itu bisa membantu memerdekakan si guru-guru penggerak ini untuk melakukan berbagai macam inovasi,” tambah Nadiem.

Semua pihak diminta untuk menyadari peran guru penggerak. Adanya guru penggerak bukan sesuatu yang bisa hadir secara cepat dan langsung.

“Kita membantu mereka kedua dari sistem regulasi dan birokrasi harus dibantu,” tambah Nadiem.

Ia berharap guru penggerak bisa hadir minimal satu orang di setiap sekolah.

Dalam lima tahun, ia berharap ada guru-guru penggerak minimal di 250.000 sampai 300.000 sekolah.

Menurut Nadiem, inovasi tak selalu harus sukses tak terkecuali di bidang pendidikan. Kunci sukses inovasi memerlukan percobaan dan eksperimen.

“Tapi terus mencoba agar mengetahui apa yang pas untuk sekolah dan lingkungan kita,” tambahnya.

Menyongsong pendidikan 4.0

Pengamat pendidikan Budi Trikorayanto mendukung wacana penghapusan Ujian Nasional tesebut.

Ia menilai sistem standardisasi kelulusan peserta didik di Indonesia dengan menyelenggarakan UN merupakan sistem pendidikan zaman revolusi industri 2.0 yang sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini.

"Sekarang eranya bukan seperti itu. Zaman pendidikan 4.0 itu pendidikan yang open source, merdeka, dan bukan lagi berdasarkan standar serta keseragaman, tapi berdasarkan minat dan bakat masing-masing siswa. Pendidikan yang customized, personalized," ujar Budi saat diwawancarai DW Indonesia, Kamis.

Dengan dihapusnya UN, Budi menyampaikan bahwa nantinya universitas menjadi pihak yang mengevaluasi hasil proses belajar-mengajar pendidikan menengah.

Menurutnya, universitas bisa menerima calon mahasiswa yang sesuai dengan minat dan bakat mereka.

"Kalau SMA yang evaluasi universitasnya. Kalau fakultas sastra cari anak yang beda dengan fakultas teknik, demikian juga fakultas bahasa.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved