Human Interest Story

Unik, Mengulik Asal Mula Tradisi Mandi Safar, Dari Tradisi Rumahan ke Ajang Pariwisata

Ribuan masyarakat dari penjuru wilayah Tanjung Jabung Timur, Rabu (23/10) pagi berbondong-bondong memadati Pantai Air Hitam Laut.

Penulis: Abdullah Usman | Editor: Duanto AS
Tribunjambi.com/Abdullah Usman
Tradisi Mandi Safar di Desa Air Hitam Laut, Tanjab Timur. Ribuan masyarakat dari penjuru wilayah Tanjung Jabung Timur, Rabu (23/10) pagi berbondong-bondong memadati Pantai Air Hitam Laut. 

Unik, Mengulik Asal Mula Tradisi Mandi Safar, Dari Tradisi Rumahan ke Ajang Pariwisata

FESTIVAL Mandi Safar kembali digelar Pemkab Tanjung Jabung Timur di Desa Air Hitam Laut, Kecamatan Sadu. Tradisi ini ternyata dulunya berawal dari tradisi rumahan.

Ribuan masyarakat dari penjuru wilayah Tanjung Jabung Timur, Rabu (23/10) pagi berbondong-bondong memadati Pantai Air Hitam Laut.

Kemarin, penanggalan hijriah adalah 24 Safar, dan kemarin waktunya digelar perayaan Festival Mandi Safar.

Usai panitia selesai membuka acara, puncak acara ini adalah melarung menara ke pantai.

Baca Juga

Perintah Wijin Pakai Busana Tertutup Ditolak Mentah Gisella Anastasia: Saya Bisa Menempatkan Diri!

Rela Lepas Jilbab Untuk Ikuti Jejak Suami? Pernikahan Rina Nose di Belanda Dilakukan Cara Ini

Berapa Besaran Gaji Menteri Kabinet Jokowi? Bandingkan dengan Pendapatan Anggota DPR RI Besaran Mana

Mirip perayaan tabuik di Pariaman atau tabot di Bengkulu.

Ribuan masyarakat yang telah berkumpul sejak pagi hari tanpa aba-aba langsung menyerbu menara yang diselimuti telur rebus.

Lalu mereka membasahkan diri sebagai satu dari rangkaian mandi safar.

"Dari dahulu sampai saat ini meskipun di konsep menjadi sebuah festival, namun tetap tidak mengubah dari inti kegiatan tersebut yaitu sebagai tolak balak dan tradisi budaya bukan syariat agama," ujar tokoh agama sekaligus Ketua MUI Tanjab Timur dan juga Pimpinan Pondok Pesantren Wali Petu, Asad Arsyad kemarin.

Awal mula munculnya tradisi masyarakat yang dilaksanakan pada akhir bulan Safar tersebut, adalah tradisi yang dilakukan masyarakat dari rumah ke rumah.
Usia tradisi ini terbilang tak terlalu tua. Tradisi mandi safar dilakukan oleh masyarakat Tanjab Timur terutama masyarakat Desa Air Hitam Laut sejak tahun 1964 silam.

Barulah pada tahun 1980-an tradisi tersebut mulai disatukan dan dijadikan ajang tahunan terbuka untuk umum.

Jadilah yang dikenal hingga saat ini sebagai Festival Mandi Safar yang dilaksanakan di Pantai Air Hitam Laut.

Menurut Asad Arsyad mandi safar hanya ada tiga esensi yakni berniat mandi, mandi dan membaca doa.

Doa tersebut ditulis pada lembaran daun.

Ribuan masyarakat padati pantai Air Hitam Laut, Kecamatan Sadu, Rabu (24/10) pagi ini merupakan acara puncak festival Mandi Safar 2019.
Ribuan masyarakat padati pantai Air Hitam Laut, Kecamatan Sadu, Rabu (24/10) pagi ini merupakan acara puncak festival Mandi Safar 2019. (Tribunjambi/Abdullah Usman)
Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved