Sumur Minyak Ilegal Sarolangun

Tim Gabungan Terkejut, Temukan Ratusan Sumur Bor Minyak Ilegal di Desa Lubuk Napal, Punya Siapa?

Temuan kali ini benar-benar tak di sangka, ratusan sumur bor minyak ilegal di wilayah desa itu. Siapa pemiliknya?

Penulis: Wahyu Herliyanto | Editor: Duanto AS
Tribunjambi.com/Wahyu Herliyanto
Tim gabungan TNI, Polri dan Satpol PP Sarolangun yang menyisir lokasi Desa Lubuk Napal, Sarolangun, Jambi, terkejut melihat sekira 150 sumur minyak ilegal di sana, Rabu (8/10/2019) 

Temuan kali ini benar-benar tak di sangka, ratusan sumur minyak ilegal di wilayah desa itu. Siapa pemiliknya?

TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Para petugas gabungan itu terkejut, tak mengira menemukan pemandangan seperti itu di Desa Lubuk Napal.

Ratusan petugas gabungan dari TNI, Polri dan Satpol PP Kabupaten Sarolangun, menyisir lokasi illegal drilling atau pengeboran minyak ilegal, Rabu (9/10/2019).

Temuan kali ini benar-benar tak di sangka.

Di lokasi ilegal drilling di Desa Lubuk Napal, Kecamatan Pauh, Kabupaten Sarolangun, Jambi, petugas terkejut.

Mereka menemukan banyak sekali lokasi penambangan ilegal.

Baca Juga

 Firasat Ahok Tak Meleset

 Foto-foto Mesra Ahok BTP dengan Puput Nastiti yang Sedang Hamil, Kapan Melahirkan?

 BREAKING NEWS Kabut Asap Muncul Lagi di Kumpeh, Sumber Air Water Bombing 11 Km

 Mengapa Foto Tamara Bleszynski Foto Pakai Baju Renang Ini Dihujat? Hanya Sebagian Tertutup Hitam

Kabid Pengawasan dan Pengendalian Lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sarolangun, Sohari Sohan, mengatakan beberapa lokasi penambangan merupakan anak sungai dan area darat atau perkebunan sawit.

Di sana ada ratusan sumur bor minyak ilegal.

Menurut Sohari Sohan, lokasi itu semuanya berubah, bermunculan ratusan sumur bor minyak yang ukurannya bervariasi.

"Di anak sungai ada dua. Dari pantauan, sumur-sumur galian bor lebih kurang posisi sekarang 150 sumur berkedalaman bervariasi, 25 sampai 100 meter," bebernya.

Dari aktivitas ilegal tersebut kata Sohari, pencemaran dan kerusakan lingkungan sudah terjadi.

Menurutnya, akibat ilegal drilling, tanah dan air sudah terkontaminasi dengan minyak mentah yang sangat berbahaya bagi kesehatan.

Dari ratusan sumur bor tersebut, bilang Sohari Sohan, ada yang masih aktif dan ada yang tidak aktit.

"Semua bekas sudah tercemar oleh minyak mentah," ungkapnya.

Di mana para pekerjanya?

Pada saat penyisiran lokasi, para penambang minyak ilegal sudah tidak berada di lokasi.

Di lokasi itu hanya meninggalkan sisa pengerjaan dan banyak sumur belum tertutupi.

Pantauannya tim gabungan, aktivitas itu sudah ada sejak 2017 silam.

Sumur minyak ilegal di Desa Pompa Air, Batanghari, yang terbakar, Rabu (18/7/2018).
Sumur minyak ilegal di Desa Pompa Air, Batanghari, yang terbakar, Rabu (18/7/2018). (Tribun Jambi)

Para penambang waktu itu masih sedikit dan hanya dilakukan penertiban yang sifatnya secara persuasif saja.

"Sudah ada dari dulu, cuma muncul lagi, ilang lagi, jika sudah dua bulan pasca penertiban," tuturnya.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, selain melakukan pemulihan kata dia, memang sangat sulit.

Namun hal itu memang harus ada keasadaran dan keseriusan masyarakat sekitar untuk menutup aktivitas ilegal itu.

"Masyarakat, stop aktivitas karena sangat berbahaya bagi kesehatan, dan lingkungan. Kalaupun dilakukan pemulihan, dananya miliaran rupiah," tuturnya.

Terbakar di Batanghari

Sumur minyak ilegal di kawasan Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari meledak, Rabu (12/6) sore.

Seorang pekerja dikabarkan tewas.

Belum diketahui identitas korban, hanya saja dari informasi yang didapat Tribunjambi.com dari salah satu pekerja minyak ilegal, korban merupakan warga Kabupaten Sekayu, Provinsi Sumatera Selatan.

"Sumur yang meledak itu di wilayah kerja pertamina (WKP). Satu orang meninggal karena mesin yang digunakan over. Saat itu posisinya sedang muat minyak," ujarnya.

Sumur minyak ilegal di Bungku, Batanghari, terbakar. Akibatnya satu orang menjadi korban.
Sumur minyak ilegal di Bungku, Batanghari, terbakar. Akibatnya satu orang menjadi korban. (ist)

Sementara, Kadis Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Batanghari, Parlaungan membenarkan peristiwa itu.

"Informasi yang saya terima benar memang ada sumur meledak. Tapi belum tahu apakah ada korban atau tidak," ujarnya.

Dari informasi yang didapat, sumur tersebut milik Tohir. Dan salah satu pekerjanya yang berada di lokasi bernama Teguh.

"Kalau memang ada korban, coba dicek ke rumah sakit," ujarnya.

Pasca terbakarnya bak penampung minyak ilegal di wilayah kerja Pertamina di kawasan Tahura, Desa Pompa Air, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari, Selasa (13/8) pagi, polisi mengamankan sejumlah barang bukti.

Barang bukti yang diamankan di antaranya yaitu mesin robin penyedot minyak yang terbakar, selang penyedot minyak dan canting penyedot minyak.

Sumur minyak ilegal di kawasan Desa Pompa Air Kecamatan Bajubang Kabupaten Batanghari kembali terbakar, sontak kejadian tersebut membuat geger warga sekitar, Selasa (25/9).
Sumur minyak ilegal di kawasan Desa Pompa Air Kecamatan Bajubang Kabupaten Batanghari kembali terbakar, sontak kejadian tersebut membuat geger warga sekitar, Selasa (25/9). (ist)

Hal ini dibenarkan oleh Kasat Intel Polres Batanghari, Iptu Edi Yanuar.

"Api berhasil dipadamkan pukul 11.15 WIB. Sekarang sudah aman dan kondusif," ujarnya.

Ia menyebutkan bahwa tak ada korban jiwa dari peristiwa itu. Hanya saja yang terbakar yakni dua sumur minyak ilegal, tiga unit sepeda motor dan tiga bak penampung minyak.

"Dari kejadian itu anggota sudah berada di lokasi untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut dengan memeriksa saksi-saksi," pungkasnya. (Wahyu Herliyanto / Tribunjambi.com)

Subscribe Youtube

 Rekomendasi Motor Bekas Kawasaki Ninja 250, Mulai Rp 27 Jutaan

 Mobil Bekas Honda Dibawah Rp 100 Juta - Honda CRV, Honda Brio, Honda Jazz

 Kunya Ular Kobra Hidup-hidup, Prajurit Kopassus Ini Teguk Darahnya, Reaksi Menhan AS Terbelalak

Berapa Biaya Mencetak 1 Pilot Tempur TNI AU? Kisah Pertempuran Paskhas Ini Beri Jawaban

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved