Perempuan dari Pangandaran Ini Disebut Bakal Jadi Bos BUMN, Cucu Haji Ireng yang Terkenal
Tapi banyak yang tidak tahu masa lalu dan keluarganya yang terkenal di Pangandaran. Padahal sebenarnya
Perempuan dari Pangandaran Ini Disebut Bakal Jadi Bos BUMN, Cucu Haji Ireng yang Terkenal
TRIBUNJAMBI.COM - Sosoknya cerdas dan keras, Susi Pudjiastuti kembali mencuat.
Susi Pudjiastuti merupakan satu-satunya menteri dalam Kabinet Kerja yang tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi.
Meski lulusan SMP dan mendapatkan ijazah setingkat SMA melalui ujian kejar paket C, perempuan dari Pangandaran sangat menonjol.
• Said Sidu Beberkan Cara Kerja Mafia Migas, Mampukah Ahok BTP Memberantasnya?
• Jokowi Pilih Kasih? Sebut Ahok dan Rizieq Shihab Diperlakukan Berbeda, Ilham Bintang Singgung Ini
• Kisah Erick Thohir, Sandiaga Uno dan Garibaldi, 3 Sahabat Pengusaha Hebat Bikin Perusahaan Bareng
Tapi banyak yang tidak tahu masa lalu dan keluarganya yang terkenal di Pangandaran.
Melekat di ingatan, kebijakan-kebijakannya, terutama penertiban terhadap illegal fishing, mendapat masyarakat.
Atas prestasinya di bidang kelautan dan perikanan, Susi diganjar gelar doktor honoris causa oleh Universitas Diponegoro (Undip) pada 3 Desember 2016 lalu.
Sebelum dianugerahi doktor honoris causa dari Undip, kemampuan akademik Susi sudah diakui setara dengan doktor oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Susi menjadi sosok disegani karena pengalamannya puluhan tahun di dunia usaha.
Dia merupakan Presiden Direktur PT ASI Pudjiastuti Marine Product, eksportir hasil-hasil perikanan, dan PT ASI Pudjiastuti Aviation atau penerbangan Susi Air di Jawa Barat.
Hingga awal tahun 2012, Susi Air mengoperasikan 50 pesawat dengan pelbagai tipe seperti 9 Pilatus PC-6 Porter, 32 Cessna Grand Caravan, dan 3 Piaggio P180 Avanti.
Susi Air mempekerjakan 185 pilot, dengan 175 di antaranya merupakan pilot asing.
Di tahun 2012, Susi Air menerima pendapatan hingga Rp 300 miliar dan melayani 200 penerbangan perintis. (Wikipedia)
Pendidikan
Susi lahir di Pangandaran pada 15 Januari 1965, Ayahnya bernama Haji Ahmad Karlan dan ibunya bernama Hajjah Suwuh Lasminah, di mana keduanya berasal dari Jawa Tengah, namun sudah lima generasi hidup di Pangandaran, Jawa Barat.