Berita Viral

Fakta Mengejutkan dari Kisah Viral Sekeluarga Tinggal di Gubuk Bak Kandang Ayam, Ulah Ayah Tiri

Fakta Mengejutkan dari Kisah Viral Sekeluarga Tinggal di Gubuk Bak Kandang Ayam, Ulah Ayah Tiri

Editor: Andreas Eko Prasetyo
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/DESTRIADI YUNAS JUMASANI
Rumah gubuk bedinding seng yang dihuni satu keluarga di Gang Kelompok Tani, Jalan Selat Panjang II, Kelurahan Mega Timur, Kecamatan Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Jumat (11/10/2019) siang. Lena bersama suami dan empat anaknya tinggal di gubuk yang berada di hutan tersebut. 

Sudah mendengar cerita mengenai sekeluarga asal Kota Pontianak tinggal di gubuk derita di Kabupaten Kubu Raya (KKR), Kalimantan Barat (Kalbar) yang viral?

TRIBUNJAMBI.COM - Awalnya bagi yang baru mengetahui cerita keluarga ini dibuat terharu dan miris.

Namun ada fakta baru dibalik kisah viral keluarga asal Pontianak yang hidup di gubuk derita itu.

Sesuai Kartu Keluarga (KK), keluarga tersebut atas nama Lena sebagai kepala keluarga dengan empat orang anak.

Sedangkan suaminya tidak terdaftar di dalam Kartu Keluarga (KK).

Beberapa hari terakhir kisah Lena, telah menyedot perhatian khalayak ramai.

Lantaran tinggal digubuk tidak layak huni.

Nyinyiran Seorang Istri TNI Terkait Penusukan Wiranto Mendadak Viral, Jabatan Suami Langsung Dicopot

Viral Aksi Dua Keluarga Sumpah Pocong di Masjid Gara-gara Berebut Lahan, Videonya Ramai di Medsos

Viral, Kepala Ombudsman Jambi Ungkap Kondisi RSUD Kerinci lewat Postingan di Facebook, Ini Isinya

Camat Pontianak Utara, Aulia Candra menegaskan, keluarga Lena telah mendapatkan bantuan dari Pemerintah Kota Pontianak.

"Bu Lena, saya sampaikan memang saat ini masih terdaftar sebagai warga Gang, Bentasan 1 Kelurahan Siantan Hulu kecamatan Pontianak Utara," kata Aulia, Minggu (13/10/2019).

Aulia Candra menjabarkan detail terkait keluarga Lena yang menyedot perhatian.

Sebelum pindah ke gubuk yang berada di tanah milik orang saat ini (Mega Timur), Lena pernah tinggal di Bentasan 1, dan saat tinggal di sana Lena bersama suaminya mendapatkan bantuan prorgam rumah.

Namun kondisi sekarang rumah itu telah dijual oleh suaminya, kemudian mereka tinggal di rumah orangtuanya di Gang Swadaya I, yang juga sudah dijual.

"Selama ini Bu Lena juga menjadi penerima manfaat dari Program Keluarga Harapan (PKH). Untuk Kartu Indonesia Sehat (KIS) sudah dimasukkan dalam daftar, hanya pada saat akan diverifikasi yang bersangkutan sudah tidak berada ditempat," jelas Aulia saat diwawancarai Tribun Pontianak.

Seiring meninggalkan Gang Swadaya I, keberadaan lena tidak diketahui dan baru sekarang diketahui dan membuat pondok di Mega Timur.

Aulia berharap kejadian ini tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu yang bisa mengurangi kredibilitas Pemerintah Kota Pontianak.

SAH, Kabupaten Tanjab Barat Resmi Menjadi Tuan Rumah Pra Porprov Jambi

BREAKING NEWS, Kabut Asap di Kota Jambi Kembali Pekat, Belajar Siswa PAUD, SD dan SMP Diperlambat

Lebih Dari 5000 Mangkok Langsung Ludes, Bogasari Gelar Festival Mie Ayam Angso Pertama di Kota Jambi

Gerakan Cepat Mobil Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Bungo, Kesaksian Warga Setempat

"Selama ini, selain pemerintah Kota Pontianak, masyarakat dan RT setempat juga sering memberikan bantuan untuk mereka. Namun karena ada indikasi permasalahan internal keluarga sehingga bantuan yg diberikan sering disalahgunakan," ucap Aulia dan pernyataan persoalan keluarga ini dipertegas warga Gang Swadaya I saat Tribun Pontianak menelusuri kasus ini.

Satu diantara contoh adalah bantuan rumah yang sudah dibedah pemerintah , seharusnya tidak boleh untuk diperjualbelikan.

Namun rumah tersebut dijual oleh suaminya.

"Sekali lagi, kami harapkan agar tidak ada pihak-pihak yang memanfaatkan situasi ini untuk kepentingan sendiri ataupun golongan, jikalau ingin memberikan bantuan silahkan saja, tapi tanpa ada embel-embel yang lainnya," pungkas Aulia.

Sejumlah dermawan saat mengunjungi keluarga Sapriadi dan Lena yang tinggal bersama empat anaknya di gubuk di Gang Kelompok Tani, Jalan Selat Panjang II, Desa Mega Timur, Kecamatan Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Sabtu (12/10/2019) siang.  Sejumlah dermawan berupaya menawarkan solusi kepada keluarga ini untuk pindah ke tempat yang lebih layak.
Sejumlah dermawan saat mengunjungi keluarga Sapriadi dan Lena yang tinggal bersama empat anaknya di gubuk di Gang Kelompok Tani, Jalan Selat Panjang II, Desa Mega Timur, Kecamatan Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Sabtu (12/10/2019) siang. Sejumlah dermawan berupaya menawarkan solusi kepada keluarga ini untuk pindah ke tempat yang lebih layak. (TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI)

Menurut Yanti, warga Gang Swadaya sangat peduli dengan keluarga Lena, bahkan memberikan segala makanan dan sebagainya, tapi setelah melihat sepak terangnya, warga pun berpikir dua kali memberi bantuan.

"Emak bapaknnya sehat, bapaknya pakai motor besar CBR tu, anaknya pakai motor Beat merah juga baru ini. Saya baru ketemu tiga hari lalu, dia manggil saya bibi," ucap Yanti.

Yanti menegaskan, suami siri Lena, yaitu Sapriadi tidak ada kerja dan tidak jelas.

"Kalau anaknya pulang tidak bawa duit, dimarahi. Kan anaknya tidak bisa bohong, coba saja wawancara anaknya itu, tanya seperti apa sikap bapak tirinya pada dia," tambahnya.

Yanti menceritakan banyak warga Gang Swadaya yang meminjam uang pada Lena dan ia menyebutkan janji menjual rumah untuk bayar utang.

"Tapi diam-diam dia jual rumah dan pindah diam-diam, dia ngaku tanah itu dipinjamkan, padahal tanah itu bapak mertuanya yang beli," tambahnya.

"Suami pakai CBR, anak sehat dan gemuk tapi hidupnye sengsara atau sengaja biar viral dan dikasi duit. Bantuan itu banyak untuk keluarga Lena itu," tegasnya.

Bahkan dia juga dapat bantuan sepeda dari pemerintah, tapi sepeda itu digadaikan orangtuanya.

Gerakan Cepat Mobil Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Bungo, Kesaksian Warga Setempat

LIVE STREAMING Pertemuan Surya Paloh dan Prabowo Subianto Malam Ini, Bahas Koalisi dengan Jokowi?

Siapa Sebenarnya Penjual Sosis di Bungo yang Ditangkap Densus 88? Dipepet Mobil Langsung Dibawa

Ada Apa, Surya Paloh Bakal Ketemu Prabowo Subianto Malam Ini, Soal Koalisi?

"Semua dapat kok, PKH, beras dan bantuan lainnya, dimana sakitnya Bu Lena tu. Kita sesama warga sesama manusia siapa yang tak mau membantu, tapi kita bantu malah dia seperti," ucap Yanti.

Yanti menegaskan rumah di Gang Swadaya belum genap sebulan dijual dan tau-taunya sudah viral tinggal di gubuk.

"Warga kita tak terima pernyataan dia tu, bahkan ngomel, ngapa gitu Kak Lena tu, ngapa gitu mama vanes tu, karena kita sini paham dan tau kehidupan mereka, dimana sakitnya bapak pakai CBR anak pakai beat baru, kita kalah kaya dari dia" tambahnya.

Yanti menambahkan satu Gang Swadaya protes karena pernyataan Lena, ia menambahkan bahwa Lena dan suaminya pergi untuk lari dari utang.

"Sampai delapan orang nagihnya di rumahnya, itu koperasi harian, belom agi utang same orang gang sini, makanya kite ni bukan iri orang viralkan, tapi kita warga sini takut salah sasaran," tambahnya.

Menurut Yanti, yang harus dapat bantuan adalah anak tiri dari Sapriadi, karena menurutnya dipaksa berjualan.

"Kalau anak yang baru ni, gemuk dan sehat, macam mana kurang gizi," tegasnya.

Kemudian Yanti menyebut rumah bukan hanya di Gang Swadaya yang dijual, namun sudah dua rumah orangtuanya dijual.

Kondisi Kesehatan Tidak Stabil, Lena Dibawa ke Rumah Sakit

Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasatlantas) Kompol Syarifah Salbiah menyatakan saat ini, Lena istri dari Sapriadi telah di rujuk di Rumah Sakit Bhayangkara, Pontianak dikarenakan kondisinya memerlukan bantuan medis,Sabtu (12/10/2019)

"Kami berikan vitamin dan obat kepada saudari Lena. Tidak beberapa lama, dia bolak balik muntah. Sehingga kami langsung rujuk kerumah sakit," terangnya, Minggu (13/10/2019).

Pasangan suami istri (Pasutri) ini bersama empat orang anaknya tinggal di gubuk reyot berlapiskan seng bekas di Jl Selat Panjang II Gg Kelompok Tani, Dusun Mega Jaya, Desa Mega Timur, Kubu Raya.

Lebih lanjutnya, Salbiah mengatakan saat membawa Lena kerumah sakit, ia tidak sendirian. Namun bersama dengan Jasa Raharja dan pihak terkait.

Salbiah pun menyatakan saat ini Lena sedang dalam tahap observasi di rumah sakit untuk delapan hari kedepan.

"Kondisi saat ini dia lemah, karena kekurangan cairan. Namun setelah diberikan cairan infus, sudah agak mendingan," pungkasnya. (*)

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:

IKUTI FANPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK:

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved