Info Terkini Pemkot Jambi
Hari Kesehatan Lingkungan Sedunia, Syarif Fasha Paparkan Pentingnya Bangun Sanitasi dari Hulu
Acara yang juga dirangkai dengan Penyerahan Penghargaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Berkelanjutan dan Penghargaan kepada...
Bersama Menkes, Fasha Launching Gerakan Adaptasi Perubahan Iklim
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Wali Kota Jambi, Dr H Syarif Fasha, ME, selaku Ketua Umum AKKOPSI (Aliansi Kabupaten Kota Peduli Sanitasi), menghadiri Peringatan Hari Kesehatan Lingkungan Sedunia ke-9 tahun 2019, yang dihelat di Auditorium Gedung Prof. Sujudi, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Jakarta (2/10/2019).
Acara yang juga dirangkai dengan Penyerahan Penghargaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Berkelanjutan dan Penghargaan kepada 42 Sanitarian Terbaik dari Kabupaten/kota se-Indonesia itu, dihadiri langsung oleh Menteri Kesehatan RI Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, Sp.M(K). Turut pula hadir pada acara tersebut, Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI dr. Kirana Pritasari, MQIH, Kepala Daerah penerima penghargaan dan pelaku praktisi kesehatan lingkungan dari seluruh Indonesia.
Menariknya, Peringatan Hari Kesehatan Lingkungan Sedunia ke-9 Tahun 2019 kali ini juga diisi dengan rangkaian kegiatan Lesson Learn, yang menghadirkan Ketua AKKOPSI yang juga Wali Kota Jambi, untuk memaparkan peran penting dan eksistensi AKKOPSI dalam membangun komitmen kepala daerah seluruh Indonesia di bidang sanitasi.
Pada kesempatan itu, Ketua Umum AKKOPSI, Syarif Fasha menceritakan sejarah singkat kehadiran AKKOPSI sebagai wadah kepedulian pemimpin daerah dalam membangun sanitasi, sebagai hal vital dalam pembangunan daerah.
"AKKOPSI lahir 10 tahun lalu, dimulai dengan Deklarasi Jambi oleh 12 Wali Kota se-Indonesia, dimana salah satunya adalah Presiden RI saat ini, Joko Widodo, yang pada masa itu menjabat sebagai Wali Kota Solo. Pada awalnya aliansi ini hanya beranggotakan pemerintah kota, namun berkembang dengan bergabungnya pemerintah kabupaten di Indonesia. Aliansi ini bukan bersifat top down, bukan berdiri atas instruksi pemerintah, namun murni karena kepedulian kepala daerah akan pentingnya sanitasi dalam masyarakat dan pembangunan daerah," ungkap Wali Kota Syarif Fasha.
Wali Kota Fasha juga menjelaskan bahwa sejatinya pembangunan sanitasi harus mendapatkan prioritas utama dalam pembangunan daerah, karena menyangkut kebutuhan dasar masyarakat.
"Isu sanitasi begitu penting saat ini, namun seringkali terlupakan, karena kepala daerah seringkali terjebak pada paradigma pembangunan hanya berbicara tentang infrastruktur fisik, jalan, gedung dan lainnya. Melalui AKKOPSI, kepala daerah sudah sangat peduli dengan sanitasi, membangun lingkungan, membangun sarana air bersih, sebagai kebutuhan yang sangat mendasar, dan dilakukan dari hulu," tambah Wali Kota Jambi dua periode itu.
Lebih lanjut, Fasha menyampaikan bahwa urusan sanitasi, lingkungan dan air bersih, saat ini menjadi concern arah pembangunan yang sangat penting, mendasar dan tidak boleh dinomor duakan dalam perencanaan proses pembangunan daerah.
"Kami butuh dukungan dari pemerintah pusat, dalam bentuk program riil, langsung menyasar pada kebutuhan pemda akan sanitasi. Jadikan AKKOPSI sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat, untuk membangun budaya bersih dan sehat ditengah masyarakat. Sehingga kedepan, tidak ada lagi kita temui bayi lahir stunting, angka kematian ibu melahirkan, dan permasalahan kesehatan lainnya pada masyarakat," pungkas Fasha.
Ditempat yang sama, dalam orasi ilmiahnya, Menteri Kesehatan, menyampaikan beberapa pesan penting dari lesson learn Wali Kota Jambi yang mendapat perhatian khusus darinya.
"Saya sangat setuju dengan Ketua AKKOPSI yang menyampaikan bahwa kita harus bekerja di hulu, bukan dihilir. Jika kita memprioritaskan pembangunan sanitasi di hulu sebagai prioritas utama dalam pembangunan daerah, maka budaya sehat pada masyarakat melalui perilaku hidup sehat, akan dengan sangat mudah terwujud. Saya juga sangat setuju, dengan adanya sanitasi yang baik, ditambah dengan ber-PHBS dan menjaga kesehatan masyarakat, maka tidak akan ada namanya stunting dan kematian ibu saat melahirkan," ujarnya.
Lebih lanjut, Menkes juga menjelaskan, bahwa institusi yang dipimpinnya akan mendorong kementerian lain untuk mewujudkan berbagai harapan yang disampaikan oleh Ketua AKKOPSI dalam kesempatan itu.
"Kami di Kemenkes terus memicu untuk merubah perilaku masyarakat agar tidak membuang air besar sembarang, dan mendorong sanitasi yang baik. Kami sependapat, dalam hal ini juga ditentukan oleh komitmen kepala daerah. Berkaitan dengan insentif anggaran dan program bagi daerah, saya akan meneruskan apa yang disampaikan oleh Ketua AKKOPSI dengan berbicara lebih lanjut bersama Bappenas. Tentunya Kesehatan dapat dicapai dengan kerja bersama. Lebih bersih tentunya akan lebih sehat. Hal besar ini harus dikerjakan secara holistik, tidak bisa dikerjakan sendiri. Kami percaya itu dapat dimulai dengan kepemimpinan dan rencana aksi daerah" pungkas Menkes Nila F. Moeloek.
Peringatan Hari Kesehatan Lingkungan Sedunia ke-9 Tahun 2019, diakhiri dengan Launching Gerakan Adaptasi Perubahan Iklim oleh Kemenkes RI, yang ditandai dengan penekanan tombol sirine, secara bersama oleh Menkes, Ketua Umum AKKOPSI, Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI, dan Duta Sanitasi, Ikke Nurjanah.