FAKTA-FAKTA Separatis Papua Merdeka Diusir dari Papua Nugini, Bikin Masalah Bagi Warga Perbatasan
Fakta ini tidak diketahui banya orang, bahwa masyarakat Papua Nugini di perbatasan telah menderita akibat ulah para pejuang separatis Papua Merdeka.
Fakta ini tidak diketahui banya orang, bahwa masyarakat Papua Nugini di perbatasan telah menderita akibat ulah para pejuang separatis Papua Merdeka.
TRIBUNJAMBI.COM, PAPUA - Kabar terbaru dari Papua, tokoh masyarakat Papua Nugini (PNG) di perbatasan dengan Indonesia, Ray Tanji, menolak kehadiran para separatis Papua Merdeka di wilayahnya.
Dia meminta aparat berwenang untuk memulangkan mereka ke Jayapura.
Dalam wawancara dengan program radio ABC Pacific Beat, Ray Tanji menyatakan kehadiran elemen gerakan Papua Merdeka di PNG telah menimbulkan banyak masalah bagi warga perbatasan.
"Saya minta Pemerintah Papua Nugini untuk menyingkirkan orang-orang ini dari Vanimo, karena merekalah yang menimbulkan masalah di perbatasan selama ini," ujarnya.
Baca Juga
Foto Panas Gadis Jambi AF (24) Beredar di Instagram, Korban Rencana Menjijikkan Sang Pacar
3 Fakta Video Call Syur Pegawai Bank di Jambi, Dibagi ke 11 Akun Instagram, Foto Si Cantik Tersebar
36 Fakta tentang Kampus UGM, Cerita Hantu Mbak Yayuk Mahasiswa Abadi di Fakultas Ekonomi
8 Misteri Kampus ITB yang Belum Terpecahkan, Bangunan Unik Namun Penuh Rumus dan Rahasia
Tanji merupakan tokoh masyarakat di Wutung, Vanimo, Propinsi West Sepik yang berbatasan langsung dengan distrik Skouw, Jayapura, Indonesia.
Tanji meminta aparat PNG untuk menyelidiki kehadiran dan aktivitas elemen separatis Papua Merdeka demi menjaga keamanan warga setempat.
Menurut dia, warga masyarakat PNG di perbatasan telah menderita akibat ulah para pejuang separatis tersebut.
"Pemerintah PNG hanya perlu melakukan satu hal, pulangkan mereka ke wilayahnya sendiri, yaitu ke Jayapura," ucap Ray Tanji.
Pada 1 Oktober lalu, dilaporkan adanya kontak senjata antara aparat militer RI dan elemen yang terkait dengan gerakan Papua Merdeka.
Akibat peristiwa itu, pihak berwenang langsung menutup akses perbatasan Indonesia - PNG di Skouw-Wutung, Distrik Muara Tami, Jayapura.
Menurut laporan kantor berita Antara, penutupan perbatasan dibenarkan oleh Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI-PNG dari Yonif 713/ST Mayor Inf Dony Gredinand.
Menurut dia, bunyi tembakan terdengar beberapa kali pada Pukul 06.00 WIT menyebabkan kekhawatiran di kalangan warga perbatasan.
Mayor Dony juga membantah adanya aparat keamanan RI yang terkena tembakan, sebagaimana disebutkan dalam laporan yang belum terkonfirmasi bahwa ada dua prajurit RI yang terluka.