KETAHUAN Mutilasi Ibu dan Menyimpannya Dalam Kulkas, Anak Kandung Nekat Tembak Kepalanya Sendiri

Nasib malang menimpa seorang ibu di Bangkok, Thailand yang menjadi korban pembunuhan. Wanita berusia 42 tahun tersebut ditemukan tewas dalam kondisi

Editor: rida
GRID.ID
Ibu dimutilasi anak kandungnya sendiri 

TRIBUNJAMBI.COM- Nasib malang menimpa seorang ibu di Bangkok, Thailand yang menjadi korban pembunuhan.

Wanita berusia 42 tahun tersebut ditemukan tewas dalam kondisi yang sangat mengerikan.

Melansir dari World of Buzz, ibu tersebut terbunuh dengan bagian tubuh-tubuhnya yang terpotong alias dimutilasi.

Usut punya usut, pelaku pembunuhan tersebut ternyata anak kandungnya sendiri yang berusia 20 tahun.

Kasus tersebut terbongkar usai salah seorang teman korban menghubunginya untuk keperluan bisnis.

Namun karena tak kunjung mendapat respon, wanita tersebut mendatangi rumah korban.

Download Lagu MP3 dan Video DJ Remix 10 Jam Full Bass, Dj Opus, DJ Slow, Dj Tik Tok, DJ Nanda Lia

WASPADA Pedagang Jajanan di Sekolah! 3 Siswi Dicabuli Mamang Macilor Usai Diajak Main Sunat-sunatan

BREAKING NEWS Serangan Tawon di Kerinci, 1 Orang Tewas 1 Orang Masuk Rumah Sakit

Usai sampai di rumah korban, pelaku tidak mengizinkan wanita tersebut menemui ibunya.

Merasa ada sesuatu yang tak beres, wanita itu tetap memaksa masuk dan mencari keberadaan korban.

Pencarian terhenti usai sang wanita menemukan tubuh ibu pelaku di dalam lemari es, sontak saja ia langsung terkejut dan histeris.

Daftar Harga Mobil LCGC - Toyota Calya, Agya, Honda Brio, Daihatsu Sigra, Ayla, Datsun GO, Karimun

Pendaftaran CPNS Merangin 2019 Resmi Ditutup, Ada Satu Formasi Kosong

MENANTI Vonis Hakim Hari Ini Untuk Nunung dan Suami Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Merasa perbuatannya terbongkar, pelaku langsung mengambil pistol dan menembak kepalanya sendiri.

Setelahnya, polisi langsung mendatangi lokasi dan mengumpulkan potongan tubuh korban.

Pelaku sendiri, saat polisi datang masih bernyawa meski tubuhnya terkulai lemas akibat luka tembakan.

Jahe Merah Jadi Andalan, Menengok Aktivitas di Kawasan Penyangga TN Bukit Tigapuluh

TEMUKAN Mumi Mesir Kuno, Ilmuwan Kaget Saat Membuka Bukan Mayat Manusia Tapi Makhluk Berbahaya Ini

Polisi kemudian membawanya ke Rumah Sakit Nakhon Thon untuk mendapatkan pertolongan, namun beberapa jam setelahnya pelaku dinyatakan tewas.

Sementara itu, berdasarkan laporan media setempat, tubuh korban sudah dimutilasi oleh anak kandungnya sendiri menjadi lima bagian.

Di bagian tubuh atasnya juga tampak sembilan luka tusukan, sedangkan di lehernya tampak jelas luka sayatan.

Kondisi Ashanty Siang Ini, Mirip Penyakit Olga Syahputra, Istri Anang Hermansyah Mulai Putus Asa

Masih 1000-an Berkas CPNS Tanjab Timur Belum Terjatat BKPSDMD, Cek Batas Tutup Pendaftaran

Usai diselidiki lebih lanjut, tak diketahui pasti apa penyebab dari aksi nekat pria itu membunuh ibunya.

Namun kuat dugaan, hal tersebut dipicu karena pelaku menderita depresi berat.

Salah seorang kerabatnya juga membeberkan jika pelaku sebelumnya sempat dirawat di Somdet Chaopraya Institute of Psychiatry akibat ketidakstabilan mentalnya.

(*)

Depresi Berat, Seorang Anak Nekat Mutilasi Ibu Kandungnya Sendiri Jadi 5 Bagian dan Simpan Potongan Tubuhnya di dalam Freezer Lalu Tembak Kepalanya Sendiri

Kronologi Mutilasi Wanita di Malang, Pertemuan Singkat dan Dibunuh karena Tak Bisa Melayani

Fakta kasus mutilasi terhadap tubuh wanita yang ditemukan di lantai 2 Pasar Besar Kota Malang mulai terungkap.

Kasus itu diawali dengan pembunuhan oleh seorang tunawisma karena gagal melayaninya.

Kapolres Malang Kota AKBP Asfuri mengatakan, kasus itu bermula dari pertemuan singkat antara korban dan pelaku bernama Sugeng Santoso yang merupakan tunawisma.

Pertemuan itu berlangsung pada Selasa (7/5/2019) di Jalan Laksamana Martadinata Kota Malang.

Ketika itu, korban yang diperkirakan juga tunawisma meminta uang kepada pelaku.

Karena tidak punya uang, pelaku memberikan makanan kepada korban.

Ketika itu, antara korban dan pelaku terlibat dalam hasrat seksual.

"Bahwa pelaku ini ketemu dengan korban pada tanggal 7 Mei. Pada saat ketemu, korban meminta uang kepada pelaku, namun oleh pelaku karena tidak punya uang diberi makan. Kemudian si pelaku ini memegang bagian intim korban dan korban juga memegang bagian intim dari pelaku," kata Asfuri dalam konferensi pers di Mapolres Malang Kota, Senin (20/5/2019).

Pelaku lantas mengajak korban ke pojok bagian timur lantai 2 Pasar Besar Kota Malang atau bekas Matahari Departemen Store. Di pojokan itu terdapat tangga yang merupakan tempat tinggal pelaku.

"Kemudian oleh pelaku, karena ada hasrat untuk berhubungan intim, dibawalah korban ini ke Pasar Besar, di tempat biasanya pelaku ini tidur atau tinggal di tangga," katanya.

Di lokasi itu, pelaku mengajak korban berhubungan intim. Namun korban menolak karena sedang menderita sakit.

Pelaku yang tidak percaya berusaha membuktikannya.

Ternyata, dari kemaluan korban keluar cairan dan darah sementara dari dubur keluar cairan.

Sementara itu, korban merasa kesakitan akibat ulah pelaku.

Agar tak keluar cairan, pelaku menutup kemaluan korban dengan lakban.

Sedangkan bagian dubur ditutup dengan kaos.

"Setelah dilakban kemudian pelaku melakukan tindakan mentato telapak kaki korban yaitu dengan tulisan Sugeng dan ada juga tulisan wahyu yang didapat dari gereja comboran," katanya.

Pelaku mentato telapak kaki korban menggunakan jarum sol sepatu.

Setelah itu, pelaku meninggalkan korban.

Pelaku kembali mengunjungi korban pada keesokan harinya, yakni pada Rabu, 8 Mei pukul 1.30 WIB dini hari.

Pelaku lantas membunuh korban yang masih tertidur dengan melukai lehernya menggunakan gunting.

"Darahnya sempat mengenai kaos pelaku. Setelah itu, pelaku melihat kondisi korban, tangan dengan kakinya masih bergerak-gerak. Kemudian diseret ke kamar mandi," jelasnya.

Di kamar mandi itu pelaku memutilasi dua kaki dan dua tangan korban.

Potongan tubuh korban itu dibawa keluar dan diletakkan di sekitar tangga. Sedangkan tubuhnya dibiarkan di dalam kamar mandi.

"Begitu dimasukkan ke kamar mandi karena tidak cukup, mau ditutup tidak bisa, akhirnya si pelaku memutilasi korban. Tubuh korban ditaruh di toilet dengan menggunakan karung," jelasnya.

Asfuri mengatakan, terdapat ceceran darah di lokasi kejadian dan di kaos pelaku yang menjadi bukti bahwa korban dibunuh sebelum dimutilasi.

"Ada bukti ceceran darah di bawah tangga yang cukup banyak yang ini menandakan bahwa korban pada saat dilakukan pembunuhan masih kondisi hidup sehingga darahnya mengenai kaos pelaku," katanya.

Fakta kasus mutilasi tersebut berbeda dengan keterangan pelaku sebelumnya.

Awal ditangkap, pelaku mengaku memutilasi korban setelah tiga hari meninggal akibat sakit.

Pelaku mengakui kejadian mutilasi yang sebenarnya itu ketika diperiksa oleh psikiater.

Pelaku juga dalam kondisi sadar dan normal saat melakukan pembunuhan dan mutilasi.

Pelaku diduga sengaja menyembunyikan kejadian yang sebenarnya untuk mengelabui polisi.

"Artinya bahwa cerita tersebut didesain sedemikian rupa untuk meyakinkan orang-orang yang bertanya tentang kejadian tersebut dan pelaku memahami efek dari perbuatannya tersebut," jelasnya.

Pelaku diancam dengan Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan dengan ancaman maksimal 15 tahun.

Sebelumnya, pada Selasa (14/5/2019), ditemukan potongan tubuh wanita di lantai 2 Pasar Besar Kota Malang.

Meski pelaku sudah terungkap, identitas korban belum diketahui. Korban diperkirakan juga merupakan seorang tunawisma.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kronologi Mutilasi Wanita di Malang, Pertemuan Singkat dan Dibunuh karena Tak Bisa Melayani"

Penulis : Kontributor Malang, Andi Hartik
Editor : Khairina

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved