Wiranto Ditusuk

Soal Settingan Penusukan Wiranto, 3 Jenderal Ini Blak-blakan Bongkar, Gatot Nurmantyo Ingatkan Ini

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Kabinet Kerja, Agum Gumelar mengomentari soal tudingan rekayasa penusukan menkopolhukam Wiranto.

Editor: Tommy Kurniawan
(Kolase Warta Kota)
Soal Settingan Penusukan Wiranto, 3 Jenderal Ini Blak-blakan Bongkar, Gatot Nurmantyo Ingatkan Ini 

TRIBUNJAMBI.COM - Kasus penusukan yang dialami Menko Polhukam Wiranto kini masih jadi pembicaraan serius.

Bahkan, 3 Jenderal berpendapat terkait kemungkinan rekayasa penusukan Menko Polhukam Wiranto.

Ketiga Jenderal yang angkat suar soal penusukan Wiranto diantaranya, Agum Gumelar, Prabowo Subianto hingga Gatot Nurmantyo.

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Kabinet Kerja, Agum Gumelar mengomentari soal tudingan rekayasa penusukan menkopolhukam Wiranto.

Dalam pernyataannya, Agum Gumelar memaparkan kondisi Wiranto tak lama pasca penusukan Menkopolhukam itu hingga mengalami pendarahan cukup banyak.

Cara Pelukan Irwan Musrry Nyosor dari Belakang Tubuh Maia Estianty Jadi Sorotan, Intip Potretnya

Pengamat Ini Akui Ada Kejanggalan dari Senjata yang Digunakan Pelaku Menusuk Wiranto, Ini Spesifik

Tabiat Syahrini Terbongkar, Nikah dengan Reino Barack Cuman Mengejar Ini, Nikahpun Diduitin Gitu!

Dilaporkan ke Polisi, Jerinx SID Ungkap Isi Sebenarnya Soal Cuitan Tentang Penusukan Wiranto!

Tak hanya itu, akibat 2 luka tusukan tersebut, Wiranto harus dioperasi ususnya dengan dipotong sepanjang 47 cm.

Diketahui, pada hari Kamis (10/10/2019) yang lalu, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan ( Menkopolhukam) Wiranto ditusuk seorang pria di Pandeglang, Banten.

Sontak, publik ramai sekali membahas soal penusukan terhadap Wiranto di berbagai media sosial.

Banyak yang mengucapkan simpati dan turut mendoakan kesembuhan Wiranto.

Dari banyaknya publik yang bersimpati atas musibah itu, rupanya ada yang menganggap kejadian penusukan Wiranto ini hanya rekayasa.

Salah satu tokoh yang menuding penusukan Amien Rais itu rekayasa ini adalah Hanum Rais, putri Amien Rais.

"Setingan agar dana dradikalisasi terus mengucur.

Dia caper. Krn tdk bakal dipakai lg

Play victim. mudah dibaca sbg plot

Diatas berbagai opini yg beredar terkait berita hits siang ini. Tdk byk yg benar2 serius menanggapi. Mgkn krn terlalu byk hoax-framing yg slama ini terjadi" kicau Hanum Rais.

Tangkap layar kicauan dari akun Twitter Hanum Rais, terkait peristiwa penusukan Wiranto di Pandeglang.
Tangkap layar kicauan dari akun Twitter Hanum Rais, terkait peristiwa penusukan Wiranto di Pandeglang. (Teitter @hanumrais)

Karena cuitan tersebut, Hanum Rais pun dilaporkan kepada polisi.

Rupanya hal tersebut membuat Agum Gumelar bereaksi keras.

Kepada Kompas Petang, pada Sabtu (13/10/2019), Agum Gumelar mengemukakan pendapatnya.

"Saya minta pendapat, penyerangan yang menimpa Menkopolhukam Wiranto. Ada yan menyatakan ini rekayasa, Anda sendiri melihat kasus ini seperti apa?" tanya sang news anchor.

Menurut Agum Gumelar, orang-orang yang menyebut bahwa penusukan Wiranto ini rekayasa ini sudah ditutupi oleh kebencian.

"Aduh, yang mengatakan rekayasa ini, itu betul-betul udah didogma benci banget sama pemerintah, benci banget sama tentara," ujar Agum Gumelar.

Mantan ketum PSSI ini pun heran mengapa ada orang seperti itu.

"Aduh gimana ya, masih ada aja orang seperti itu," tegas Agum Gumelar

"Saya heran, kok ada di Indonesia orang seperti itu,"

Agum Gumelar merasa prihatin, musibah yang menimpa Wiranto malah dibilang rekayasa.

"Orang mengalami musibah seperti itu dikatakan rekayasa," tegasnya.

Kemudian, Agum Gumelar mengungkapkan proses operasi usus yang harus dijalani Wiranto akibat penusukan tersebut.

Ia bahkan ikut menjadi saksi mata ketika Wiranto harus dioperasi selama 4 jam.

"Saya melihat sendiri pak Wiranto, karib saya, satu angkatan sama saya. Bagaimana beliau dalam proses operasi ususnya hampir 4 jam," ungkap Agum Gumelar.

Bahkan, Agum Gumelar pun menyaksikan saat-saat Wiranto diangkut ke atas Helikopter untuk segera dibawa ke rumah sakit.

Di dalam helikopter, darah yang mengucur deras dari perut Wiranto ini bahkan mencapaui 3 liter lebih saking banyaknya.

"Ketika terjadi ( penusukan) sampai dengan dievakuasi ke Jakarta pakai heli, itu di dalam heli sapendarahan itu sudah sampai 3 liter lebih, Betapa berat, kok masih dibilang rekayasa," tegas Agum Gumelar

"Ini sudah kebangetan, sudah keterlaluan," tegasnya.

Agum Gumelar lantas mengingatkan soal kebencian jika sudah tertanam dalam hati dan pikiran.

Pasalnya, jika kebencian tersebut sudah mengakar, maka apa-apa yang dilihat ini semua salah

"Ini menujukkan orang-orang tersebut betul-betul sudah didogma benci, kebencian yang ada," ucap Agum Gumelar

"Kalau kebencian yang ada, semua apa yang dilihat itu salah," tambahnya.

Maka dari itu, Agum Gumelar kembali mewanti-wanti agar jangan pernah tabur kebencian terhadap siapapun, tak hanya kepada pemerintah.

"Padahal perhatikan ya kebencian itu akan dibalas dengan kebencian, benci akan dibalas dengan benci," tegasnya.

"Kalau ini terus yang dikembangkan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa di negeri kita ini, maka kita mewariskan sesuatu yang tidak sehat bagi anak cucu kita," imbuhnya

"Jadi jauhkan deh sikap benci itu !" tambahnya.

Di akhir perbincangannya, Agum Gumelar mengharapkan doa atas kesembuhan Wiranto yang baru saja dioperasi dan sedang dalam masa pemulihan

"Pak Wiranto sendiri, saya sudah tengok kemarin, sudah proses pemulihan, mudah-mudahan kita doakan cepat pulih," tandas Agum Gumelar.

Sementara, mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo beri peringatan soal ini.

Jenderal Gatot Nurmantyo pun meminta masyarakat tidak terburu-buru menyimpulkan apalagi sampai berspekulasi terkait kasus penusukan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto.

Gatot Nurmantyo meminta masyarakat menunggu pernyataan resmi terkait peristiwa penusukan Menkopolhukam Wiranto ini.

"Sekarang kan masih penyelidikan. Kita tunggu saja pernyataan resmi dari pihak berwajib. Bisa dari Kapolri atau dari Kemenkopolhukam," kata Gatot di Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung, Sabtu (12/10/2019).

Menurut Gatot, dugaan adanya jaringan tertentu yang terlibat dalam peristiwa di Pandeglang, Banten itu masih terlalu dini untuk disimpulkan.

Ia berharap kasus itu tidak dipersepsikan terlalu jauh agar tidak mempersepsikan buruk pihak tertentu.

"Jangan persepsikan yang lain-lain. Nanti bisa jadi hoaks. Yang baik jadi salah. Yang salah bisa jadi baik," ucapnya.

Gatot menilai, peristiwa penusukan menjadi sebuah masalah yang harus diselesaikan.

Prosesnya itu membutuhkan waktu, apalagi yang mengalami Wiranto selaku menkopolhukam. Banyak aspek yang perlu didalami.

"Jadi sabar tunggu hasilnya," ujar Gatot.

Gatot sendiri mengaku sudah ingin menjenguk Wiranto pada kesempatan pertama tetapi belum bisa.

Dia berencana menjadwalkan kembali untuk menjenguk setelah mengisi kegiatan ceramah kebangsaan 58 tahun Pramuka di Pangkal Pinang.

Dalam kegiatan Pramuka itu Gatot mengingatkan masyarakat agar bijak bermedia sosial.

Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo saat menghadiri Muktamar XVIII Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di Univeritas Muhammadiyah Malang (UMM), Jumat (3/8/2018).
Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo saat menghadiri Muktamar XVIII Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di Univeritas Muhammadiyah Malang (UMM), Jumat (3/8/2018). (KOMPAS.com/Andi Hartik)

Sedangkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengatakan, penusukan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Mekopolhukam) Wiranto adalah suatu musibah.

Prabowo juga menyebut penusukan Menkopolhukam Wiranto itu bukan suatu kecolongan.

"Namanya musibah, namanya aksi seperti ini liar," ujar Prabowo di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Jumat (11/10/2019).

Mantan Komandan Jenderal Kopassus TNI AD ini bahkan menyebut bahwa aksi penusukan Wiranto adalah aksi yang sulit dicegah.

Sebab, aksi itu secara liar dilakukan oleh seseorang di ruang terbuka.

Prabowo menilai sulit untuk memprediksi serangan, termasuk mencegahnya.

"Kesannya sulit untuk dicegah," ujar Prabowo.

Prabowo berada di RSPAD Gatot Soebroto untuk membesuk Wiranto.

Dia tiba di RSPAD Gatot Subroto pukul 18.10 WIB, dengan menumpang Toyota Alphard putih dengan nomor polisi B 108 PSD.

Prabowo tampak mengenakan pakaian khasnya, yakni safari putih lengan panjang dan celana panjang coklat. Ia datang ditemani Sekjen Gerindra Ahmad Muzani.

Terkait isu rekayasa, Prabowo Subianto menuturkan tak ada rekayasa dalam insiden penusukan Wiranto.

"Yang jelas saya lihat tadi ada mungkin sembilan dokter senior dari TNI," ujar Prabowo seusai menjenguk Wiranto di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (11/10/2019).

Sehingga ia menuturkan tak ada rekayasa dalam insiden itu.

"Saya tidak melihat ada rekayasa," katanya.

Prabowo juga bercerita saat ia datang menjenguk, Wiranto tengah tertidur.

"Jadi saya tadi datang menengok Pak Wiranto, pas saya datang Beliau masih tidur. Tadi saya ketemu tim dokter ketemu ibu, Alhamdulillah kondisinya stabil," paparnya.

Ia berkata akan kembali jika Wiranto sadar kembali.

"Saya janji akan datang lagi pada saat Beliau bangun," tambah Prabowo.

Menurutnya apa yang terjadi pada Wiranto, merupakan hal yang memprihatinkan.

"Kita prihatin dengan aksi-aksi semacam itu, bukan budaya kita. Kita harus hindari semua bentuk kekerasan, intinya itu," ucap Prabowo.

Prabowo Subianto menuturkan tak ada rekayasa dalam insiden penusukan Wiranto.

"Yang jelas saya lihat tadi ada mungkin sembilan dokter senior dari TNI," ujar Prabowo seusai menjenguk Wiranto di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (11/10/2019).

Sehingga ia menuturkan tak ada rekayasa dalam insiden itu.

"Saya tidak melihat ada rekayasa," katanya.

Prabowo juga bercerita saat ia datang menjenguk, Wiranto tengah tertidur.

"Jadi saya tadi datang menengok Pak Wiranto, pas saya datang Beliau masih tidur. Tadi saya ketemu tim dokter ketemu ibu, Alhamdulillah kondisinya stabil," paparnya.

Ia berkata akan kembali jika Wiranto sadar kembali.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto seusai memimpin upacara peringatan hari ulang tahun ke-74 Republik Indonesia di Kantor DPP Gerindra, Ragunan, Jakarta Selatan, Sabtu (17/8/2019).
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto seusai memimpin upacara peringatan hari ulang tahun ke-74 Republik Indonesia di Kantor DPP Gerindra, Ragunan, Jakarta Selatan, Sabtu (17/8/2019). (TRIBUNNEWS/RIZAL BOMANTAMA)

"Saya janji akan datang lagi pada saat Beliau bangun," tambah Prabowo.

Menurutnya apa yang terjadi pada Wiranto, merupakan hal yang memprihatinkan.

"Kita prihatin dengan aksi-aksi semacam itu, bukan budaya kita. Kita harus hindari semua bentuk kekerasan, intinya itu," ucap Prabowo.

Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved