Pria Berpakaian Tenis Kejar Truk Kopassus, 2 Pasukan Elite Baku Hantam di Lapangan Banteng

Kedua pasukan itu bersitegang gara-gara saling ejek ketika mereka sama-sama latihan di Lapangan Banteng.

Editor: Duanto AS
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Anggota Kopassus 

Pria Berpakaian Tenis Kejar Truk Kopassus, 2 Pasukan Elite Baku Hantam Kisah 1964 di Lapangan Banteng

TRIBUNJAMBI.COM - Apa jadinya jika dua pasukan elite TNI tersebut saling berhadap-hadapan, dan siap saling serang.

Peristiwa itu pernah terjadi gara-gara kesalahpahaman.

Sejarah mencatat 'nyaris ramainya' RPKAD Kopassus dan KKO Marinir pernah terjadi pada 1964.

Ketika itu, anggota RPKAD yang sekarang bernama Kopassus baku hantam dengan anggota KKO yang sekarang bernama Marinir.

Peristiwa itu ditulis dalam buku yang ditulis Julius Pour, Benny Tragedi Seorang Loyalis.

Saat itu di Lapangan Benteng pada 1964.

Baca Juga

Benny Siapkan 17 Peti Mati, Teroris Bersandar di Pundah Pramugari, Misi Kopassus Berhasil

Kisah Kapten Pandu dan 4 Prajurit Kopassus Gugur di Hutan Papua, Pilot Heli Berpikir Keras

Kisah Sniper Legendaris Kopassus Bawa 50 Peluru, 49 Musuh Tewas, 1 Peluru untuk Dirinya Sendiri

Kedua pasukan itu bersitegang gara-gara saling ejek ketika mereka sama-sama latihan di Lapangan Banteng.

Pasukan KKO waktu itu latihan baris-berbaris, sementara pasukan RPKAD latihan mengemudi mobil.

Entah siapa yang memulai lebih dulu saling ejek terjadi antara kedua pasukan.

Dan bentrok pun tak terhindarkan, masyarakat ketakutan, suasana ibu kota mencekam.

Bentrok terjadi di dekat markas KKO.

RPKAD yang kalah jumlah lalu mengontak teman-teman mereka di Cijantung.

Tak pelak bala bantuan pun turun, pasukan RPKAD yang menumpang truk melakukan konvoi menuju lokasi perkelahian.

Tak hanya saling pukul kedua pasukan bahkan mempersiapkan senjata masing-masing, mulai dari sangkur, senapan serbu bahkan bazooka siap diarahkan kepada sesama pasukan TNI ini.

Dalam bukunya Julius Pour menggambarkan kawasan Kwini hingga Senen, Jakarta Pusat berubah mencekam.

Masyarakat was-was bentrok antar pasukan TNI tersebut pecah dan terjadi kontak senjata.

Dikisahkan saat itu Komandan Batalyon I RPKAD Mayor Benny Moerdani baru pulang main tenis dari Senayan.

Masih mengenakan seragam olahraga Benny menduga ada yang tak beres saat melihat iring-iringan truk RPKAD penuh sesak oleh tentara.

Tak berseragam konvoi RPKAD dari Batalyon II tersebut meninggalkan markas dengan tergesa-gesa.

Benny kemudian berusaha mengejar konvoi truk itu.

Di sepanjang jalan masyarakat terlihat panik, Benny pun berhenti dan menanyakan apa yang terjadi kepada warga.

Warga yang terlihat ketakutan menjawab bahwa telah terjadi baku hantam antara RPKAD dan KKO.

Dan benar saja, saat mengecek ke RSPAD Benny melihat korban berjatuhan dari kedua belah pihak.

Melihat hal ini Benny yang berusaha ingin melerai pertikaian pergi ke asrama KKO Kwini.

Tanpa membawa senjata dan hanya menggunakan pakaian olahraga tanpa takut Komandan RPKAD ini masuk ke asrama KKO yanng notabene tengah gontok-gontokan dengan RPKAD.

Sampai di pos jaga dia melihat puluhan Tjakrabirawa eks KKO siap tempur dengan senjata terkokang.

Di pos tersebut seorang serdadu KKO memberi hormat kepada Benny, rupanya serdadu tersebut bekas anak buahnya saat Operasi Trikora di Irian Barat.

Akhirnya prajurit tersebut diminta untuk memanggil komandan mereka.

Baca: Kisah Marinir Kebal yang Tak Luka-luka Walau Kena Bacokan Parang Begal dan Buat Heboh Medsos

Saat sang komandan keluar ternyata merupakan teman akrab Benny waktu di Solo. Dia adalah Mayor Saminu, Komandan Batalyon II Resimen Tjakrabirawa.

Akhirnya terjadi perbincangan antara dua komandan tersebut, Benny pun meminta kepada Saminu agar pasukan KKO tidak keluar asrama, sementara pasukan RPKAD yang ada di luar Dia yang akan mengurusnya.

"Sudahlah. Jaga pasukanmu, jangan keluar asrama. Saya akan tertibkan anak-anak yang di sana. Kalau kamu diserang silakan saja, mau nembak atau apa. Terserah. Tapi saya minta jangan ada anggotamu yang keluar asrama," ujar Benny.

Benny pun bergegas keluar asrama. RPKAD yang telah siap tempur telah menduduki asrama perawat putri, mereka terlihat telah siap melakukan serangan.

Apalagi saat mendengar kabar Benny komandan RPKAD ditangkap KKO.

Namun mereka kaget bukannya anggota KKO yang keluar malah Benny yang muncul dan memarahi mereka.

"Sudah, sudah. Pulang kalian semua," teriak Benny. RPKAD ini kebingungan.

Benny yang berteriak meminta RPKAD pulang ke markas juga mendorong para tentara tersebut untuk masuk kembali ke dalam truk.

Dalam tulisannya Julius Pour menggambarkan warga yang ketakutan juga bingung melihat para tentara yang garang siap tempur ini melerai perkelahian antar pasukan elite TNI ini.

Pria bercelana pendek dan berkaus ini omongannya langsung dituruti pasukan RPKAD.

Mereka tidak tahu bahwa pria itu adalah Benny Moerdani, sosok pemimpin gerilya di operasi Trikora yang nantinya akan menjadi Panglima ABRI.

Kisah-kisah keberanian Kopassus dan pasukan elite TNI dapat dibaca di Tribunjambi.com.

Segelintir Kopassus Bergerak Misi sudah Beres, Rahasia Tempur yang Efektif Efisien

Dikejar Sampai Mati! Begini Jika Kopassus, Kopaska, Denjaka Bersatu Lawan Perompak Ganas di Somalia

Inilah Pasukan Misterius Kepunyaan Kopassus, Sampai Istri Saja Tidak Tahu Misi yang Dijalankan Suami

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved