Anak Buah Prabowo Menangis Dipecat Gerindra Batal Jadi Anggota DPRD, Anak Buah Mega Bernasib Sama
Misriyani Ilyas terkejut dengan keputusan Partai Gerindra yang dipimpin Ketua Umum, Prabowo Subianto.
Ia meyakini bahwa ada oknum yang mengatasnamakan partai yang ingin menjegal dirinya.
"Jadi tolong digarisbawahi, ini bukan Partai Gerindra yang melakukan. Tapi saya yakin yang melakukan ini adalah oknum yang menginginkan kelompoknya yang berada di sini," kata Misriyani Ilyas sambil menangis lagi.
Caleg Terpilih PDIP Juga Dipecat
Caleg terpilih bernasib memilukan juga ada di dalam PDI Perjuangan atau PDIP.
Seorang bernama Novianus YL Patanduk, Caleg DPRD Sulawesi Selatan dari daerah pemilihan Sulawesi Selatan II juga dipecat oleh partai jelang dilantik.
Novianus YL Patanduk dan Misriani Ilyas senasib dan sedaerah pemilihan.
• DOWNLOAD LAGU MP3 dan Video Klip Man Ana Nissa Sabyan Lengkap Dengan Lirik, Unduh di Sini!
Dia sedang berjuang agar keputusan partai tersebut dibatalkan.
"Saya berharap Ibu Ketua Umum ( Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri ) dan jajaran pusat untuk bisa melihat dan mempertimbangkam kembali SK pemberhentian ( sebagai kader PDIP ) saya," ujar peraih 4.305 suara ini.

Ketua Bidang Kehormatan DPD PDIP Sulawesi Selatan, Andi Anshari Mangkona mengatakan, pemecatan Novianus YL Patanduk sebagai kader PDIP didasari sejumlah alasan dan bukti.
"Semua melalui proses panjang, melalui mekanisme partai, melalui proses di dewan kehormatan sebelum surat pemecatannya keluar," kata Andi Anshari Mangkona kepada Tribun-Timur.com, Senin (16/9/2019).
Novianus YL Patanduk menyampaikan, alasan dirinya dipecat lantaran telat membayar uang saksi pada hari pemungutan suara, 17 April 2019, senilai Rp 20 juta.
• Ribut Besar, Ashanty Usir Aurel dari Rumah, Nggak Usah Tinggal di Sini, Tentuin Hidup Kamu Sendiri
"Kita di PDIP, namanya dana gotong royong, itu kami tidak membayar sesuai waktu yang telah ditentukan. Memang secara logika bahwa pembayaran dana gotong royong tidak sesuai batas waktu ditentukan," ujarnya.
Novianus YL Patanduk baru melalukan pembayaran dana gotong royong setelah proses pemungutan suara dari seharusnya pada hari H.
Pembayarannya kemudian ditolak denganlasan aterlambat.
"Saat itu saya fokus bagaimana dapat meraih suara. Setelah pemilihan baru saya mencoba mencari dana ke teman-teman dan ada terkumpul sedikit untuk saya berikan. Namun pada saat itu partai bilang lambat," ujarnya.