Berita Jambi

Upacara di Lapangan Becek, Semangat Santri Ponpes Al Hidayah di Peringati Hari Santri Nasional

Upacara di Lapangan Becek, Semangat Santri Ponpes Al Hidayah di Peringati Hari Santri Nasional

Penulis: Rohmayana | Editor: Deni Satria Budi
Tribunjambi/Rohmayana
Upacara di Lapangan Becek, Semangat Santri Ponpes Al Hidayah di Peringati Hari Santri Nasional 

Upacara di Lapangan Becek, Semangat Santri Ponpes Al Hidayah di Peringati Hari Santri Nasional

TRIBUNJAMBI..COM, JAMBI- Hujan membuat lapangan di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Hidayah, menjadi becek. Namun, santri Ponpes Al Hidayah tetap antusias mengikuti upacara peringatan Hari Santri Nasioanal, Selasa (22/10/2019).

Wali Kota Jambi Syarif Fasha, menjadi inspektur upacara pada peringatan Hari Santri Nasional yang Ponpes tersebut.

Syarif Fasha menyampaikan bahwa setidaknya ada sembilan alasan dan dasar mengapa pesantren layak disebut sebagai laboratorium perdamaian.

Menteri Jokowi dari Akademisi, Birokrasi, Santri hingga TNI/Polri, Siapa Orangnya?

Polemik Film The Santri, Bolehkah Muslim Masuk ke Gereja? Penjelasan Gus Nadir ke Ustaz Yusuf Mansur

TERBARU, Kereta Api Trans Sumatera, Pekanbaru-Jambi-Palembang, Pengerjaaan Kontruksi Ditarget 2024

30 Tokoh yang ke Istana, Sah Jadi Menteri Jokowi? 14 Orang Parpol 16 Profesional, Tito Menteri Apa?

Menurut Fasha, pertama kesadaran harmoni beragama dan berbangsa, kedua Metode mengaji dan mengkaji.

Selain mendapatkan bimbingan, teladan dan transfer ilmu langsung dari kiai, di pesantren diterapkan juga keterbukaan kajian yang bersumber dari berbagai kitab.

Bahkan kata Fasha, sampai kajian lintas mazhab, ketiga Para santri biasa diajarkan untuk khidmah (pengabdian).

“Ruh dan prinsip loyalitas santri yang dibingkai dalam paradigma etika agama dan realitas kebutuhan sosial,” ujar Fasha.

Selanjutnya alasan Keempat Pendidikan kemandirian, kerja sama dan saling membantu di kalangan santri.

Walikota Jambi Sy Fasha jadi Inpektur Upacara, peringatan Hari Santri Nasional di Ponpes Al Hidayah
Walikota Jambi Sy Fasha jadi Inpektur Upacara, peringatan Hari Santri Nasional di Ponpes Al Hidayah (Tribunjambi/Rohmayana)

“Lantaran jauh dari keluarga, santri terbiasa hidup mandiri, memupuk solidaritas dan gotong-royong sesama para pejuang ilmu,” sebutnya.

Kelima Gerakan komunitas seperti kesenian dan sastra tumbuh subur di pesantren.Keenam adalah Lahirnya beragam kelompok diskusi dalam skala kecil maupun besar untuk membahas hal-hal remeh sampai yang serius.

Dialog kelompok membentuk santri berkarakter terbuka terhadap hal-hal berbeda dan baru.

Jadwal Lengkap Liga Champions Malam Ini yang Ditayangkan di SCTV, Laga Real Madrid dan ATM Disiarkan

Terlibat Illegal Logging, Oknum Polisi di Jambi Divonis 8 Bulan Penjara

Mau Tahu Kode Rahasia Pramugari soal Penumpang Tampan, Ini Daftar Kode Lainnya yang Perlu Diketahui

CATAT! Berikut 11 Perlengkapan yang Tak Boleh Lupa Dibawa saat Jalankan Ibadah Umrah

“Ketujuh Merawat khazanah kcarifan lokal. Relasi agama dan tradisi bcgitu kcntal dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Kedelapan, Prinsip Maslahat (kepemingan umum) merupakan pegangan yang sudah tidak bisa ditawar lagi oleh kalangan pesantren. Kesembilan, Penanaman spiritual,” ujarnya.

Fasha usai memperingati hari santri Nasional mengucapkan selamat Hari Santri Nasional dan berharap kedepan para Santri dapat kembali ketitahnya dan selalu menjaga keutuhan Megara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved