Bergaji Rp 3,8 Juta, Guru di Pedalaman Papua Hanya Bisa Beli Air Bersih dan Minyak Tanah

Ketika gaji guru di kota lain berjuta-juta, di Papua gaji guru hanya cukup untuk beli air bersih dan minyak tanah.

Editor: Suci Rahayu PK
WWF-Indonesia/NataliaT.AGNIKA via Intisari Online
Bergaji Rp 3,8 Juta, Guru di Pedalaman Papua Hanya Bisa Beli Air Bersih dan Minyak Tanah 

Bergaji Rp 3,8 Juta, Guru di Pedalaman Papua Hanya Bisa Beli Air Bersih dan Minyak Tanah

TRIBUNJAMBI.COM - Inilah kisah mirisnya gaji guru di pedalaman Papua yang ternyata hanya cukup untuk beli air bersih dan minyak tanah.

Ketika gaji guru di kota lain berjuta-juta, di Papua gaji guru hanya cukup untuk beli air bersih dan minyak tanah.

Guru memang mendapat predikat pahlawan tanpa tanda jasa.

Meski demikian, sekarang kesejahteraan guru sudah mulai diperhatikan oleh pemerintah.

Guru sudah mendapat gaji yang sama dengan jabatan atau pekerjaan lain.

Diana Cristian Da Costa Ati (23) berpose bersama anak-anak muridnya di SD Inpres Kaibusene, Distrik Haju, Kabupaten Mappi, Papua. (Antaranews via Kompas.com)
Diana Cristian Da Costa Ati (23) berpose bersama anak-anak muridnya di SD Inpres Kaibusene, Distrik Haju, Kabupaten Mappi, Papua. (Antaranews via Kompas.com) ()

Maka banyak orang yang bercita-cita menjadi guru, apalagi sekaligus menjadi guru dan pns.

Namun ternyata masih banyak guru di pedalaman Indonesia yang belum sejahtera.

Salah satunya adalah guru di pedalaman Papua.

Viral 3 Kasus Anak Bunuh Ibu Kandungnya Sendiri, Ada Gara-gara Tak Dibelikan Helm hingga Ditikam

GEGER Atta Halilintar Tagih Utang ke Mendiang Julia Perez, Ternyata Tak Cuma Satu Artis

Pengabdian guru yang mengajar di pedalaman Papua masih belum mendapat balasan yang setimpal dari sisi kesejahteraan.

Dilansir oleh Kompas.com, ketimpangan kesejahteraan guru tersebut dialami oleh Diana Cristian Da Costa Ati (23), seorang Guru Penggerak Daerah Terpencil (GPDT) yang merupakan program Bupati Mappi.

Dengan tingkat kesulitan dan minimnya sarana infrastruktur di tempatnya mengajar, Diana dan rekan-rekannya hanya menerma gaji Rp 4 juta per bulan.

Dari gaji tersebut pun ternyata masih harus dipotong pajak pendapatan sebesar lima persen.

Selain itu untuk mengambil gaji tersebut, ia bersama rekan-rekannya masih harus menyewa perahu kecil (katinting).

"Gaji kami Rp 4 juta dipotong pajak 5 persen Rp 200 ribu, jadi kami terima Rp 3,8 juta. Kalau mau ambil gaji, kami harus ke Distrik Haju," ujar Diana saat dihubungi melalui telepon, Selasa (12/11/2019).

Halaman
123
Sumber: TribunnewsWiki
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved