Update Harga Emas Awal Oktober Naik Terus, Apa yang Sebenarnya sedang Terjadi?
Data tersebut memperburuk kekhawatiran terhadap pertumbuhan global dan meningkatkan prospek penurunan suku bunga lebih lanjut yang mendorong investor
Update Harga Emas Awal Oktober Naik Terus, Apa yang sedang Terjadi?
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Awal Oktober, harga emas kemarin naik.
Posisi harga emas nyaris menembus level US$ 1.500 per ons troi, setelah data-data ekonomi Amerika Serikat (AS) lebih lemah dari perkiraan.
Data tersebut memperburuk kekhawatiran terhadap pertumbuhan global dan meningkatkan prospek penurunan suku bunga lebih lanjut yang mendorong investor menuju logam safe-haven.
Mengacu Bloomberg pukul 23.00 WIB, harga emas spot naik 1,39% ke posisi US$ 1.499,69 per ons troi.
Baca Juga
Klasemen Liga Champions Terbaru, Inter Milan Terbenam di Dasar Grup, Liverpool di Posisi 2 Sementara
Hasil Liga Champions Tadi Malam, Liverpool vs RB Salzburg, Saling Balas Gol, The Reds Kemas 3 Poin
Bripda Mira Tak Boleh Pulang, Diajak Kapolsek Lakukan Penyamaran Tak Terduga Pakai Kaus Ketat
Sementara emas berjangka AS naik 1,11% menjadi US$ 1.505,40 per ons troi.
"Emas telah menemukan banyak jalur kehidupan. Kami memiliki data ekonomi yang sangat mengecewakan dari AS."
"Hal ini memancarkan tanda peringatan dan memicu kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi, yang juga memicu spekulasi suku bunga yang lebih rendah," kata Lukman Otunuga, Analis FXTM, kepada Reuters.
Indeks manufaktur AS jatuh ke level terendah dalam lebih dari 10 tahun terakhir pada September, karena ketegangan perdagangan yang masih berlangsung membebani ekspor.
Data ekonomi yang lemah mengintensifkan kekhawatiran pertumbuhan global, lalu mengirim bursa saham global ke level terendah dalam satu bulan belakangan.
Laporan ekonomi itu sekaligus meningkatkan harapan untuk pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut oleh bank sentral AS Federal Reserve (The Fed).

"Logam mulia diposisikan untuk terdorong lebih tinggi pekan ini, jika penghindaran risiko tetap menjadi tema pasar yang dominan."
"Melihat gambaran teknis, penembusan intraday di atas US$ 1.485 akan menginspirasi kecenderungan menuju level psikologis US$ 1.500," ujar Otunuga.
Data AS tersebut juga mendorong Presiden Donald Trump mengecam The Fed, dengan mengatakan, bank sentral telah mempertahankan suku bunga terlalu tinggi. Dolar yang kuat sudah melukai pabrik-pabrik AS.