NASIB Nenek Theresia Sebatang Kara di Gubuk Bekas Toilet, Meski Tidur di Papan Tapi Menolak Pindah

Hidup sebatang kara dan tinggal di bekas toilet harus dijalani Theresia Sensi (70), warga Kelurahan Mandawat, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka, Flores,

Editor: rida
Kompas.com
Foto : Nenek Theresia Sensi (70), seorang warga Kelurahan Mandawat, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka, Flores, NTT saat ditemui Kompas.com, di gubuk reyotnya, Kamis (21/11/2019).(KOMPAS.COM/NANSIANUS TARIS) 

TRIBUNJAMBI.COM- Hidup sebatang kara dan tinggal di bekas toilet harus dijalani Theresia Sensi (70), warga Kelurahan Mandawat, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka, Flores, NTT.

Kondisi tersebut dijalani sejak rumahnya mulai rusak dan tak lagi layak untuk ditinggali.

Dirinya lalu memutuskan untuk pindah ke bekas MCK di kampungnya.

Di bekas toilet itulah nenek Theresia menjalani kehidupannya selama bertahun-tahun.

Dirinya mengandalkan bantuan tetangga untuk bertahan hidup.

Sementara itu, Theresia berharap pemerintah segera memperbaiki rumahnya agar bisa ditinggali lagi.

Berikut ini fakta lengkapnya:

1. Tanpa listrik dan tidur di papan

Di gubuk reyot bekas MCK, nenek Theresia harus hidup tanpa penerangan di dalamnya.

Tak ada aliran lsitrik yang bisa membuat terang.

Perabot rumah tangga sekali pun tidak ada.

Bahkan, untuk tidur, nenek Theresia terpaksa membaringkan tubuhnya di atas papan-papan bekas.

Dinding bekas MCK itu pun sudah lapuk dimakan rayap.

Atapnya juga sudah nyaris ambruk.

Nenek Theresia ungkapkan alasan mengapa dirinya memilih tinggal di bekas MCK tersebut.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved