Pernyataan Tajam Dosen UGM yang Malu Punya Anggota DPR seperti Hanum Rais, Jadi Sorotan
"Jujur, saya sebagai dosen UGM dan warga Jogja amat malu mempunyai anggota dewan seperti Bu Hanum Rais," ujar Bagas dalam keterangan tertulis.
"Kami prihatin atas penggunaan gelar akademik kedokteran oleh yang bersangkutan untuk menjustifikasi kebohongan tentang penganiayaan Ratna Sarumpaet," kata Hengky seperti diberitakan Kompas.com (19/10/2018).
Pada 2 Oktober 2018, Hanum Rais dalam akun twitter @hanumrais menuliskan.
"Sy juga dokter. Sy melihat meraba dan memeriksa luka Bu Ratna kemarin. Sy bisa membedakan mana gurat pasca operasi&pasca dihujani tendangan, pukulan. Hinalah mereka yang mengangga sbg berita bohong. Krn mereka takut, kebohongan yang mereka harapkan, sirna oleh kebenaran."
Cuitan di media sosial twitter ini merujuk pernyataan Ratna Sarumpaet yang mengaku menjadi korban penganiayaan pelaku misterius di daerah Bandung, Jawa Barat, pada 21 September 2018.
Diberitakan Kompas.com (28/5/2019), Hanum juga diperiksa oleh pihak kepolisian terkait pengembangan kasus penyebaran barita bohong atau hoaks dengan terdakwa Ratna Sarumpaet di Polda Metro Jaya, Jakarta.
Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, Hanum menjadi salah satu yang diperiksa karena ia ikut membenarkan kabar Ratna dianiaya yang ternyata hoaks.
Padahal, Ratna tidak dianiaya, namun hanya melakukan operasi plastik.
Hanum saat itu mengaku diperiksa selama sepuluh jam sejak pukul 11.00 WIB.
Dana deradikalisasi Terbaru, Hanum Rais kembali dilaporkan ke pihak yang berwajib oleh Relawan Jami'yyah Jokowi-Ma'ruf Amin karena mengunggah sebuah twit yang berkaitan dengan penusukan Wiranto, Jumat (11/10/2019).
Adapun twit yang diunggah Hanum Rais adalah sebagai berikut.
"Setingan agar dana deradikalisasi terus mengucur. Dia caper. Krn tdk bakal dipakai lg. Play victim. Mudah dibaca sbg plot. Diatas berbagai opini yg beredar terkait berita hits siang ini. Tdk banyak yg benar2 serius kenanggapi. Mgkn krn terlalu banyak hoax-framing yg selama ini terjadi".
Menurut Koordinator Jami'yyah Jokowi-Ma'ruf Amin Rody Asyadi, pihaknya mengambil keputusan untuk melaporkan Hanum Rais karena ia adalah figur publik.
Seharusnya, imbuh Rody, seseorang tidak bisa sembarangan ketika memberikan pernyataan.
"Banyak masyarakat yang sudah simpatik (dengan peristiwan penusukan Wiranto), tapi dia memberikan statement bahwa ini hanya rekayasa, settingan, hanya untuk menggelontorkan dana deradikalisasi," ujar Rody seperti dikutip Kompas.com, Jumat (11/10/2019).
Rody merasa bahwa twit yang ditulis oleh Hanum Rais telah berdampak negatif di masyarakat.
Kendati twit Hanum Rais tidak menyebutkan perihal penusukan Wiranto, namun Rody berpandangan bahwa terdapat kata "berita hits" yang merujuk peristiwa penusukan Wiranto.