6 Penyebab Henti Jantung, Sering Disebut Angin Duduk, Berikut Cara Pencegahannya, 6 Menit Menentukan
Henti jantung atau cardiac arrest adalah kondisi detak jantung yang tiba-tiba berhenti. Cardiac arrest bisa terjadi pada siapa pun, kapan pun dan di m
6 Penyebab Henti Jantung, Sering Disebut Angin Duduk, Berikut Cara Pencegahannya, 6 Menit Menentukan
TRIBUNJAMBI.COM - Henti jantung atau cardiac arrest adalah kondisi detak jantung yang tiba-tiba berhenti. Cardiac arrest bisa terjadi pada siapa pun, kapan pun dan di mana pun.
Kondisi ini dapat ditandai dengan hilangnya kesadaran dan napas yang berhenti.
Kondisi ini terjadi karena gangguan listrik di jantung, yang mengakibatkan pompa jantung terhenti. Akibatnya, aliran darah ke seluruh tubuh juga terhenti.
Dilansir dari Kompas.com, Ketua Pusat Penelitian Kardiovaskuler Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad), Prof A Purba mengatakan, cardiac arrest disebabkan banyak hal.
Baca: Punya Istri 4, Pria Ini Ngaku Penyuka Sesama Jenis Ibu Nekat Sewa 5 Pembunuh Bayaran Habisi Anaknya
Baca: ISTRI Imam Nahrawi Curhat Pasca Suaminya Ditahan KPK: Shobibah Rohmah Unggah Tulisan Terbarunya
“Pertama, adanya serangan jantung mendadak yang disebut angin duduk. Setelah serangan angin duduk tiba-tiba jantung tidak berdenyut lagi,” ujar Purba kepada Kompas.com, belum lama ini.
Penyebab kedua, adanya penebalan dinding jantung yang disebut kardiomiopati. Penebalan ini berkaitan dengan penebalan pada otot jantung.
Ketiga, kelainan sistem listrik jantung. Purba mengatakan, jantung berdetak karena ada aliran listrik secara teratur dari pusatnya.
“Penyebab berikutnya adalah kelainan pembuluh darah jantung akibat pengapuran,” imbuhnya.
Penyebab selanjutnya yaitu tiba-tiba jantung berdetak dengan cepat. Normalnya antara 60-100, tapi ada yang sampai 150-200 dan itu sangat mematikan.
“Kalau jantung berdenyut cepat atau fibrilasi, tidak ada darah yang dipompa, cuma berdenyut saja,” tuturnya.
Penyebab terakhir yang paling sering adalah kelainan katup jantung. Antara bilik kiri kanan, serambi kiri kanan, otot jantung ada gangguan, sehingga aliran di sana menjadi kacau.
Baca: Download Lagu MP3 Dangdut Koplo Full Album 2019, Ada Video Nella Kharisma dan Via Vallen Terbaru
6 Penyebab Henti Jantung (Cardiac Arrest)
- 1. Serangan jantung mendadak disebut Angin Duduk
- 2. Penebalan dinding jantung (Kadiomiopati)
- 3. Kelainan sistem listrik jantung
- 4. Kelainan pembuluh darah jantung akibat pengapuran
- 5. Jantung tiba-tiba berdetak cepat (fibrilasi)
- 6. Kelainan katup jantung
Purba menjelaskan, gejala cardiac arrest biasanya diawali pusing luar biasa, diikuti napas pendek tersengal-sengal.
Kemudian dada terasa sakit luar biasa, detak jantung tidak teratur dan tambah cepat. Jika sudah seperti itu, biasanya diikuti kejang-kejang. Baik di tangan, kaki, dan akhirnya pasien pingsan.
“Kalau kita temukan seperti itu, kita berlomba dengan waktu. Sebab meninggalnya seseorang karena cardiac arrest bukan karena tidak ada ahli jantung atau bukan karena fasilitas UGD, tapi ditentukan siapa yang menemukan pertama kali,” imbuhnya.
“Karena jantung tidak boleh kekurangan oksigen, kekurangan darah lebih dari 6 menit,” tuturnya.
Baca: VIDEO Viral Pohon Durian Unik, Bukan Diatas, Melainkan Buah Tumbuh dari Akar, Bikin Geger Warga
Gajela Cardiac Arrest Biasanya Diawali :
- 1. Pusing-pusing luar biasa
- 2. Napas pendek tersengal-sengal
- 3. Dada terasa sakit luar basa
- 4. Detak jantung tak teratur dan bertambah cepat
- 5. Kejang-kejang di tangan dan kaki
- 6. Pingsan
Bila masyarakat menemukan orang dengan detak jantung tidak berdenyut, tidak bernapas, segera beri bantuan hidup dasar (CPR).
“Pompa jantungnya, beri pernapasan dengan meniup mulutnya. Sambil kita bawa ke UGD terdekat,” ungkapnya.

Baca: PENGAWAL Pribadi Raja Salman, Jenderal Abdul Aziz Tewas Ditembak: Pekerja Asal Filpina pun Terluka
Pencegahan
Untuk mencegah cardiac arrest lakukanlah pola hidup sehat. Kemudian periksakan diri atau medical check up secara teratur.
Untuk orang yang kurang dari usia 40 tahun cukup setahun sekali. Namun bagi orang berusia 40 tahun ke atas, lakukan pemeriksaan dua kali setahun.
“Kalau sakit jantung terasa nyeri, bagus ada gejalanya. Yang tidak terasa, yang jadi masalah. Itu terjadi kalau kita jarang check up. Nah, biasanya ditemukan waktu medical check up,” imbuhnya.
Kemudian, olahraga yang rutin. Namun yang harus diingat, saat olahraga, banyak orang lupa kalau dia bukan atlet. Ia memacu jantungnya untuk menang, padahal tidak mampu.
Karenanya, untuk mencegah cardiac arrest, olahraga yang dilakukan sebaiknya berjenis aerobik. Seperti jalan, berenang, naik sepeda, minimal 3 kali seminggu dan maksimal 5 kali dengan durasi 30-60 menit.
“Bedakan antara olahraga kesehatan dengan olahraga prestasi,” tuturnya.
Hal selanjutnya yang harus diperhatikan adalah manajemen stres, yakni menghindari stres atau mengelolanya agar tidak menjadi masalah kesehatan.
(Penulis Kontributor Bandung, Reni Susanti/KOMPAS)
Baca: Klasemen Sementara Liga 1 2019 Pekan 21, Persija Jakarta Semakin Teperosok? Nasib Persib Bandung