Misteri Pura Kuno di Sarolangun, Siapa yang Membangun? BPCB Paparkan Analisis

Diduga lokasi pura kuno itu merupakan tempat peribadatan agama Hindu. Namun mengapa berada di tempat terpencil, siapa yang membangunnya?

Penulis: Wahyu Herliyanto | Editor: Duanto AS
Tribunjambi.com / Wahyu Herliyanto
Situs pura kuno yang diduga dahulu menjadi tempat peribadatan agama Hindu, di Desa Demang, Kecamatan Limun, Sarolangun. 

Diduga lokasi pura kuno itu merupakan tempat peribadatan agama Hindu. Namun mengapa berada di tempat terpencil, siapa yang membangunnya?

TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Sebuah temuan bangunan yang disebut sebagai pura kuno di Sarolangun membuat heboh

Sebuah temuan situs seperti pura kuno yang diduga tempat peribadatan pada masa lalu, membuat heboh warga Sarolangun, Provinsi Jambi.

Berawal dari informasi dari warga, Tribunjambi.com meluncur ke titik lokasi yang berada di daerah Kecamatan Limun, Sarolangun.

Diduga lokasi pura kuno itu merupakan tempat peribadatan agama Hindu.

Info Cuaca Hari ini Prediksi BMKG Selasa (29/10) Terjadi Hujan Lebat, Lengkap 33 di Kota Indonesia

Keistimewaan Restu Megawati Bila Gibran Memperolehnya, Kisah Anak Jokowi Maju Pilwako Solo 2020

Lampu Asmara Meriam Bellina, Adegan di Film Roro Mendut (1982) Batal karena Terlalu Vulgar

Dugaan itu berdasarkan bentuk bangunan yang menyerupai pura kecil seperti kebanyakan yang ada di Bali.

Namun yang menjadi pertanyaan, mengapa itu bisa berada di kawasan terpencil di Sarolangun, Jambi?

Banyak warga bertanya-tanya, mengapa situs yang diduga untuk peribadatan agama Hindu ada di suatu desa terpencil.

Penelusuran Tribunjambi.com berawal dengan perjalanan menujuk lokasi, di Desa Demang, Kecamatan Limun, Sarolangun, Minggu (26/10/2019)

Selama sekira dua jam perjalanan menuju lokasi, mata mendapat suguhan pemandangan yang tidak biasa, yaitu aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) yang bertaburan.

Di perjalanan, terdengar mesin dompeng PETI dan alat berat yang beroperasi.

Seperti hal biasa yang didengar masyarakat yang melewati kawasan itu.

Jawaban tak tahu

Setelah menikmati perjalanan, setibanya di lokasi desa, orang pertama menjadi narasumber adalah masyarakat Desa Demang.

Satu per satu pertanyaan Tribunjambi.com dijawab.

Namun, alhasil masyarakat pun tak mengetahui keberadaan situs yang diduga untuk peribadatan agama Hindu itu.

"Aii, dak ado, bohong tu," kata Parji, warga setempat.

Tak sampai di situ, Tribunjambi.com bertanya kembali kepada istri mantan kepala desa setempat, Ibu Eli.

"Iya kami pernah dengar kalau ada ditemukan seperti candi, tapi kami jugo dak tau, itu sudah lamo," katanya.

Satu per satu warga sekitar mengaku memang tidak mengetahui keberadaan situs itu.

Bahkan, ada warga yang tidak mempercayai dan mengatakan bahwa situs itu merupakan kabar bohong.

Setelah menjadi banyak perbincangan dan pertanyaan di kalangan masyarakat tentang adanya temuan benda berupa mirip (pura).

Adanya situs yang diduga peribadatan Hindu (pura) di daerah itu memang ada.

Belum diketahui secara pasti kapan bangunan itu mulai ada.

Ada warga yang menduga tempat itu sudah ada puluhan atau ratusan tahun lalu.

Pengamatan Tribunjambi.com, bangunan itu berwujud seperti pura.

Ada semacam pelataran di depannya, sekira panjang dua meter dan lebar 1 meter.

Kondisi bangunan sudah tertutup rimbunan semak belukar.

Tribunjambi.com belum menemukan tahun pembuatan ataupun tulisan yang menandakan waktu berdiri.

Hanya terlihat relief di dinding yang sudah usang dan berlumut termakan usia.

Di sekeliling benda itu terdapat beberapa batu nisan seperti batu sungkai.

Masyarakat sekitar menyebutnya itu makam keramat.

Keberadaan benda itu memang sampai sekarang belum banyak yang mengetahuinya. Masyarakat sekitar hanya mengetahui di tempat tersebut, yang merupakan (lubuk onge) itu, merupakan makam keramat.

"Masyarakat Desa Demang belum pernah tahu keberadaan tugu (pura). Masyarakat bilang itu makam, seperti makam keramat," Kata Pahrul, masyarakat sekitar yang juga sekdes setempat.

Keterangan BPCB

Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi, Iskandar, memberikan penjelasan.

Dia mengatakan penemuan benda seperti pura di Kecamatan Limun, Kabupaten Sarolangun, itu merupakan bangunan baru.

"Kalau liat itu bangunan baru dan nampaknya udah pernah di survei," kata Iskandar.

Menurutnya, usia benda tersebut berkemungkinan baru puluhan ataupun belasan tahun.

Hal itu, kata dia, lantaran bangunan tersebut baru didirikan.

Bangunan yang menurut Iskandar merupakan pura Hindu tersebut bukan termasuk kategori cagar budaya, namun masuk pada bangunan berkonsep Hindu.

"Bukan termasuk kategori cagar budaya, karena bangunan baru," jelasnya.

Katanya, tempat berupa pura itu adalah tempat ibadah agama Hindu.
Bangunan itu adalah bangunan yang dahulu dibuat oleh para transmigran dari Bali.

Namun hingga saat ini, warga dari Bali yang ada di Sarolangun sudah mulai tidak ada lagi.

Meski benda itu belum termasuk cagar budaya dan jika masyarakat ingin melestarikan benda berupa pura itu, pihaknya tidak melarang.

"Jika ingin melestarikan, ya silakan saja, dan melapor dinas kebudayaan setempat," tuturnya. (Wahyu Herliyanto/Tribunjambi.com)

Info Cuaca Hari ini Prediksi BMKG Selasa (29/10) Terjadi Hujan Lebat, Lengkap 33 di Kota Indonesia

Ribut Besar, Ashanty Usir Aurel dari Rumah, Nggak Usah Tinggal di Sini, Tentuin Hidup Kamu Sendiri

Keistimewaan Restu Megawati Bila Gibran Memperolehnya, Kisah Anak Jokowi Maju Pilwako Solo 2020

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved