Brigadir Popy Ketakutan di Lokasi, Habis Wawancara Disuruh Masuk Kamar 'Esek-esek', Langsung Telepon
Brigadir Popy sempat ketakutan saat berada di lokasi tersebut. Tugas itu memang berisiko tinggi, karena bisa saja nyawanya terancam.
Brigadir Popy sempat ketakutan saat berada di lokasi tersebut. Tugas itu memang berisiko tinggi, karena bisa saja nyawanya terancam.
TRIBUNJAMBI.COM - Apa yang dilakukan dua polwan cantik ini membuat banyak orang terkagum-kagum.
Meski berisiko tinggi, polisi wanita atau polwan Polres Garut melakukan penyamaran berisiko tinggi.
Aksi Brigadir Popy Puspasari dan Bripda Fitria Oktavia ini mengundang decak kagum.
• Kapolsek Kaget karena Datang saat PSK di Tebo Posisi Enak-enaknya, 5 Orang Digelandang
• Pancingan Polwan Berhasil, Bos Penjahat Terkecoh Tapi Bripka Yosia Terjebak di Kamar Mandi
• Pak RT Kaget Tapi Tetap Jaga Rahasia, Polwan Cantik Undercover Kenakan Pakaian Minim
Jangan mengira bahwa tugas polwan itu mudah.
Dari Garut, mereka luncur untuk beraksi di Sanur, Denpasar Selatan, Bali
Dua polwan cantik dari Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Satreskrim Polres Garut ini jauh-jauh meluncur ke Pulau Bali untuk memburu 'mangsa'.
Berkat aksi mereka, praktik prostitusi human trafficking di tempat hiburan kawasan Sanur terungkap.
Kapolres Garut, AKBP Budi Satria Wiguna, mengatakan pihaknya menugaskan dua polwan untuk melakukan penyamaran sebagai WTS.
Brigadir Popy Puspasari dan Bripda Fitria Oktavia dikirim untuk melakukan penyamaran.
Dua polwan cantik Satreskrim Polres Garut menyamar sebagai PSK di sebuah tempat hiburan di Bali.
Namun untuk masuk tempat tidak gampang.

Penyidik di unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Garut tersebut menggunakan nama samaran.
Brigadir Popy menggunakan nama Dewi dan Bripda Fitria memakai nama Bella.
"Awalnya masuk ke sana diwawancara dulu sama karyawan di sana," kata Popy saat ditemui di Mapolres Garut, Jawa Barat, Minggu (18/3/2018).
Selama proses wawancara, Popi ditanya mengenai kesiapannya menjadi PSK di tempat hiburan tersebut.
"Setelah diwawancara dan saya menyatakan siap, kemudian disuruh istirahat di kamar," katanya.
Dia mengaku tidak terlalu lama berada di dalam tempat hiburan tersebut.
Begitu dipastikan ada praktik perdagangan orang dan prostitusi, dia menghubungi timnya.
Popy langsung menghubungi tim Satreskrim Polres Garut pimpinan Kasatreskrim AKP Aulia Djabar yang telah berada di dekat tempat hiburan tersebut.
Polisi langsung masuk melakukan penyergapan.
Popy menuturkan penyamaran itu tidak lama. Bahkan dia belum sempat disuruh melayani esek-esek.
"Jadi enggak lama, enggak sampai disuruh melayani tamu,"ujar Popy.
Ia mengaku sempat ketakutan ketika akan menyamar menjadi PSK.

Namun, karena ada tim Satreskrim Polres Garut yang mendampingi, dirinya merasa lebih tenang.
Penyamaran itu tidak lama, baru sekira satu jam.
Setelah memastikan dan ada bukti terjadi prostitusi dan perdagangan manusia, polwan cantik itu menghubungi timnya.
Tim kemudian masuk melakukan penggerebekan.
Akhirnya, saat penggerebekan itu pemilik Bungalow 505 di kawasan lokalisasi di Sanur diamankan.
Tempat mewah untuk 'main'
Penggerebekan dilakukan sesuai laporan orangtua yang anaknya dijadikan budak seks pria hidung belang.
Sebelumnya, ada informasi yang masuk ke Polres Garut, yakni ada dua perempuan yang ditawari bekerja di Bali.
Awalnya kerjaan itu hanya sebagai pegawai kafe atau bar.
Ternyata, pekerjaan yang dilakukan oleh si perempuan ini setelah di Bali, tidak sesuai dengan tawaran dari penyalurnya.
Pendek kata, perempuan itu malah disuruh untuk bekerja di Bungalow 505, yaitu tempat prostitusi.
Si perempuan yang jadi korban perdagangan atau human trafficking ini sudah meminta pulang.
Tapi dia ditahan-tahan oleh si pemilik.
"Korban meminta pulang karena tidak sesuai dengan pekerjaannya. Tapi tak kunjung diberi pulang, akhirnya melapor ke orangtuanya," tutur Kapolresta.
Orangtuanya kemudian melaporkan kejadian itu ke Polres Garut.

Tak lama setelah penggerebekan, si mucikari atau penyalur perempuan dijadikan bisnis pekerja seks komersial (PSK) itu ditangkap petugas Polres Garut.
Mucikarinya ditangkap setelah berkoordinasi dengan anggota dari Polres Denpasar.
"Bahwa dalam praktik pengungkapan itu memang Polres Garut menggunakan dua orang polwan sebagai pancingannya. Seorang pemilik Bungalow bernama Imam dan anak buahnya ditangkap," ujar Kapolresta Denpasar Kombespol Hadi Purnomo.
Kelahiran Polwan
Menelusuri sejarah kelahiran polisi wanita (polwan) di Indonesia, sangat menarik.
Di Indonesia, polwan lahir pada 1 September 1948. Ini berawal dari kota Bukittinggi, Sumatera Barat, tatkala Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) menghadapi Agresi Militer Belanda II.
Melansir wikipedia, saat itu terjadi pengungsian besar-besaran pria, wanita, dan anak-anak meninggalkan rumah mereka untuk menjauhi titik-titik peperangan.
Untuk mencegah terjadinya penyusupan, para pengungsi harus diperiksa oleh polisi, namun para pengungsi wanita tidak mau diperiksa apalagi digeledah secara fisik oleh polisi pria.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Pemerintah Indonesia menunjuk SPN (Sekolah Polisi Negara) Bukittinggi untuk membuka "Pendidikan Inspektur Polisi" bagi kaum wanita. Setelah melahlui seleksi terpilihlah enam orang gadis remaja yang semuanya berdarah Minangkabau dan juga berasal dari Ranah Minang.
Kisah-kisah polwan di Polri bisa dibaca di di Tribunjambi.com.
• Polwan Cantik Turun Tangan, Penyamaran Tak Terduga Tapi Lapor Pak RT Dulu
• Polwan Ovi Mevita Sari Memaafkan Nora Sari, Namun Nasib Perempuan yang Mengejek Berakhir
• Video Detik-detik Reaksi Tak Biasa Polwan Cantik Pergoki Tunangannya Berselingkuh Dengan Wanita Lain